Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Aliansi Sayap Kiri Prancis Bersumpah Akui Negara Palestina 'Secepat Mungkin'

Jean-Luc Melenchon, seorang pemimpin terkemuka aliansi sayap kiri, menegaskan kembali komitmennya untuk mengakui Negara Palestina.

10 Juli 2024 | 04.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jean-Luc Melenchon, pemimpin partai oposisi sayap kiri Prancis La France Insoumise (France Unbowed - LFI), menyampaikan pidato di atas panggung saat kampanye dengan anggota aliansi partai-partai sayap kiri yang disebut "Nouveau Front Populaire" (New Front Popular - NFP), di Place de la Republique setelah hasil parsial pada putaran pertama pemilu parlemen awal Prancis di Paris, Prancis, 30 Juni 2024. REUTERS/Fabrizio Bensch/File Photo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jean-Luc Melenchon, seorang pemimpin terkemuka aliansi sayap kiri New Popular Front (NPF), telah menegaskan kembali komitmennya untuk mengakui Negara Palestina setelah kemenangan koalisinya dalam pemilu Prancis baru-baru ini. Pemilihan awal, yang diprakarsai oleh Presiden Emmanuel Macron, diakhiri dengan New Front Popular – aliansi empat partai kiri-hijau – yang mendapatkan kursi terbanyak di parlemen tetapi tidak mencapai mayoritas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Partai terbesar dalam aliansi ini, France Unbowed, dipimpin oleh Melenchon.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Merayakan kemenangan pemilu, Melenchon mengindikasikan kesiapan mereka untuk membentuk pemerintahan, dengan menegaskan: "Kita akan memiliki perdana menteri dari New Popular Front."

Melenchon menyoroti potensi keputusan signifikan yang akan dibuat "dengan dekrit" di tingkat nasional dan internasional, dengan menekankan bahwa mengakui Negara Palestina akan menjadi salah satu tindakan pertama mereka "secepat mungkin."

Pada putaran kedua yang diperebutkan dengan ketat, kelompok kiri dan pendukung Presiden Emmanuel Macron secara diam-diam bekerja sama melawan kelompok sayap kanan.

Meskipun demikian, tidak ada aliansi yang mencapai mayoritas absolut yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan secara independen.

Aliansi Together for the Republic pimpinan Macron mendapatkan 150 kursi, sementara aliansi National Rally yang beraliran kanan-jauh mendapatkan 125 kursi.

Tidak adanya mayoritas absolut, yang didefinisikan sebagai 289 wakil di parlemen, mengharuskan adanya kolaborasi di antara berbagai partai politik dan aliansi untuk membentuk pemerintahan baru.

Pembentukan pemerintahan ini akan bergantung pada kemampuan NPF untuk menjalin koalisi dengan partai-partai sentris tanpa perpecahan internal.

Mengakui Negara Palestina adalah janji utama NPF selama kampanye mereka, yang mencerminkan sikap mereka terhadap isu-isu internasional dan komitmen terhadap perubahan kebijakan luar negeri Prancis.

Hasil pemilu menandai pergeseran signifikan dalam lanskap politik Prancis, dengan aliansi sayap kiri yang siap untuk mempengaruhi arah masa depan negara tersebut.

MIDDLE EAST MONITOR

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus