Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara mengklaim telah mengidentifikasi rencana Amerika Serikat terbaru untuk menjatuhkan negara itu dengan menyasar sektor olahraga. Kantor Berita resmi Korea Utara, KCNA melaporkan tentang pernyataan Komisi Bimbingan Olahraga Nasional tentang niat Washington itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komisi Bimbingan Olahraga Korea Utara mengungkapkan Amerika Serikat telah berencana memasukkan peralatan olahraga dalam pembatasan perdagangan yang akan diberlakukan di Korea Utara. Komisi menyesalkan rencana Amerika.
Baca: Korea Utara Tolak Sanksi PBB Usulan AS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kegiatan olahraga yang mempromosikan persahabatan di antara orang-orang di dunia dan perkembangan peradaban manusia seharusnya tidak disalahgunakan dalam hal apapun untuk tujuan politik yang mengerikan," kata Juru bicara Komite Bimbingan Olahraga Nasional, seperti yang dilansir Newsweek pada 27 Oktober 2017.
Juru bicara bicara itu menambahkan rencana Amerika itu merupakan tindakan yang akan menghancurkan peradaban modern sambil berusaha untuk menggulingkan ideologi dan budaya Korea Utara.
Kim Jong Un menjadikan olahraga dan kompetisi internasional negaranya, penghubung terbesar Korea Utama dengan dunia luar.
Baca: Korea Utara Ancam Bumi Hanguskan AS dan Tenggelamkan Jepang
Komisi Bimbingan Olahraga Nasional juga menyalahkan tekanan Amerika yang memaksa pertandingan sepak bola antara Korea Utara-Thailand yang dijadwalkan diadakan di Pyongyang, harus dipindah ke Bangkok. Selain itu komisi juga menyalahkan campur tangan Amerika Serikat untuk keputusan Federasi Judo Internasional pada April 2017 yang memindahkan Kejuaraan Judo Junior Junior 2017 ke Kroasia yang seharusnya di Korea Utara. Lalu, keputusan Federasi Angkat Besi Internasional awal bulan ini untuk merelokasi Kejuaraan Dunia IWF 2018 ke Uzbekistan dari Korea Utara.
Badan olahraga Korea Utara juga mengecam kampanye pimpinan Amerika untuk mengisolasi Korea Utara atas program rudal nuklir dan balistiknya setelah Australia menolak untuk mengizinkan tim sepak Korea Utara masuk guna mengikuti pertandingan kualifikasi kejuaraan Konfederasi Sepak Bola Asia yang dijadwalkan bulan depan.
Korea Utara berpendapat bahwa pengembangan persediaan nuklir dan balistik diperlukan untuk mencegah invasi, namun Amerika dan banyak negara lainnya menolak pendirian ini.
Baca: Para Ahli: Korea Utara Menuju Kiamat Jika Terus Uji Nuklir
Selain meningkatkan kemampuan militernya, Korea Utara telah menginvestasikan sejumlah besar sumber daya terbatasnya di tim olahraga nasionalnya, termasuk pembangunan stadion terbesar di dunia, Rungrado 1st of May Stadium, pada tahun 1989. Kompetisi olahraga internasional menawarkan Korea Utara kesempatan untuk memamerkan prestasi atletiknya di panggung global dan interaksi yang langka antara negara yang terkenal rahasia itu dengan dunia luar.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un diyakini memiliki afinitas khusus untuk basket. Cinta pemimpin tertinggi seribu tahun untuk basket menjadi berita utama pada Februari 2013, saat dia tiba-tiba bertemu dengan mantan bintang NBA Dennis Rodman dan Harlem Globetrotters dalam sebuah perjalanan yang diatur oleh Vice News.