FOTONYA ada di mana-mana, bahkan juga di dalam taksi, di
resoran dan tempat hiburan malam. Gambar Saddam Hussein yang
berkumis tebal itu tidak pernah absen.
Presiden ke-3 dari Republik Irak ini memang orang kuat untuk
negerinya. Ketika Ahmad Hassan al-Bakr menjabat presiden, Saddam
jadi wakilnya. Kursi kepresidenan didapatnya Juli tahun lalu
dengan lancar. Tahun 1979, ayah dari 5 orang anak ini mendapat
pangkat mayor jenderal (tituler) dan berhasil pula meraih Ph.D.
dalam strategi militer. Baru Saddamlah -- orang sipil Irak --
yang mendapat pangkat tertinggi demikian.
Kini, dia merangkap banyak jabatan. Termasuk menjabat Wakil
Sekjen Partai Baath Suriah-Irak, Ketua Dewan Komando Revolusi
Irak, Perdana Menteri dan sekaligus Panglima Angkatan
Bersenjata. Bila Saddam muncul di depan umum dalam acara negara
-- seringkali tanpa dicantumkan dalam program -- sambutan para
hadirin bukan main. Selain tepuk tangan yang riuh, biasanya ada
elu-eluan untuk pemimpin ini Ghali Saddam Ghali, Ghali Raeesna
Ghali (Mulialah Saddam Mulia, Junjungan Presiden Tercinta).
Ia lahir 43 tahun lalu dari keluarga petani di Tikrit, sebuah
desa di sebelah utara Baghdad. Ayahnya meninggal ketika Saddam
masih dalam kandungan ibunya. Pamannya, Khairallah Talfah --
yang di tahun 1941 terkenal sebagai tokoh pejuang yang
anti-Inggris -- membesarkan dan menggemblengnya ke kancah
politik. Saddam di tahun 1957 sudah masuk Partai Baath dalam
usianya baru 20 Tahun 1959, konon Saddamlah yang menembak
Jenderal Abdul Karim Kasim, Perdana Menteri Irak. Saat itu
Partai Baath tidak mendapat angin, dan golongan Nasserite yang
berkuasa. Saddam pernah menjadi orang buronan dan beberapa kali
dipenjarakan karena kegiatan politiknya. Dan pernah ia belajar
di Kairo.
Pada saat Partai Baath berkuasa tahun 1968, Saddam dianggap
tiang utama untuk partainya. Ia dikenal radikal. Begitu ia
menjabat presiden, kaum Baath moderat disingkirkannya.
Sedikitnya 22 orang (termasuk saudara iparnya sendiri) dijatuhi
hukuman mati. Seorang berhasil lolos. Duapuluh orang lainnya
dijatuhi hukuman seumur hidup. Semua itu dengan alasan
"anti-revolusi Irak". Namun Hassan al-Bakr, bekas presiden,
masih diizinkannya mendapat hak pensiun dan tetap dihormatinya.
Kehidupan keluarga Saddam Hussein tidak banyak diketahui oleh
rakyat Irak. Mereka juga tidak tinggal di istana al-Salaam yang
bertingkat lima dan berkebun mawar itu. Istrinya jarang tampil
ke muka sebagai layaknya seorang first lady. Tapi dia muncul
bersama suaminya dalam jamuan makan siang bulan lalu untuk para
delegasi Kongres Federasi Wanita Irak. Cukup cantik dan berambut
sedikit merah, istri presiden itu bekas guru SD.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini