Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dari Khomeini Dianggapnya Teleks

Konflik iran-irak, masalah perairan shatt-al-arab, makin memuncak namun perang belum terjadi. irak mencoba menonjolkan diri.

12 April 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENJELANG musim panas pertengahan tahun ini es yang ada di pegunungan Kurdistan meleleh dan biasanya menyebabkan air sungai pasang. Kurdistan selalu membangkitkan sengketa Irak-Iran. "Kami sudah bertikai sejak bebuyutan," ujar Mentri Perminyakan Tajif Abdul Karim, 5 tahun. Tajif -- berambut merah dan bersikap ramah -- mau menjawab pertanyaan apa saja dari wartawan. Dari balik kacamatanya, Tajif memandang tajam seakan minta pengertian. Konflik Irak dengan Iran diramalkannya akan berlanjut "selama Iran tidak menghormati kami, bangsa Arab." Sebelum Paris, Khomeini pernah bermukim di Najaf -- kota suci bagi kaum Syi'ah, tempat makam Imam Ali, menantu Nabi -- selama 14 tahun. Justru Irak memusuhi Iran yang kini dipimpin Ayatullah Rohullah Khomeini, bekas pelarian itu. Suratkabar resmi Partai Baath Al Thawrah atau Baghdad Observer sering memberitakan di halaman pertama segala yang jelek tentang Iran, seperti "pasukan Khomeini disergap". Atau "Syah dan Khomeini bagaikan satu uang logam yang bermuka dua." Sebaliknya, kantor berita Pars dari Teheran tidak jarang menulis: "Irak mendalangi kerusuhan di perbatasan," atau "Baath Irak telah kemasukan orang-orang CIA." Yang paling puncak adalah "Putuskan saja hubungan Iran dengan Irak." Ada beberapa masalah yang membuat kedua negara itu saling menuduh. Antara lain, masalah perairan Shatt-al-Arab. Basra, satu-satunya "mulut" Irak menuju lautan berada di jalur perairan Shatt-al-Arab. Di perbatasan ini pula letak kota Abadan, milik Iran. Semua ini berada di Teluk Persia, yang kini oleh negara-negara Arab dinamakan Teluk Arab. Sedang Iran dan Irak mempunyai peta sendiri-sendiri dengan batas yang berbeda. Perjanjian rekonsiliasi ditandatangani kedua pihak dalam tahun 1975, dengan Aljazair sebagai penengah. Perjanjian ini menyebutkan bahwa Irak harus memberikan uang kompensasi kepada sekitar 65.000 orang Iran yang harus angkat kaki dari daerah yang kini resmi jadi wilayah Irak. Sebaliknya, Teheran juga harus sanggup memulangkan pengungsi Kurdi yang menetap di Iran. Dalam hal ini keduanya masih terbentur. Suku bangsa Kurdi memang bagaikan dui dalam daging baik bagi Irak maupun Iran. Kawasan mereka di pegunungan Kurdistan, yang melebar melewati Iran-Irak-Turki, kebetulan kaya akan sumber minyak. Sebelum suku bangsa Kurdi Irak diberi hak otonomi di tahun 1970, ada sekitar 200.000 orang Kurdi yang mengungsi ke Iran, termasuk Pesh Merga, pejuang kemerdekaan Kurdi yang berarti "maju untuk rnati". Biarpun syarat pengampunan berkali-kali diserukan oleh Irak, hanya separuh yang kembali. Pemerintah Baath Iran berusaha betul untuk menghilangkan rasa etnosentrisme Kurdi. Sebagai bukti, Wakil Presiden 'kan cuma ban serep saja," ujar seorang Kurdi di Mosul, kota terbesar di bagian utara Irak. Setengah berbisik, orang itu berkata lagi: "Biar diberi otonomi, kami tetap diawasi terus." Irak mengerahkan pasukan para khusus yang berkekuatan 5.000 orang untuk menjaga perbatasan. Daerah yang dianggapnya paling gawat sepanjang 250 km. Sementara itu. Masoud Barzani, anak dari tokoh pejuang Kurdi yang telah meninggal di AS, tetap bertekad akan berperang melawan tentara Irah. Konon gerakan Barzani ini dibiayai Iran. Posisi Irak, yang berpenduduk 12,5 juta, secara geografis diapit oleh beberapa negara yang lebih besar. Iran di sepanjang perbatasan timurnya mempunyai penduduk 3 kali lipat dengan kekuatan tentara yang lebih besar pula. Beberapa kota seperti Kerbala, Najaf dan Kufa mempunyai kekuatan Syi'ah yang di Iran merupakan mayoritas. Kebanyakan orang Baath Irak yang kini berkuasa menganut aliran Sunni. Walaupun ada usaha Baghdad menghilangkan ketegangan, tokoh Syi'ah Irak, Ayatullah Mohammad Bakr al Sadr mengalami tahanan rumah sejak Juni 1979 di Kerbala. Iran 31 orang tokoh Syi'ah lainnya diminta meninggalkan Irak. Di bawah pimpinan Saddam Hussein (lihat box), Irak telah membantu Somalia agar bisa dicap netral. Tadinya, tahun 1972, Irak mengikat perjanjian persahabatan dengan Uni Soviet untuk jangka waktu 15 tahun. Hingga 95% perlengkapan militernya berasal dari Rusia. Tapi Irak kini berusaha mendapatkan 2 skwadron Mirage dan perlengkapan persenjataan lainnya dari Prancis. Dengan hasil minyaknya yang mencapai 3,7 juta barrel/hari, Irak ingin menonjol di Timur Tengah. Dan Baghdad kini bebenah diri dengan berbagai gedung tinggi dan baru. Tahun 1982, kota 1001 Malam ini akan menjadi tuanrumah bagi Konperensi Non-Blok. Tapi gambaran kemiskinan masih menyolok di negeri tersebut. Namun daerah perkampungan termiskin seperti al-Thawra (Baghdad utara) sedang akan diubahnya menjadi tempat pemukiman yang lebih layak dalam tempo 5 tahun. Walaupun kelihatannya aman, Irak belum tentu tenang. Misalnya ada berita tentang seorang pemuda bernama Talib Karim Alwan melakukan kerusuhan di Kerbala November lalu. Kantor berita resmi Irak, INA, mengabarkan kerusuhan itu, yang menyebabkan 4 orang meninggal, adalah atas perintah Khomeini. Dan Talib sudah dihukum gantung. Berita lain yang lebih mengejutkan terjadi di Baghdad sendiri. Seorang pemuda Iran, demikian INA baru-baru ini telah mencoba membunuh Wakil Perdana Menteri (dan anggota Dewan Revolusi) Tareq Aziz. Sang Wakil PM hanya cedera pada kakinya akibat lemparan granat Sang pemuda Samir Noor Ali, kabarnya telah ditembak mati di tempat. Dan biasanya disebut Iran untuk segala yang jelek.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus