Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Anak Presiden Membikin Setori

20 Juni 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juan Miguel Macapagal Arroyo, 36 tahun, tumbuh dalam keluarga politisi. Kakeknya, Diasdado Pangan Macapagal, adalah Presiden Filipina pada 1961-1965. Kini, ibunya, Gloria Macapagal Arroyo, juga menduduki jabatan serupa. Menjadi anggota Senat pada 1992, karier politik Gloria Arroyo melejit hingga naik ke kursi presiden pada 2001. Si sulung Juan Miguel mengikuti jejak ibu dan kakeknya dengan meretas karier di dunia politik.

Alumni University of California, Berkeley, yang akrab dipanggil Mikey ini bergabung dengan LAKAS—partai penyokong Gloria Arroyo. Dia juga sempat menjadi sekretaris jenderal kelompok muda partai itu (LAKAS-Kampi Youth National). Pada 2001, Mikey dan ibunya sama-sama sukses dalam kampanye mereka. Gloria menjadi presiden, Mikey terpilih sebagai Wakil Gubernur Provinsi Pampanga di wilayah Luzon, utara Manila.

Tapi sejak saat itu pula Mikey mulai dirundung skandal. Pada 2003, dia dilaporkan ke pengadilan dengan tuduhan mengimpor 32 ekor kuda dari Australia secara ilegal. Dia juga dituding mencatut nama Komisi Olahraga Filipina agar terhindar dari keharusan membayar pajak. Tapi Mikey mati-matian membantah dan kasus hukumnya menguap begitu saja. "Mereka (lawan politik Arroyo) membidik Mikey untuk melukai Presiden," ujar Noel Flores, juru bicara Juan Miguel ketika itu.

Pada 2003, Mikey masuk ke kursi anggota Kongres—mewakili Pampanga. Dan skandal tetap saja menempelnya. Februari lalu, misalnya, satu kelompok yang menamakan diri "Abakada Guro" mengirim surat ke kantornya. Mereka meminta dia menghentikan rencananya memproduksi film Six in the City. Permintaan itu ditepisnya.

Menurut Mikey, dengan membuat film, dia telah menyediakan pekerjaan bagi banyak orang. "Jika pengadilan memerintahkan supaya berhenti, saya akan taat. Tapi, sebelum itu, saya akan jalan terus. Ini sama sekali tidak akan menghalangi tugas saya sebagai wakil rakyat," ujarnya. Kuda dan film memang kegemaran Mikey. Dia bahkan pernah membintangi beberapa film dan merencanakan akan tampil di film Sablay ka na, Pasaway ka pa bersama artis Filipina, Ethel Booba.

Baru dalam kasus Jueteng (wanita yang membuka kasus lotere ilegal di Filipina) yang meruak dua pekan lalu, Mikey kena batunya. Tuduhan itu sekaligus membuka skandal baru yang mengaitkan dirinya dengan dana kampanye Wakil Gubernur Pampanga pada 2001. Dalam satu testimoni di hadapan Kongres Filipina dua pekan lalu, Wilfredo Mayor, salah satu saksi, mengatakan Mikey menerima uang suap untuk melindungi aktivitas bandar lotere ilegal itu melalui seorang sahabatnya. Uang itu ia gunakan untuk membiayai kampanyenya.

Mikey membantah. Namun kasus Jueteng terlalu besar untuk diabaikan. Apalagi, pada saat yang sama, ibunya juga mendapat tekanan serius: dituduh telah mencurangi pemilu.

Puncaknya, Mikey mengajukan permohonan cuti tanpa batas waktu dari Kongres pada pekan lalu. "Ini langkah bodoh yang saya ambil untuk membersihkan nama saya. Saya merasa berutang kepada keluarga dan rakyat Pampanga yang saya wakili," katanya.

Beberapa temannya menyodorkan jalan keluar yang lain: agar Mikey berhenti berpolitik dan menekuni kariernya di film.

Philipus Parera (INQ7.net/macapagal.com/abs-cbnnews/sunstar.com )

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus