Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BEIJING - Cina menetapkan anggaran militernya menjadi 7,5 persen pada 2019 dibandingkan dengan 2018 yang sebesar 8,1 persen. Jumlah itu masih melampaui target pertumbuhan ekonomi Cina pada tahun ini sebesar 6 persen hingga 6,5 persen. "Kami akan menerapkan strategi militer untuk era baru, memperkuat pelatihan militer di bawah kondisi pertempuran, serta dengan tegas melindungi kedaulatan Cina, kepentingan keamanan, dan pembangunan," ujar Perdana Menteri Li Keqiang dalam rapat tahunan Kongres di parlemen, seperti dilansir Reuters, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rancangan laporan anggaran yang diserahkan ke rapat tahunan Kongres Rakyat Nasional atau National People’s Congress (NPC) menunjukkan anggaran militer Cina pada 2019 sebesar 1,19 triliun yuan atau sekitar US$ 177,61 miliar (setara Rp 2.486 triliun). "Kami selanjutnya menerapkan strategi integrasi militer-sipil serta mempercepat inovasi dalam sains dan teknologi yang berkaitan dengan pertahanan," ujar Li.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggaran militer Cina selama empat tahun mengalami fluktuasi. Pada 2016 sebesar 7,6 persen dan pada 2017 turun menjadi 7 persen. Namun pada tahun berikutnya meningkat menjadi 8,1 persen dan turun kembali menjadi 7,5 persen pada tahun ini.
Juru bicara kongres tahunan NPC, Zhang Yesui, mengatakan bahwa peningkatan anggaran militer Cina dibanding pada 2016 dan 2017 adalah hal yang wajar. "Kenaikan itu bertujuan memenuhi permintaan negara dalam menjaga keamanan nasional dan reformasi militer dengan karakteristik Cina," kata dia.
Beijing tidak merinci anggaran pertahanannya. Namun pembangunan kekuatan militer Cina membuat negara-negara tetangganya terkejut, terutama terkait dengan sengketa wilayah di Laut Cina Timur dan Selatan, juga di Taiwan, wilayah otonomi yang diklaim Beijing sebagai miliknya.
Negara jiran juga khawatir tidak transparannya Cina bakal menambah ketegangan regional. "Jepang ingin melihat tingkat transparansi kebijakan pertahanan dan militerisasi Cina," ujar juru bicara pemerintah Jepang, Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga, kemarin. "Kami akan terus memantau situasi dengan cermat dan berusaha terlibat dengan Cina dalam dialog keamanan untuk mendapatkan klarifikasi."
Anggaran militer Cina menempati urutan ke-2 terbesar di dunia, di bawah Amerika Serikat. Sebagai perbandingan, Presiden Amerika Donald Trump mengajukan US$ 750 miliar (Rp 10.500 triliun) kepada Kongres untuk anggaran militer Amerika pada 2019.
Sejumlah diplomat dan pengamat militer menilai besaran anggaran militer Cina mungkin lebih sedikit daripada angka sebenarnya bagi anggaran untuk Tentara Pembebasan Rakyat, angkatan bersenjata terbesar di dunia. Tentara Pembebasan Rakyat berada dalam program modernisasi yang diawasi Presiden Xi Jinping.
Adapun Cina mengatakan negaranya berkomitmen bagi pembangunan perdamaian. "Cina tidak mengekspor revolusi, kelaparan, atau kemiskinan, serta tidak ikut campur dalam urusan negara lain. Jadi, dari mana datangnya ancaman ini?" demikian ditulis portal berita resmi China Military Online.
Militer Cina secara khusus berfokus pada persoalan Taiwan. Perdana Menteri Li mengatakan Cina menentang segala upaya kegiatan separatis dan upaya mencapai kemerdekaan Taiwan.
President Tsai Ing-wen mengatakan ingin mempertahankan status quo dengan Cina tapi akan mempertahankan keamanan dan demokrasi Taiwan. "Tiongkok mengklaim bahwa mereka tidak akan menyerah mencaplok Taiwan, jadi kami selalu berhati-hati," ujar Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang. Ihwal ancaman militer Tiongkok, kata Su, "Kami tidak takut bertarung dan kami tidak akan menantang (Cina), tapi kami siap bertarung." GLOBAL TIMES | REUTERS | XINHUA | SUKMA LOPPIES
Lima Kekuatan Militer Dunia
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo