Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Anne Frank dari Aleppo Timur

19 Desember 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIA baru saja kehilangan dua gigi serinya. Bana Alabed memang baru berusia 7 tahun, tapi ia sudah memiliki pengikut hingga 200 ribu di akun Twitter-nya. Di kawasan Aleppo timur, yang dalam beberapa pekan terakhir menjadi sasaran amuk pesawat tempur Rusia, dia bercerita tentang pasokan makanan keluarga yang semakin tipis.

"Saya sangat menyukai buah, dan kini sangat sulit memperolehnya," kata Bana seperti ditulis CNN, dua pekan lalu. Di sebuah rumah, di lingkungan yang mulai porak-poranda karena serangan itu, Bana tinggal bersama orang tua dan kedua adiknya. Mungkin karena ruang geraknya yang sempit dan terisolasi itulah orang menjulukinya Anne Frank dari Suriah. Anne Frank gadis Yahudi Belanda yang menulis catatan harian dari persembunyiannya tatkala negerinya di bawah pendudukan Nazi.

Pasukan pemerintah Bashar al-Assad tanpa ampun menggempur Aleppo timur, yang dikuasai pemberontak Suriah. Sejak itu, Bana tidak lagi bisa bersekolah dan bermain bersama anak tetangganya. Dunia terperenyak ketika Bana mengunggah foto reruntuhan rumah salah seorang teman bermainnya pada akhir September lalu. "Teman saya tewas dalam serangan ini. Saya sangat merindukannya," demikian cuit Bana.

Di bawah suasana yang ingar-bingar oleh dentuman bom, si kecil Bana belajar bahasa Inggris dari ibunya, lalu perlahan-lahan mempraktekkannya lewat cuitan di Twitter. Akhir September lalu, sang ibu, Fatemah, membuat akun di Twitter untuk putri sulungnya itu. Terus terang Fatemah masih membantu Bana untuk menulis kalimat dalam bahasa Inggris.

Mereka melaporkan kehidupan sehari-hari di tengah kecamuk perang di Aleppo timur. Fatemah menegaskan bahwa kisah anaknya adalah teriakan minta tolong. "Kami berharap dunia mendengar. Dunia akan mendengar anak saya memohon perang dihentikan," ujar Fatemah kepada CNN, Ahad dua pekan lalu.

Pada 30 November lalu, giliran Fatemah mencuit dengan kata-kata yang ditujukan langsung kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama. "Keluarga kami menderita bersama warga Aleppo timur. Apakah kami dapat dibantu keluar dari sini?"

Keluarga ini rela menempuh semua risiko demi mendapatkan perhatian dunia. Salah satu kekhawatiran terbesarnya: bagaimana nasib mereka jika lokasi persembunyian keluarga Alabed terendus pasukan yang loyal kepada Presiden Bashar al-Assad. Keluarga Alabed mulai bersembunyi setelah rumah mereka hancur dalam serangan udara pada 27 November lalu.

"Saya menerima pesan ancaman di Twitter dari orang-orang pro-Assad. Untuk itu kami menyembunyikan tempat tinggal. Bahkan orang tua saya tidak tahu di mana kami bermukim," Fatemah menambahkan. Meski puluhan ribu warga Aleppo timur telah mengungsi dalam dua bulan terakhir, Fatemah belum berani ikut eksodus yang berduyun-duyun meninggalkan kota karena khawatir akan keselamatan keluarganya.

Fatemah mengakui banyak orang skeptis akan kebenaran kisah Bana. Bahkan banyak yang menuding Bana hanyalah tokoh rekaan untuk mengundang simpati. Keputusan Fatemah untuk menerima wawancara dengan CNN adalah upaya dia buat membuktikan bahwa keluarganya nyata. "Kami orang nyata dan bukan propaganda. Kami adalah warga Aleppo."

Dalam akun Twitter, Fatemah menyebutkan mereka menggunakan telepon seluler dan pengisi baterai dengan tenaga matahari untuk menjawab keraguan sebagian pihak. Fatemah pun mengakui, sebagai guru bahasa Inggris, ia membantu Bana menuliskan kalimatnya di Twitter. "Saya harus memastikan suara Bana merengkuh dunia," ucap Fatemah sambil menggandeng Bana.

SITA PLANASARI AQUADINI (THE STAR, THE TELEGRAPH, THE NEW YORK TIMES)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus