Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Antara Senyum Khatami dan Fatwa Khamenei

Dewan Pengawal mulai melunak, tapi kubu reformis tetap menuntut Ayatollah Khamenei turun tangan. Apa peran Dewan Kelayakan?

8 Februari 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SENYUM lebar tetap menyemburat dari wajah Presiden Iran Mohammad Khatami. Padahal beban berat menggelayuti pundaknya. Di depan pers dan pendukungnya, Kamis pekan silam, ia masih optimistis adanya jalan terang bagi kebuntuan situasi politik negerinya. "Kita tetap melanjutkan perundingan dengan Dewan Pengawal," katanya. Namun, ancaman mundur tetap dilontarkan menyusul penolakan atas pencoretan calon anggota parlemen secara tidak adil.

Sikap Khatami ini didukung luas kaum reformis. Tak kurang dari Menteri Dalam Negeri Abdolvahed Mousavi Lari mengirim surat permintaan pengunduran pemilihan umum. Rencananya pemilu bakal dilaksanakan 20 Februari nanti. Tapi, karena ricuh diskualifikasi calon anggota legislatif masih belum kelar, Abdolvahed merilis surat ancaman itu. "Saya persilakan Dewan Pengawal mempertimbangkannya," demikian ditulisnya.

Bisa jadi ini teknik main catur kaum reformis untuk menekan para mullah konservatif. Pasalnya, sehari sebelumnya Khatami sudah menyatakan optimismenya terselenggara pada tanggal yang ditetapkan. Ia juga sudah bertemu Ayatollah Ali Khamenei dan berharap sang pemimpin spiritual tertinggi turun tangan menyelesaikan krisis politik ini.

Jalan tengah di antara kedua kubu itu pun terus dibangun. Hingga Rabu pekan lalu, pertemuan kubu Khatami dengan Dewan Pengawal telah terjadi. Menurut juru bicara parlemen, Mehdi Karroubi, upaya ini cukup optimal untuk meredam ketegangan. "Ini bukan krisis, melainkan ketegangan rutin menjelang pemilu," ujarnya. Karroubi juga optimistis perundingan itu bisa menyingkirkan perbedaan sikap yang selama ini mencuat.

Menurut sumber TEMPO, Khatami sebenarnya berada pada posisi sangat terjepit. Dari aspek garis ideologi, ia tergolong kelompok mullah moderat. Dalam Pemilu 1997, yang dimenangi Khatami, ikon reformasi dan kebebasan diusungnya tinggi-tinggi. Apalagi, ia tak segan-segan mewacanakan dialog peradaban sebagai sikap intelektualitasnya. Inti pemikiran terletak pada interaksi sosial dan budaya dalam sistem masyarakat majemuk.

Dan ini segaris dengan sikap politik sang Ayatollah. Pada zaman Iran di bawah Imam Khomeini, sosok Khamenei dan bekas Presiden Iran Hashemi Rafsanjani dikenal sebagai representasi kubu moderat di kalangan mullah. Pasca-wafatnya Khomeini, posisi pemimpin spiritual atau wali fakih dipegang Khamenei, dan belakangan Rafsanjani dilantik menjadi Presiden Iran.

Kini, Rafsanjani menjabat Ketua Dewan Kelayakan (Expediency Council), yang bertugas menyelesaikan sengketa antara parlemen dan Dewan Pengawal. Meski ketidakpuasan telah merata di seluruh negeri, masalah ini tak akan sampai ke meja Khamenei, tapi ke tangan Rafsanjani. Jadi, Khamenei tidak akan serta-merta mencampuri proses politik yang lagi bergulir. "Kecuali bila situasi kian meruncing dan mengancam kedaulatan negara, barulah Imam Khamenei memberikan fatwanya," kata sumber itu.

Saat ini kendali politik memang masih di tangan Khatami. Namun, ketika Dewan Pengawal melunak dengan meluluskan 700 calon legislatif dari 3.605 calon yang sempat didiskualifikasi, kubu reformis justru kian menawar tinggi. "Jika tak ada kemajuan berarti, kami tidak hanya menunda pemilu, tapi menyerahkan kepada Dewan Pengawal untuk mengadakan pemilu sendiri," ujar Morteza Mobalegh, Ketua Komite Pemilihan. Tak mau tertinggal, anggota parlemen Reza Yousefian ikut-ikutan mengecam Dewan Pengawal yang keras kepala. "Kami akan mundur massal," katanya

Pemilu Februari 2004 memang momentum amat berharga bagi politikus dan kaum agamawan. Di bulan yang sama 25 tahun lalu, Iran menang dalam revolusi dengan menumbangkan Shah Iran dukungan Amerika. Dan penerusan nilai-nilai revolusi Islam tak hanya di pundak Khamenei, tapi juga di punggung Presiden Khatami. Dialah generasi mullah moderat yang bisa memimpin kaum reformis. Tak aneh jika pekan silam Khatami meredakan ketegangan dengan berkata, "Saya berharap segera tercapai saling pengertian dengan Dewan Pengawal."

Rommy Fibri (IRNA, ISNA, Reuters)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus