Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Yang lolos tapi dipotong

Komisi i dpr membahas film yang muda yang bercinta karya syuman djaya yang dilarang kopkamtib. wakil-wakil instansi yang duduk dalam bsf telah meloloskan film tersebut setelah dilakukan pemotongan. (fl)

24 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MULA-MULA cuma aparat keamanan yang menghebohkan film Yang Muda, Yang Bercinta itu. Tapi para wakil rakyat -- yang akhir-akhir ini memang tampak tertarik berbicara mengenai film -- kemudian juga ikut ambil bagian. Dan ini nampaknya membawa berkat kepada karya terbaru sutradara Sjuman Djaja tersebut. Kisah di DPR Senayan itu bermula pada pertanyaan anggota Komisi I dari Fraksi Karya Pembangunan (FKP), Nyonya Ida Ayu Tami Pidada. Terjadi pada sidang dengan Menhankam Jusuf dan Kaskopkamtib Jenderal Yoga, Jumat pagi 9 Juni itu, Nyonya Pidada mendapatkan jawaban ini: "Film itu bisa menimbulkan intrepretasi yang keliru." Itu keterangan dari Yoga Sugama. 600 Meter Kemudian, di ruang DPR, tetap dengan Komisi I, malamnya tampil Menpen Letjen Ali Murtopo. Karena yang tampil ini pejabat yang memang secara langsung berurusan dengan masalah film dan penyensoran, maka tentu saja soal bisa dengan segera menjadi jelas. Pendeknya, menurut Ali Murtopo, persoalan yang menyulitkan film ini bermula pada "pengolahan skenario oleh sutradara Sjuman Djaja" yang "memasukkan unsur-unsur politik yang dinilai dapat menimbulkan pengaruh yang negatif dalam masyarakat." Kemudian ada pula masalah yang timbul oleh penampilan Rendra sebagai pemain utama film tersebut. "Penampilan unsur-unsur politik itu sangat menonjol dengan dipilihnya Rendra sebagai pemeran utama." Begitu antara lain penjelasan Ali Murtopo. Yang lebih menarik lagi adalah keterangan Menpen mengenai pelarangan Gubernur/Kepala Daerah DKI Jakarta yang dilakukan atas permintaan Laksusda Kopkamtib Jakarta. Pelarangan itu "terjadi disebabkan oleh adanya dugaan seolah-olah film tersebut sudah dikeluar dari BSF." Kata Ali Murtopo, "hal itu tidak benar." Tambahnya pula. Dan pada tanggal 15 April 1978, Badan Sensor Film (PSF) melakukan penyensoran terhadap film tersebut. Hasilnya "Film dapat diloloskan untuk 17 tahun ke atas dengan potongan semua adegan dan dialog yang bersifat politik karena dipandang dapat mengganggu ketertiban umum," kata Ali Murtopo. Untuk lebih mempertegas kedudukan BSF, di depan para wakil rakyat yang bersidang di Senayan itu, Ali Murtopo menjelaskan: " . . . BSF adalah suatu badan interdepartemental, di mana duduk wakil-wakil dari berbagai instansi, jadi bukan terdiri dari wakil-wakil Departemen Penerangan saja." Dan BSF yang demikian itu telah melaksanakan tugasnya dengan melakukan pemotongan secara saksama terhadap film yang skenario aslinya ditulis Umar Kayam. Kopi asli film itu mempunyai masa putar 2 jam 48 menit. Tak terlalu "dihabiskan" rupanya. Sebab setelah dipotong oleh BSF sepanjang 600 meter, kini masih diperlukan waktu 2 jam 28 menit untuk menikmati film tersebut. "Untuk ukuran film Indonesia, film itu masih cukup panjang," kata seorang produser yang pekan silam kebetulan mampir di gedung BSF. Setelah lolos sensor, apakah Yang Muda sudah bisa ditonton khalayak ramai? Pertanyaan ini diajukan kepada Letkol. Anas Malik, juru bicara Laksusda Jaya. Jawabnya: "Kami menunggu petunjuk Kopkamtib." Pihak Departemen Penerangan sendiri kabarnya telah menghubungi Kopkamtib untuk menyampaikan hasil terakhir dari BSF. Dan orang film umumnya berharap agar pendapat instansi lain lebih baik disampaikan lewat saluran yang biasa: BSF.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus