Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Guna menghindari penculikan, Konsulat Republik Indonesia di Tawau, Malaysia, mengeluarkan peringatan waspada bagi WNI yang bekerja di Sabah terutama saat melaksanakan kegiatan di laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari The Star, 1 November 2018, Kepala Kantor KJRI di Tawau Sulistijo Djati Ismojo mengatakan semua orang Indonesia, terutama yang bekerja di sektor perikanan harus mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindari penculikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peringatan ini datang menyusul beredarnya artikel daring oleh awak laut peringatan 'Marine Link' dan penduduk pesisir yang menyebut ada upaya penculikan.
Artikel berjudul "Piracy Warning Off Philippines" juga menyatakan bahwa Focal Point Filipina (Penjaga Pantai Filipina) telah memperingatkan sekitar 10 anggota Kelompok Abu Sayyaf (ASG) yang dipersenjatai dengan pistol, senapan dan pelontar granat, berencana untuk melakukan penculikan di daerah yang dirahasiakan di Sabah, yang menargetkan pengusaha atau awak kapal asing yang melewati perairannya.
Kelompok Abu Sayyaf [Tony Blair Institute for Global Change]
Artikel itu mendesak para perusahaan pemilik kapal dan anggota awak untuk ekstra waspada saat transit perairan Sabah Timur dan laut Sulu-Sulawesi.
Sulistijo juga mendesak semua orang Indonesia untuk mematuhi peringatan, aturan dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah Malaysia, termasuk para penegak maritim Malaysia.
"Pastikan semua kapal dilengkapi dengan fitur dan sistem keamanan seperti yang dipersyaratkan oleh pemerintah Malaysia," katanya.
Dia juga mengingatkan mereka untuk tetap berhubungan dengan pangkalan Komando Keamanan Sabah Timur (Esscom) dan segera melaporkan orang atau kegiatan yang mencurigakan.
Dua nelayan Indonesia, yang diculik oleh orang-orang bersenjata Filipina di perairan Pulau Bodgaya pada 11 September, masih berada di tangan penculik.
Dua WNI korban penculikan bernama Samsul Saguni, 40 tahun, dan Usman Yunus, 35 tahun, diyakini telah dibawa melintasi perbatasan ke Filipina selatan oleh perompak untuk tebusan yang bekerja dengan kelompok Abu Sayyaf di Jolo, Filipina.