Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumat pagi dua pekan lalu, Ramon "Bong" Revilla Jr tak pergi ke kantor. Senator ini justru mendatangi Sandiganbayan, pengadilan banding khusus. Ia "menyerahkan diri" setelah mengetahui adanya surat perintah penangkapan atas dirinya dari Sandiganbayan. Ia kemudian ditahan di tahanan mirip bungalo di markas kepolisian Filipina, Camp Crame, di Kota Quezon.
Aktor dan presenter 47 tahun itu diduga menerima suap untuk menggelontorkan duit dana bantuan pembangunan prioritas ke lembaga swadaya masyarakat palsu yang nilai totalnya mencapai 10 miliar peso (sekitar Rp 2,74 triliun). Janet Lim Napoles, seorang pengusaha, dituding sebagai otak kejahatan besar ini. "Saya tak bersalah. Saya hanya korban politik kotor," kata Bong Revilla sebelum menyerahkan diri.
Senin berikutnya, senator populer lain, Jose Pimentel Ejercita Jr atau dikenal dengan nama "Jinggoy" Estrada, menyusul memasuki Camp Crame. Sama seperti Revilla, putra mantan presiden Joseph Estrada yang mantan aktor ini juga "menyerahkan diri" setelah mengetahui ada surat perintah penangkapan untuknya yang keluar pada Senin pagi.
Kasusnya juga sama dengan Revilla. Estrada junior dituding menerima suap dan terlibat dalam penyaluran uang dana bantuan pembangunan prioritas untuk proyek fiktif atau proyek siluman. Ia menjadi senator kedua yang masuk tahanan untuk kasus ini.
Mendatangi Camp Crame, Estrada ditemani keluarganya, antara lain sang ayah, yang kini Wali Kota Manila, dan ibunya yang mantan senator, Luisa "Loi" Ejercito Estrada.
Mereka sebenarnya hanya sebagian kecil dari orang-orang yang harus bersiap menghadapi hakim pengadilan khusus untuk kasus yang dikenal dengan pork barrel scam itu. Ada lebih dari 50 orang yang diduga terkait dalam kasus penyelewengan dana publik untuk pembangunan ini. Mereka terdiri atas wakil rakyat, pejabat pemerintah, dan individu di luar itu. Di antara mereka terdapat pesohor lain, Senator Juan Ponce Enrile. Kasus yang melibatkan mantan menteri pertahanan ini hingga pekan lalu masih dibahas Sandiganbayan.
Meski belum ada putusan tentang penahanan, keluarga Enrile telah mengajukan petisi permohonan bisa membayar jaminan kalau pengadilan memutuskan dia terlibat. Alasannya, menurut anak Enrile, Jack Enrile, saat ini ayahnya yang sudah berusia 90 tahun tak sehat dan memerlukan perhatian medis terus-menerus. Matanya butuh injeksi rutin. Terkadang ia juga mengalami disorientasi dan kehilangan keseimbangan.
Dalam affidavit-pernyataan tertulis yang dibuat di bawah sumpah-Janet Lim Napoles yang telah ditangkap tahun lalu, Enrile dinyatakan sebagai penerima "komisi" terbesar darinya, yakni 148,8 juta peso (sekitar Rp 40 miliar). Jinggoy Estrada dan Bong Revilla menyusul, masing-masing sebesar 147,8 juta peso dan 110 juta peso.
Kasus suap dan penyelewengan dana bantuan pembangunan itu terbuka satu setengah tahun lalu. Gara-garanya adalah menghilangnya sepupu Janet Lim Napoles, Benhur Luy, pada Desember 2012. Luy adalah presiden lembaga non-pemerintah palsu yang menyalurkan duit dari dana bantuan pembangunan prioritas yang diurus Napoles. Sebelumnya, Luy adalah asisten pribadi dan pengelola keuangan Napoles.
Karena khawatir Luy melarikan uangnya, Napoles "menahan" sepupunya ini selama tiga-empat bulan. Beberapa hari setelah hilang kontak pada Desember 2012, ayah Luy, Arturo Luy, meminta bantuan pengadilan. Setelah ditemukan, Luy menjadi whistleblower alias pengungkap tindak kejahatan yang melibatkan banyak pesohor ini.
Dalam pernyataan yang dibuat di bawah sumpah, Luy menggambarkan bagaimana sindikat besar itu beroperasi. Juga bagaimana jutaan peso dibagi-bagikan ke wakil rakyat, pejabat pemerintah, dan individu. Saat itu diketahui setidaknya 28 anggota Kongres diduga terlibat. Ia juga mengungkap bosnya, Janet Lim Napoles, sebagai otak dalam kasus penyaluran dana pembangunan untuk proyek fiktif ini.
Pada Juli tahun lalu, Ombudsman membentuk tim beranggotakan enam orang untuk menginvestigasi penyaluran dana untuk "proyek siluman" itu, berbarengan dengan investigasi oleh Biro Investigasi Nasional (NBI). Tapi Senat, yang beberapa anggotanya diduga terlibat, masih adem-ayem. Mereka menyatakan tak akan melakukan penyelidikan kasus ini. Sekelompok kecil anggota House of Representatives yang dipimpin Ronaldo Zamora dari San Juan City mengajukan resolusi untuk menyelidikinya.
Belakangan, setelah Komisi Audit mengeluarkan laporan bagaimana dana bantuan pembangunan prioritas tersebut digunakan mulai 2007 hingga 2009, Senat berubah sikap. Mereka membuka investigasi.
Dalam laporan Komisi Audit disebutkan dana 6,15 miliar peso disalurkan ke 82 lembaga non-pemerintah, 10 di antaranya terkait dengan Napoles. Komisi ini juga menemukan Juan Ponce Enrile, Jinggoy Estrada, dan Bong Revilla terkait dengan lembaga yang dikontrol Napoles.
Istana Malacanang pun turun tangan. Presiden Benigno Aquino III memerintahkan Dewan Koordinasi Antarlembaga Antikorupsi (Ombudsman, Departemen Kehakiman, dan Komisi Audit) menginvestigasi kasus yang merugikan negara sangat besar ini.
Pada saat itu, Pengadilan Makati telah mengeluarkan perintah penahanan atas Janet Lim Napoles dan saudara laki-lakinya, Reybal "Jojo" Lim, untuk kasus penyekapan Benhur Luy. Selain itu, ada perintah agar rekening keduanya, juga keluarga dan staf, dibekukan selama enam bulan. Total rekening yang dibekukan ada 415, yang semuanya terkait dengan Napoles.
Karena Napoles tak kunjung ditemukan, pada 28 Agustus 2012 Presiden mengumumkan hadiah 10 juta peso untuk penangkapan Napoles dan saudara laki-lakinya. Baru Napoles merespons. Pada hari yang sama, ia menyerahkan diri. Pada pertengahan September, Napoles dan 30 orang lain, termasuk Enrile, Estrada, dan Revilla, ditetapkan sebagai tersangka.
Dalam affidavit-nya, Napoles mengungkap semua orang yang menerima duit darinya, baik langsung maupun lewat orang-orangnya, termasuk Enrile, Estrada, dan Revilla.
Dalam kasus Estrada, Napoles bertemu di kediaman Estrada di San Juan saat menyerahkan 13,37 juta peso. Sisanya diberikan lewat orang lain. Untuk Revilla, sekali-kalinya ia bertemu dan menyerahkan uang adalah saat ia diundang makan siang di rumah Revilla di Ayala Alabang. Saat itu Napoles menyerahkan uang 8 juta peso di tas kertas, untuk mendapatkan dana bantuan pembangunan 20 juta peso. Sedangkan untuk Enrile, Napoles tak pernah memberikan uang secara langsung.
Meski mengakui memberikan uang ke banyak wakil rakyat dan pejabat pemerintah, Napoles menolak disebut otak kejahatan ini. Ia menyebut dirinya korban dari sistem yang menurut dia normal dan menurut standar. Praktek pemberian suap ini sudah ada lama, bahkan jauh sebelum ia bergabung dalam kegiatan korup ini.
Bong Revilla, Jinggoy Estrada, dan Juan Ponce Enrile menyanggah informasi yang diberikan Napoles. "Saya bisa mendapatkan uang dari film-film saya. Film saya selalu nomor satu atau dua," kata Revilla kepada ANC. Namun ia mengakui mengenal Napoles dan beberapa kali bertemu.
Revilla menyatakan dia hanyalah korban politik yang kotor. Pemimpin partai oposisi Lakas yang menyatakan akan maju dalam pemilihan presiden pada 2016 ini menuding Presiden Aquino memang membidik dirinya dan keluarganya. Ia mencontohkan bagaimana pada pemilu lalu Presiden mengatakan kepada para pemilih di Cavite agar tak mempercayai mereka yang menggunakan jimat yang diyakini ditujukan ke Revilla, yang selalu menggunakan jimat. Waktu itu anak Revilla, Jolo, maju dalam pemilihan wakil gubernur.
Demikian pula Estrada. Meski mengakui mengenal Napoles, ia menegaskan tak terlibat dengan kasus yang melibatkan Napoles. Senada dengan Revilla, Estrada senior juga menyerang Presiden yang menargetkan keluarganya. Keluarga Estrada menyatakan siap menghadapi kasus ini. "Kami akan bertempur di pengadilan," kata pengacara Jinggoy Estrada, Jose Flaminio.
Keluarga Enrile juga menyatakan keyakinannya bahwa Enrile senior bersih dalam kasus ini. Menurut Jack Enrile, tak cukup bukti yang mengarah ke ayahnya. "Namanya dan nama keluarga kami akan dibersihkan," kata Jack Enrile.
Hingga pekan lalu, 23 dari 54 orang yang diduga terlibat dalam kasus ini telah mengajukan jaminan, termasuk Revilla dan Estrada. Bola kini di tangan pengadilan. Revilla dijadwalkan menghadapi tuntutan pada 26 Juni 2014. Estrada pada 30 Juni.
Purwani Diyah Prabandari (RAPPLER.COM, THE INQUIRER.NET, ABS-CBNNEWS, GMANEWS)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo