Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Anwar Ibrahim: Kasus Pembunuhan Altantuya Akan Menghantui Najib

Kasus pembunuhan pada model asal Mongilia yang menyeret nama Najib Razak diakui Anwar masih misterius.

21 Mei 2018 | 08.31 WIB

Mantan Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim tiba untuk menemui Presiden ke-3 RI BJ Habibie di kediaman BJ Habibie, Jakarta, 20 Maret 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Mantan Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim tiba untuk menemui Presiden ke-3 RI BJ Habibie di kediaman BJ Habibie, Jakarta, 20 Maret 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, bakal terus dihantui oleh kasus pembunuhan model asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu, 28 tahun. Menurut Anwar Ibrahim, waki Perdana Menteri Malaysia periode 1993-1998, ada beberapa pertanyaan mengenai kasus ini yang sampai sekarang belum mendapat jawabnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Saya tidak tahu apa yang berlaku sebenarnya, tetapi memang ada beberapa persoalan yang tidak ada jawabnya. Misalnya, mengapa catatan imigrasi soal Altantuya hilang. Mengapa senjata yang hanya boleh digunakan oleh tentara Malaysia, bisa digunakan (orang lain). Mencari jawaban semua ini harus melewati proses hukum. Saya tidak tahu, walaupun pengadilan sudah mengadili dan memutuskan, tetapi sekarang seperti saya katakan kepada Raja Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Muhammad V, Badan Kehakiman kami tidak adil, rusak," kata Anwar, menjawab pertanyaan Tempo, di kediaman mantan Presiden Indonesia ke-3, BJ. Habibie, Minggu, 20 Mei 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Mantan Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim bersama Presiden ke-3 RI BJ Habibie (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan di kediaman BJ Habibie, Jakarta, 20 Maret 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis

Kasus pembunuhan terhadap Altantuya berlangsung pada 2008. Seperti diwartakan Tempo sebelumnya, Najib dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi di Malaysia, mengatakan tidak mengenal Altantuya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Najib mengatakan bahwa dia telah mengucapkan sumpah secara agama sebanyak tiga kali, termasuk di sebuah masjid di Permatang Pauh pada 2008. Saat itu ia menjelaskan dirinya tidak pernah mengenal Altantuya atau terlibat dalam pembunuhan itu.

Pembunuhan Altantuya menyeret nama komandan polisi Sirul Azhar Umar, yang merupakan mantan pengawal Najib. Sirul menyatakan bahwa dia saat itu bertindak di bawah perintah untuk membunuh Altantuya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Mahathir Mohamad, melontarkan kritik terhadap Najib dengan menyatakan Najib harus menjelaskan tentang dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan Altantuya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus