Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Anwar Ibrahim Minta Suku Melayu, India, China Tak Terpecah Usai Pemilu Malaysia

Rakyat Malaysia terpecah belah usai Pemilu. Anwar Ibrahim minta suku Melayu, China dan India tak mudah terhasut.

22 November 2022 | 14.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim melambai setelah konferensi pers di Kuala Lumpur, Malaysia 23 September 2020. [REUTERS / Lim Huey Teng]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Perdana Menteri Anwar Ibrahim menyatakan keprihatinannya atas rakyat Malaysia yang terpecah belah usia pemilu digelar. "Saya prihatin melihat sentimen dan retorika rasis yang terus didukung oleh beberapa kepentingan yang putus asa dan terselubung, terutama pada saat yang penting seperti saat ini," ujar Anwar Ibrahim melalui akun Facebooknya.

Baca: Pemilu Malaysia, Barisan Nasional Tolak Masuk Koalisi Muhyiddin Atau Anwar Ibrahim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Upaya membangun pemerintahan yang bertanggung jawab dan stabil, ujar Anwar Ibrahim, tak boleh berakhir dengan kekacauan. "Suku Melayu, Cina, India, Orang Asli, Sabah dan Sarawak adalah bersaudara sebagai manusia dan orang Malaysia yang cinta damai," katanya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Polisi telah memperingatkan pengguna media sosial di Malaysia untuk tak mengunggah konten provokatif tentang ras dan agama setelah pemilu Malaysia selesai digelar pada Sabtu, 19 November 2022. Pemilu itu disebut memecah belah dan berakhir dengan parlemen gantung karena tak adanya partai yang mendapat suara mayoritas. 

Dua aliansi besar berlomba mendapatkan dukungan dari partai lain untuk membentuk pemerintahan yaitu Blok Pakatan Harapan (PH) multietnis dan progresif yang dipimpin oleh pemimpin oposisi veteran Anwar Ibrahim. Satu lagi adalah koalisi Perikatan Nasional (PN) Muslim Melayu konservatif yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Muhyiddin Yasin .

Peringatan polisi datang ketika narasi berbasis ras mendominasi obrolan politik di media sosial selama dan setelah pemilihan. Peringatan itu berdasarkan pemantauan ujaran kebencian online yang dijalankan oleh Pusat Jurnalisme Independen di Malaysia.

Keprihatinan meningkatnya sentimen ras juga juga terjadi di tengah kemenangan elektoral oleh Parti Islam Se-Malaysia (PAS)  yang menggembar-gemborkan hukum syariah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor atas dampaknya terhadap kebijakan.

Ras dan agama adalah masalah pelik di Malaysia yang multikultural. Penduduk Malaysia mayoritas mayoritas Muslim etnis Melayu. Lainnya adalah etnis China dan minoritas etnis India yang signifikan.

Polisi mengatakan mereka telah mendeteksi konten media sosial yang menyinggung sentimen ras dan agama serta menghina monarki negara setelah pemilu. "Tindakan tegas akan diambil terhadap pengguna yang berupaya menghasut situasi yang dapat mengancam keselamatan dan ketertiban publik," kata Inspektur Jenderal Polisi Acryl Sani Abdullah Sani dalam sebuah pernyataan Senin malam.

Simak: Pemilu Malaysia, Muhyiddin Yassin dan Anwar Ibrahim Galang Dukungan

FACEBOOK | REUTERS 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus