Juli, 1946, Soviet memblokade Berlin Barat, untuk memaksa keluar kekuasaan Barat. Sekutu menggunakan jembatan udara untuk menyuplai kota yang dikepung ini. Mei 1949, Soviet mengakhiri blokadenya. September 1949, Republik Federal Jerman berdiri, di bawah kepemimpinan Konrad Adenauer. Oktober 1949, Republik Demokrasi Jerman berdiri, dipimpin oleh Walter Ulbricht. Juni 1953, muncul pemberontakan di Jerman Timur akibat tekanan ekonomi. Maret 1954, Jerman Timur bergabung dengan Pakta Warsawa, pakta pertahanan Soviet dan negara-negara Eropa Timur. Mei 1955, Jerman Barat bergabung dengan NATO. Agustus 1961, Jerman Timur mulai membangun Tembok Berlin. Desember 1972, kedua Jerman menandatangani pengakuan terhadap kedua negara itu. September 1973, kedua Jerman diterima menjadi anggota PBB. 18 Oktober 1989, Erich Honecker, 77 tahun, yang berkuasa di Jerman Timur sejak menggantikan Ulbricht pada 1971, dipaksa mengundurkan diri oleh partainya SED, digantikan oleh Egon Krenz, 52 tahun. 2 November 1989, Margot Honecker, istri Erich Honecker, mengundurkan diri dari kursi menteri pendidikan. 3 November 1989, Krenz mengumumkan pengunduran diri lima dari 18 anggota Politbiro, termasuk Kurt Hager, 77 tahun, seorang ideolog partai bergaris keras. 4 November 1989, 500.000 orang turun ke jalan, menuntut pemerintahan demokrasi, di Berlin Timur. 7 November 1989, kabinet Jerman Timur untuk pertama kalinya membubarkan diri. 8 November 1989, Politbiro, lembaga tertinggi di Jerman Timur, dibubarkan. Rapat Komite Sentral SED memilih kembali Krenz sebagai ketuanya. 9 November, Tembok Berlin dan perbatasan yang lain dinyatakan terbuka, dan rakyat Jerman Timur dibolehkan bepergian dengan bebas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini