TAHUN 1982 menyaksikan peningkatan gerakan antinuklir di Eropa
Barat dan Jepang sementara perundingan Jenewa yang baru akan
dilanjutkan lagi akhir Januari. Puncak kampanye antinuklir itu
muncul di Greenham Common, sebuah kota kecil di sebelah barat
London, Inggris. Sekitar 30.000 orang pernah Desember lalu
bergandeng tangan membentuk mata rantai sepanjang 14,5 km
mengelilingi pangkalan angkatan udara Amerika di sana. Dan masih
banyak yang berkemah di luar pagar pangkalan itu pekan lalu
dalam cuaca begitu dingin.
Enam bulan sebelumnya polisi New York menahan lebih dari 1.200
orang dalam demonstrasi antinuklir terbesar di Amerika --
700.000 orang. Mereka berusaha memblokade kantor perwakilan
negara-negara nuklir di PBB. Agustus, ribuan orang Jepang
merebahkan diri di sekitar "kubah bom atom" di Hiroshima,
memperingati 37 tahun jatuhnya bom atom pertama di kota itu.
Awal Oktober, sekitar 25.000 orang berdemonstrasi di Kalkar,
Jerman Barat menentang pembangunan reaktor pembibitan nuklir
(breeder reactor) di kota itu.
Uni Soviet malah menggunakan kosmonaut wanitanya, Valentina
Nikolaeva-Terechkova, sebagai modal, untuk menyambut 2.000
wanita Skandinavia dalam pawai antinuklir dari Stockholm ke
Moskow. Rombongan ini pro-Soviet, tentu saja.
Kekhawatiran akan suatu perang nuklir di Amerika Serikat dan
Eropa Barat khususnya memang beralasan. Jumlah peluru kendali
nuklir SS-20 Soviet yang makin meningkat, dan Amerika
mempersiapkan penempatan peluru kendali MX dan Pershing II di
negara sekutunya di Eropa Barat.
Polemik antara yang pro dan kontra senjata nuklir pun semakin
luas. Sampai Uskup Agung Canterbury, pemimpin gereja Inggris
pekan lalu tampaknya mendukung gerakan antinuklir.
Sedikitnya 26 gerakan di seluruh Amerika menghendaki pembekuan
semua senjata nuklir. Di Inggris, Campaign for Nuclear
Disarmarnent (CND) berdiri sejak 1950-an. Pengaruh CND semakin
besar setelah Partai Buruh, dalam Kongresnya dua tahun lalu,
memasukkan penghapusan senjata nuklir dalam program kerjanya.
Di Jerman Barat, Gerakan Hijau, pecinta kelestarian alam dan
sangat antinuklir, diduga akan menjadi faktor yang menentukan
dalam parlemen (Bundestag) hasil pemilihan umum 6 Maret. Semua
poll pendapat umum sejauh ini menunjukkan bahwa Gerakan Hijau
akan memperoleh sebanyak 7% dari jumlah suara, dan ini
memberinya sejumlah kursi di dalam Bundestag. Dalam pembentukan
kabinet yang akan datang, kelompok ini mungkin sekali akan
menimbulkan kesulitan bagi Kanselir Helmut Kohl. Adalah Kanselir
Kohl yang mengatakan bahwa kalau pembicaraan soal pengurangan
senjata nuklir di Jenewa gagal, NATO akan menempatkan peluru
kcndali jelajah dan Pershing 11 tahun ini.
Ini berarti penempatan sebanyak 572 senjata nuklir baru yang
terdiri dari: 464 peluru kendali jelajah Tomahawk dan 108
Pershing 11 pada musim gugur (September-November) di Jerman
Barat Inggris, Italia, Belgia dan Belanda. Tanpa penambahan itu
pun, Jerman Barat sekarang sudah menjadi negara yang paling
padat senjata nuklir di dunia ini.
Sedikitnya 4.000 dari sekitar 6.000 senjata nuklir Amerika di
Eropa ditempatkan di Jerman Barat. Dua-per-tiga di antaranya
mempunyai jarak jangkau 20 mil (32 km). Dua negara nuklir Eropa
lainnya, Inggris dan Prancis, sekalipun anggota NATO, tetap
independen dalam pasukan penangkal nuklir mereka.
Kekuatan nuklir Inggris diangkut oleh 4 kapal selam bertenaga
nuklir, masing-masing membawa 16 peluru kendali Polaris A-3.
Penangkal nuklir Prancis diangkut oleh 5 kapal slam bertenaga
nuklir, masing-masing dengan 16 peluru kendali M-20. Kapal selam
nuklir Prancis akan menjadi enam, bila L'lnflexible yang
diluncurkan Juni lalu mulai beroperasi. Prancis juga mempunyai
18 peluru kendali jarak menengah S-3 yang diluncurkan dari
darat di samping sejumlah pesawat Mirage yang mampu mengangkut
bom nuklir.
Bagaimana kekuatan Rusia? Uni Soviet mempunyai 600 peluru
kendali nuklir jarak menengah, termasuk 330 SS-20 dan 26 S-4
dan SS-5. Dari jumlah SS-20 itu sekitar 240 diarahkan ke
sasaran di Eropa Barat, dan lainnya di Pegunungan Ural,
diarahkan ke Cina. Pernah ada tawaran Andropov menjelang Natal
untuk mengurangi "puluhan" peluru kendali SS-20-nya jika Barat
berbuat serupa. Tapi tawarannya ditolak oleh Prancis, Inggris
dan Amerika.
Tawaran Andropov itu suatu siasatnya menghadapi pembukaan
kembali perundingan Jenewa. Uni Soviet masih akan unggul dalam
senjata nuklir, menurut perhitungan Barat, walaupun tawaran
Andropov diterima. Setiap saat peluru kendali yang diarahkan ke
Cina itu bisa ditarik dan diarahkan ke Eropa Barat. Kemungkinan
ini bisa terjadi mengingat Moskow-Beijing sedang berusaha
memulihkan hubungan baik.
Di Amerika sendiri, Presiden Reagan belum berputus asa untuk
mendapatkan dukungan kongres bagi rencananya menempatkan 100
peluru kendali MX di dalam penyimpanan beton bawah tanah di
dekat pangkalan angkatan udara di Cheyenne, Wyoming. Rencana
yang kontroversial ini akan memakan biaya US$ 26,4 milyar.
Jadi, karena banyaknya peluru kendali dengan sekian banyak
moncong nuklir (setiap MX mempunyai 10 moncong nuklir), dengan
daya penghancur masing-masing puluhan kali lebih hebat daripada
yang dijatuhkan di Nagasaki/Hiroshima, dapatlah dimengerti
kenapa masyarakat Eropa Barat makin khawatir. Setiap kesalahan
manusiawi, ataupun teknis-komputer akan dapat mendatangkan
bencana bagi dunia.
Lantas pemerintah di beberapa negara Eropa, seperti di Swiss,
memberi subsidi kepada waganegaranya untuk membangun "kapsul"
antinuklir di bawah rumah mereka. Dan pihak Barat konon ingin
mempunyai "pusat pemerintahan" bawah tanah, tempat perlawanan
dan pemerintahan dilanjutkan jika terjadi perang nuklir. "Pusat
pemerintahan" ini, terbuat dari beton berlapis baja yang lengkap
dengan fasilitas untuk hidup beberapa bulan dan terletak jauh di
dalam tanah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini