Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berobat berarti terbuang

Tokoh oposisi kim dae jung, dibebaskan dari tahanan (politik), bersama anak dan istrinya meninggalkan tanah airnya menuju a.s. (ln)

8 Januari 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGI banyak orang Korea, nama Kim Dae Jung tampaknya tinggal kenangan belaka. Kim, 57 tahun, pernah memimpin NDP (Partai Demokrat Baru), yang kini dilarang. Dia jadi simbol kegigihan seorang oposisi dari dua masa kepresidenan Korea Selatan. Sudah agak lama namanya tidak pernah disebut lagi. Tetapi Presiden Korea Selatan, Chun Doo Hwan -- tanpa diduga -- membebaskan 48 tahanan politik. Bersama mereka yang mendapat "hadiah Natal" ialah Kim Dae Jung. Pindah dari penjara Chongju ke Rumah Sakit Nasional Seoul, Kim sejak 16 Desember menderita encok (arthritis). Kemudian, 23 Desember, Kim -- bersama istri dan kedua anaknya -- boleh meninggalkan tanah airnya, untuk "berobat" ke Amerika Serikat. Dan namanya menghiasi lagi halaman depan banyak koran luar negeri. Di tahun 1971, Kim hampir saja bisa mengalahkan Park Chung Hee dalam pemilihan presiden. Dua tahun kemudian Kim waktu berada di Tokyo, diculik dari kamar hotelnya. Karena tuduhan menghasut, Kim masuk penjara. Ketika tahun 1978 Kim dibebaskan, komentarnya: "Kami orang Korea tidak mau diperintah oleh seorang diktator." Setahun kemudian, Presiden Park Chung Hee dibunuh (oleh kelompok militer). Dan di bulan Mei, 1980, ketika terjadi peristiwa berdarah di Kwangju, Kim dituduh menjadi otak pemberontakan yang telah menewaskan 180 orang tersebut. Dari penjara di zaman Park Chung Hee, kemudian Kim masuk penjara di zaman Chun Doo Hwan. SEMULA dia dijatuhi hukuman mati. Karena banyak yang menentang keputusan itu, Kim kemudian mendapat hukuman seumur hidup. Berkat tekanan pemerintah Jepang dan Amerika Serikat, Kim kemudian cuma harus menjalani 20 tahun hukuman penjara saja. Banyak yang tetap yakin bahwa Kim, walaupun gemar beroposisi, tidak mungkin menggemari hal-hal yang keras, apalagi perencanaan makar. Akhirnya, Presiden Chun membebaskannya tetapi sekaligus dia harus meninggalkan tanah airnya. Kim kini tinggal dalam pengasingan di sebuah gereja Katolik kecil di Washington. Seharusnya "tempat saya bukan di sini," ujar Kim kepada wartawan New York Times, "tapi di tanah air saya." Meskipun dia mengaku bukan lagi tokoh penentu untuk membangun Korea di masa depan. Sekitar 500 tahanan politik masih meringkuk dalam penjara Korea Selatan. Hak kebebasan politik mereka dibekukan sampai 1988, saat berakhirnya pemerintahan Chun Doo Hwan. Ada teori yang menyatakan kebebasan Kim Dae Jung suatu pertanda Presiden Chun makin kuat kedudukannya. Kestabilan politik memang sudah pulih di negara itu. Tapi Kim jelas mengikuti jejak Benigno Aquino, lawan politik Presiden Filipina Marcos, dan yang terakhir Nusrat Bhutto dari Pakistan, menempuh hidup dalam pembuangan. Dengan kepergian Kim ini, diduga Presiden Chun akan lebih enak menerima Menlu Schultz dari Amerika. Mungkin Presiden Reagan akan mampir pula di Seoul dalam musim semi dalam perjalanannya ke Asia. Chun konon memenuhi permintaan pemerintahan Reagan: Schultz tiba, asal bebaskan Kim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus