BAGI banyak orang Korea, nama Kim Dae Jung tampaknya tinggal
kenangan belaka. Kim, 57 tahun, pernah memimpin NDP (Partai
Demokrat Baru), yang kini dilarang. Dia jadi simbol kegigihan
seorang oposisi dari dua masa kepresidenan Korea Selatan.
Sudah agak lama namanya tidak pernah disebut lagi. Tetapi
Presiden Korea Selatan, Chun Doo Hwan -- tanpa diduga --
membebaskan 48 tahanan politik. Bersama mereka yang mendapat
"hadiah Natal" ialah Kim Dae Jung. Pindah dari penjara Chongju
ke Rumah Sakit Nasional Seoul, Kim sejak 16 Desember menderita
encok (arthritis). Kemudian, 23 Desember, Kim -- bersama istri
dan kedua anaknya -- boleh meninggalkan tanah airnya, untuk
"berobat" ke Amerika Serikat. Dan namanya menghiasi lagi halaman
depan banyak koran luar negeri.
Di tahun 1971, Kim hampir saja bisa mengalahkan Park Chung Hee
dalam pemilihan presiden. Dua tahun kemudian Kim waktu berada di
Tokyo, diculik dari kamar hotelnya. Karena tuduhan menghasut,
Kim masuk penjara. Ketika tahun 1978 Kim dibebaskan,
komentarnya: "Kami orang Korea tidak mau diperintah oleh seorang
diktator." Setahun kemudian, Presiden Park Chung Hee dibunuh
(oleh kelompok militer). Dan di bulan Mei, 1980, ketika terjadi
peristiwa berdarah di Kwangju, Kim dituduh menjadi otak
pemberontakan yang telah menewaskan 180 orang tersebut. Dari
penjara di zaman Park Chung Hee, kemudian Kim masuk penjara di
zaman Chun Doo Hwan.
SEMULA dia dijatuhi hukuman mati. Karena banyak yang menentang
keputusan itu, Kim kemudian mendapat hukuman seumur hidup.
Berkat tekanan pemerintah Jepang dan Amerika Serikat, Kim
kemudian cuma harus menjalani 20 tahun hukuman penjara saja.
Banyak yang tetap yakin bahwa Kim, walaupun gemar beroposisi,
tidak mungkin menggemari hal-hal yang keras, apalagi perencanaan
makar. Akhirnya, Presiden Chun membebaskannya tetapi sekaligus
dia harus meninggalkan tanah airnya.
Kim kini tinggal dalam pengasingan di sebuah gereja Katolik
kecil di Washington. Seharusnya "tempat saya bukan di sini,"
ujar Kim kepada wartawan New York Times, "tapi di tanah air
saya." Meskipun dia mengaku bukan lagi tokoh penentu untuk
membangun Korea di masa depan.
Sekitar 500 tahanan politik masih meringkuk dalam penjara Korea
Selatan. Hak kebebasan politik mereka dibekukan sampai 1988,
saat berakhirnya pemerintahan Chun Doo Hwan. Ada teori yang
menyatakan kebebasan Kim Dae Jung suatu pertanda Presiden Chun
makin kuat kedudukannya. Kestabilan politik memang sudah pulih
di negara itu. Tapi Kim jelas mengikuti jejak Benigno Aquino,
lawan politik Presiden Filipina Marcos, dan yang terakhir Nusrat
Bhutto dari Pakistan, menempuh hidup dalam pembuangan.
Dengan kepergian Kim ini, diduga Presiden Chun akan lebih enak
menerima Menlu Schultz dari Amerika. Mungkin Presiden Reagan
akan mampir pula di Seoul dalam musim semi dalam perjalanannya
ke Asia. Chun konon memenuhi permintaan pemerintahan Reagan:
Schultz tiba, asal bebaskan Kim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini