Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gerilya komunis mengubah taktik?

600 gerilya komunis dari provinsi tak (muangthai utara) menyerah. mereka dicurigai akan bergerilya di dalam kota. (ln)

8 Januari 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH karabin ada di tangannya. Di belakangnya, ratusan pria dan wanita dengan pakaian suku Karen dan Hmong tegak berdiri dalam jajaran patuh. Seorang penerJemah ke dalam bahasa Thai berdiri di samping Lao Ying. Kamerad Lao Ying pekan lalu memimpin sekitar 800 gerilya komunis dari Provinsi Tak (Muangthai Utara untuk menyerah. Dia menyerahkan karabinnya -- pertanda menyerah -- kepada Kasad Muangthai, Jenderal Arthit Kamlang-ek. Arthit, juga lewat penerjemah, berkata: "Niat kalian dengan senang hati kami terima." Dan ribuan orang yang hadir di situ kemudian bertepuk tangan riuh. Sekitar 2.500 anggota CPT (Partai Komunis Muangthai) dari Distrik Umphang dan Mae Sot (juga di bawah Provinsi Tak) semula konon akan turut dalam upacara penyerahan tersebut. Menurut siaran radio tentara dari Divisi I yang berada di Provinsi Prachin Buri, hanya karena jarak yang jauh dan kawasan yang sulit ditempuh, mereka belum sampai di tempat. Karen dan Hmong adalah suku terasing dan minoritas yang tinggal di kawasan pegunungan yang berbatasan dengan Burma. Baik adat istiadat maupun bahasanya berbeda dengan orang Thai yang mayoritas. Karena itu, upacara penyerahan ini cukup menarik penduduk di luar Provinsi Tak. Sejak 1 Desember (yang juga HUT CPT ke-40), Jenderal Arthit cukup sibuk menerima penyerahan diri gerilya komunis bersenjata berikut para simpatisan mereka. Semakin banyak jumlahnya. Hal ini telah mengundang kecurigaan. Pihak intelijen Muangthai menduga ada perubahan strategi dari pihak CPT. Mana mungkin tempua bersarang rendah, kalau tidak ada maksud tertentu. Selama ini, gerilyawan CPT terkenal pantang menyerah begitu saja. "Dengan taktik musuh dalam selimut," kata seorang intel, "CPT mungkin akan memperkuat basisnya di dalam kota." Konon pihak intelijen menganjurkan pemerintah Muangthai hendaknya membedakan siapa-siapa yang komunis tulen dan yang mana pula yang cuma sekedar simpatisan. Lewat interogasi resmi, anggota dan simpatisan CPT yang menyerah itu selalu menyebutkan bahwa di dalam tubuh partai itu tidak ada lagi pandangan yang satu tentang perjuangan mereka. Juga tujuan "perang rakyat" semakin menjadi jauh dari kenyataan. Lebih-lebih setelah ada konflik Cina-Vietnam, semakin buyar persatuan CPT. Di kala CPT porak-poranda inilah pemerintah Muangthai menghimbau agar mereka menyerah saja. "Saya percaya, pemerintah akan melaksanakan Keputusan 66/23 secara konsekuen," ujar Pachai sae Kue alias Kamerad Lao Ying, pimpinan kamp 401. Lao Ying telah menjadi anggota CPT puluhan tahun yang lalu. Dia mengaku dia pernah dikirim ke Vietnam untuk latihan militer. Setelah itu dia dikirim ke Cina untuk belajar Marxisme dan terakhir ke Laos untuk latihan bergerilya. Keputusan 66/23 adalah anjuran pemerintah Muangthai untuk menyerah dan dijamin tidak akan diapa-apakan. Bahkan mereka akan mendapat pekerjaan dan sebidang tanah (TEMPO, 11 Desember). Tetapi betulkah mereka menyerah total, bukan sekedar taktik saja? Ada kecurigaan bahwa ribuan kaum komunis yang masih di hutan tiba-tiba berbarengan angkat senjata dengan mereka yang ada di kota-kota. Jumlah sisa anggota CPT kini ditaksir 7.000, atau separuh dari kekuatan CPT 5 tahun yang lalu. Kabarnya CPT telah menyusun 20 butir kebijaksanaan baru dalam rangka perluasan areal hutan-kota. Dengan berbaurnya bekas anggota CPT dengan masyarakat kota, mereka diperkirakan akan menggunakan taktik terselubung lewat penyusupan ke berbagai organisasi masyarakat dan agama. Harian Nation Review di Bangkok dalam tajuknya bahkan menduga kemungkinan akan timbulnya terorisme dalam kota. Harian Bangkok Post telah menuding beberapa perwira militer Muangthai yang berhubungan erat dengan CPT. Meskipun tanpa nama, banyak dugaan dan kecurigaan timbul karenanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus