Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
India memulai program vaksinasi Covid-19 besar-besaran.
Serum Institute of India menjadi pemasok vaksin terbesar di dunia.
India menuntut perusahaan farmasi memprioritaskan kebutuhan dalam negeri.
PERINTAH itu datang dari pengadilan tinggi di New Delhi. Panel hakim meminta Serum Institute of India dan Bharat Biotech, dua produsen vaksin Covid-19, menjelaskan kapasitas produksi mereka sebenarnya. Kedua perusahaan farmasi India itu adalah produsen vaksin yang diandalkan pemerintah untuk memerangi pandemi akibat infeksi virus corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hakim Vipin Sanghi dan Rekha Palli menilai kedua perusahaan sebenarnya memiliki kapasitas lebih besar untuk memproduksi vaksin, tapi tidak memaksimalkannya bagi kepentingan India. “Kita malah menyumbang atau menjualnya ke negara asing dan bukannya memvaksin warga sendiri. Seharusnya ada rasa tanggung jawab dan pemilihan kepentingan di sini,” demikian pernyataan panel hakim seperti dilaporkan The Times of India pada Kamis, 4 Maret lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serum Institute tidak menjawab semua permintaan pengadilan. Perusahaan itu hanya menyatakan bahwa mereka sudah memasok 48 juta dosis vaksin bagi India dan memang telah mengalokasikan 51 juta dosis vaksin ke Kementerian Kesehatan untuk dikirim ke luar negeri. Adapun Bharat Biotech menyatakan sudah tidak punya kelebihan vaksin dan produksi berikutnya membutuhkan waktu lagi.
Presiden Perhimpunan Pengacara Mahkamah Agung Vikas Singh meminta pengadilan memastikan Pusat Pengendalian Penyakit Menular tidak mengekspor vaksin lagi hingga semua penduduk India selesai divaksin. Hakim menyatakan berita di media massa memang menunjukkan India mengekspor vaksinnya bahkan ke negara-negara “yang tak bersahabat”, tapi tak menyebutkan negara yang dimaksudkan.
Sidang ini digelar berdasarkan litigasi demi kepentingan umum yang diajukan Dewan Pengacara Delhi. Sidang tersebut merupakan upaya terbaru untuk menekan dua perusahaan farmasi itu agar memproduksi lebih banyak vaksin Covid-19 bagi sekitar 1,3 miliar penduduk India.
Pada akhir Februari lalu, CEO Serum Institute of India Adar Poonawalla menulis di Twitter bahwa perusahaannya telah diperintahkan untuk memprioritaskan kebutuhan vaksin India yang sangat besar dan berusaha menyeimbangkan kebutuhan negara lain di dunia. “Kami mengupayakan yang terbaik,” katanya. Hal ini, dia menambahkan, berdampak pada tertundanya pesanan berbagai negara lain.
Pemerintah India tengah menggenjot program vaksinasi untuk melawan Covid-19. Setelah wabah merebak pada Maret tahun lalu, negeri itu masih bergulat dengan laju infeksi yang terus menanjak. India bahkan menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Terdapat 11,3 juta kasus positif Covid-19 dan 158 ribu orang meninggal akibat penyakit tersebut di India.
Sejak program vaksinasi massal dimulai pada 16 Januari lalu, sudah lebih dari 20 juta penduduk menerima setidaknya satu dosis vaksin. Negeri itu bahkan berhasil memvaksin sekitar 2 juta orang dalam sehari pada Selasa, 9 Maret lalu. Pemerintah menargetkan sekitar 250 juta penduduknya sudah divaksin pada akhir Juli nanti. Untuk itu, pemerintah membutuhkan 500 juta dosis vaksin guna memenuhi standar dua dosis vaksin per orang.
COVAXIN produksi Bharat Biotech's COVID-19 . Reuters/Adnan Abidi
Perdana Menteri India Narendra Modi menginginkan semua penduduk bisa divaksin. Menurut Modi, India tengah menjalankan program vaksinasi terbesar di dunia. “Ini sekaligus menunjukkan kemampuan kami kepada dunia,” tutur Modi seperti dilaporkan BBC.
Agar warga India bersedia divaksin dan mempercayai vaksin produksi dalam negeri, Modi mengunggah foto dirinya tengah divaksin pada 1 Maret lalu di Twitter. Dia divaksin di All India Institutes of Medical Sciences di New Delhi. “Saya meminta semua orang yang memenuhi syarat vaksinasi segera mendapatkannya. Kita bisa membuat India bebas dari Covid-19,” ucapnya.
Hingga saat ini, Badan Pengawas Obat India baru memberikan lampu hijau penggunaan vaksin Covishield dan Covaxin. Covishield adalah vaksin yang dikembangkan AstraZeneca bersama University of Oxford, Inggris, yang diproduksi oleh Serum Institute, perusahaan farmasi yang berpusat di Kota Pune, bagian barat India. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan Covishield sejak 15 Februari lalu.
Vaksin Covishield dibuat menggunakan adenovirus atau virus flu yang dilemahkan. Hasil modifikasi tersebut membuatnya seperti virus corona, tapi tak menimbulkan gejala penyakit Covid-19. Ketika diinjeksikan ke tubuh pasien, vaksin akan memicu sistem imun memproduksi antibodi untuk melawan infeksi virus corona.
Hasil studi klinis awal menunjukkan angka efikasi Covishield mencapai 90 persen. Injeksi Covishield diberikan dua kali dengan selang waktu 4-12 pekan. Vaksin ini bisa disimpan dalam wadah bersuhu 2-8 derajat Celcius, seperti di lemari pendingin biasa, sehingga lebih mudah didistribusikan. Sejumlah vaksin Covid-19 lain, seperti buatan Moderna dan Pfizer-BioNTech, memerlukan tempat penyimpanan khusus dengan suhu berkisar minus 20 hingga minus 70 derajat Celcius.
Bharat Biotech, yang memproduksi Covaxin, bermarkas di Hyderabad. Perusahaan yang dibangun 24 tahun lalu itu sudah berpengalaman membuat 16 vaksin yang diekspor ke 123 negara. Riset vaksin corona yang dilakukan Bharat Biotech mendapat dukungan penuh pemerintah India. Sampel virus yang dipakai Bharat Biotech untuk membuat vaksin didatangkan dari Institut Virologi Nasional India.
Covaxin dibuat dari virus corona yang sudah dimatikan sehingga aman diinjeksikan ke tubuh. Setelah vaksin masuk ke tubuh, sistem imun mengenali virus mati itu dan memancing produksi antibodi untuk melawannya. Pengembangan Covaxin sempat menuai kritik karena pemerintah merilis izin penggunaan darurat pada Januari lalu ketika uji coba klinis tahap ketiga atau yang terakhir masih berjalan.
Bharat Biotech menyatakan riset yang melibatkan 27 ribu partisipan itu menjadi temuan penting untuk melawan pandemi. Vaksin itu diklaim memiliki tingkat efikasi hingga 81 persen. Covaxin diberikan kepada pasien dalam dua dosis dengan selang waktu empat pekan. Seperti Covishield, penyimpanan Covaxin pun lebih mudah. Bharat Biotech mengaku memiliki stok sebanyak 20 juta vaksin dan menargetkan produksi 700 juta vaksin pada akhir tahun nanti.
Vaksin Covid-19 buatan Serum Institute kini menjadi andalan dunia. Lewat program Covid-19 Vaccines Global Access, WHO membeli 300 juta dosis Covishield untuk didistribusikan ke negara-negara dengan pendapatan kecil dan menengah. Serum Institute dan AstraZeneca juga mendapat kesepakatan untuk memasok sekitar 1 miliar dosis vaksin buat sejumlah negara di Amerika Selatan. Pesanan juga datang dari Kanada, Amerika Serikat, dan Eropa.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA (BBC, REUTERS, PRI, TIME, ASSOCIATED PRESS, INDIA TIMES, HINDUSTAN TIMES)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo