Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Baju baru untuk jaruzelski

Pada tgl 16 des 1982, ditangkap lagi, dan dibebaskan kembali 9 jam kemudian, sedianya akan berpidato di depan masa di hari monumen buruh, sebagai peringatan "hari berdarah" 12 th yang lalu. (ln)

25 Desember 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LECH Walesa semula akan berpidato di kaki Monumen Buruh di luar Galangan Kapal Lenin di Gdansk. Sejak dibebaskan (13 November), pemimpin (organisasi terlarang) Solidaritas ini bersikap menahan diri. Maka 16 Desember dianggap hari yang baik untuk berpidato kembali di depan massa. Hari Kamis itu, ribuan orang telah berkumpul untuk memperingati "hari berdarah" 12 tahun yang lalu. (Tahun 1970, ketika keadaan ekonomi Polandia hancur, kaum buruh yang mogok menyerang kantor Partai Komunis yang letaknya tidak jauh dari galangan kapal Lenin. Pemerintahan dipimpin oleh Wladyslaw Gomulka waktu itu menyuruh tembak para demonstran. Konon ratusan meninggal). Tapi Walesa ternyata tidak muncul. Istrinya, Danuta, menerangkan sekitar pukul 10 pagi, sejumlah tentara bersenjata menggerebek rumah mereka. Dan Walesa dibawa pergi, entah ke mana. Baru sembilan jam kemudian, Walesa kembali. Massa di Monumen Buruh dan kumpulan ratusan orang lainnya di stasiun pusat Gdansk, telah buyar. Juga sekitar 7.000 Jemaat, yang menghadiri misa di gereja St. Brygidas, telah kecewa. Pastor Henryk Jankowski yang juga menjadi penasihat keluarga Walesa ketika petang harinya memimpin misa di Brygidas menyatakan pula penyesalannya. "Lech ingin sekali bersama kita hari ini," ujar sang Pastor, "tapi dia ternyata tidak sempat. Tidak mungkin."Tanpa bentrokan fisik antara rakyat dan polisi antihuru-hara, malam harinya Walesa kembali. "Saya telah diculik," kata Walesa kemudian. Hal ini telah diduga sebelumnya. Karena sehari sebelum peringatan "hari berdarah", puluhan tank telah memperagakan diri, demikian pula banyak truk militer berseliweran di jalan raya Gdansk. Rupanya pihak militer telah mengambil tindakan siaga penuh. "Saya kini sedang memikirkan tindakan yang terbaik untuk tujuan kita," ujar Walesa lagi, "dan seperti anda tahu, saya ini tidak senang dengan kekerasan. Senjata saya cuma argumentasi dan dalih." Walesa telah mengirim surat (terbuka) kepada Jenderal Jaruzelski, orang kuat Polandia, anura lain meminta amnesti umum bagi anggota Solidaritas yang ditahan karena berlakunya UU Darurat. Dia juga menghimbau aaar dipekerjakan kembali banyak buruh yana dipecat akibat UU tersebut, dan agar dipulihkan perserikatan buruh bebas. "Kalau hal ini anda lakukan," tulis Walesa, "kita akan mudah mendandani negeri kita. Negara asing pun akan membantu." Tanggapan Jaruzelski tidak terdengar. Hanya juru bicara pemerintah Jerzy Urban berkata: "Sebagai bekas ketua dari bekas organisasi yang bernama Solidaritas, Walesa kini hanyalah warga negara sipil biasa." Sejak dilarangnya Solidaritas dan berlakunya UU Darurat di Polandia, Amerika Serikat satu-satunya negara yang bersikap paling terbuka menentang pemerintah Polandia kini. Presiden Ronald Reagan bahkan telah mengadakan misa khusus untuk Polandia minggu lalu. Pnguasa Polandia "sekelompok orang brengsek" (a bunch of nogood lousy bums), kata Reagan. Polandia sendiri terakhir ini mengalami perubahan. Kalau demonstrasi di tahun 1980 berhasil menundukkan pemerintah untuk mengakui eksistensi Solidaritas, semangat itu tidak tampak lagi kini. Bagaikan orang yang cepat lelah, para demonstran -- misalnya ketika memperingati hari lahir (10 November) Solidaritas--cepat bubar. Polisi menghadang mereka dengan semprotan air dan gas air mata. Lagi pula Uskup Agung Jozef Glemp tidak mau merestui pemogokan umum. Glemp tetap menekankan perlunya dialog antara pihak gereja dan pemerintah, terutama untuk membicarakan rencana kunjungan Paus Johannes Paulus 11, Juni 1983. Sementara itu, PM Jaruzelski bersikap tegas. Situasi normal "harus tahap demi tahap," ujarnya. "Saya tidak bisa menjanjikan apa-apa dan cuma sama niat saya anarki tidak boleh terjadi di Polandia." Tahap berikutnya, apakah UU Darurat akan dicabut? Sejm (parlemen) Polandia Sabtu lalu menyetujui usul supaya UU Darurat dicairkan, tapi akan berlaku sejumlah peraturan baru yang masih memungkinkan pihak militer mengekang kebebasan buruh dan menumpas gerakan antipemerintah (lihat box). Jadi, walaupun tanpa UU Darurat, kekuasaan militer akan tetap besar. Akan sama halnya bagi Jaruzelski. Selain jadi perdana menteri, dia juga menteri pertahanan merangkap Ketua Partai Komunis Polandia. Kehidupan rakyat dalam Natal sekali ini semakin sulit. Warganegara hidup dengan catu, dan selalu berantre panjang untuk memperoleh bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya. Tapi Polandia di bawah pimpinan Jaruzelski masih dipercaya oleh perbankan Barat. November lalu, 503 bank Bropa Barat berkumpul di Wina. Mereka memberi keringanan (rescheduling) bagi Polandia mencicil utangnya. Seluruh utang Polandia (dari negara Barat) sekitar US$ 25 milyar. Polandia masih bisa berutang lagi US$ 550 juta, lewat garansi ekspornya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus