Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kematian Meinard

Pegawai KBRI di port moresby, mati terbunuh, latar belakang pembunuhan belum jelas, ada dugaan karena wanita atau ada kaitannya dengan OPM. (nas)

25 Desember 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PETI mati berwarna cokelat tua itu bertabur bunga anggrek. Di sisinya Cely menangis lirih, sesekali mengusap air matanya dengan sapu tangan berwarna merah. Wanita Filipina itu menangisi jenasah kawan sekantor dan pacarnya, Meinard Willem Poluan. Meinard, 32 tahun, meninggal Selasa pagi 14 Desember di rumahnya di perumahan KBRI Port Moresby, Papua Niugini. Pegawai lokal KBRI itu tewas oleh tusukan senjata tajam. Dalam keadaan berlumuran darah ia masih sempat minta tolong kepada rekan sekerjanya yang tinggal di flat sebelahnya. Tapi ia tak terselamatkan lagi. Senin lalu jenasah Meinard diterbang kan ke Jakarta. Kemudian dibawa ke Bandung, ke rumah orang tuanya, Andreas Hanok Poluan. Ikut mengantar jenasah Meinard ke Bandung, delapan rekannya dari KBRI Port Moresby. Selain mereka, ada juga Cely serta Meriam, kakak Meinard yang menikah dengan seorang perwira AD PNG Letkol David Nara Joshua dan tinggal di Port Moresby. Selasa lalu, jenasah Meinard dimakamkan di pekuburan Pandu Bandung. Mengapa Meinard dibunuh? Tersangka pembunuhnya, Fred Simon Alom 25 tahun, telah ditahan. Jumat pekan ialu ia mulai diajukan ke muka sidang pengadilan di Port Moresby. Tapi motif pembunuhan belum terungkap. "Simon teman dekat Meinard," ujar Letkol David Senin lalu. Ia tidak mau berbicara banyak mengenai pembunuhan Meinard. Cuma dikatakannya, Meinard sangat ramah dan mudah berteman. Namun sikap itu dianggapnya kesalahan--karena terlalu percaya pada semua orang. Pembunuhan Meinard cukup mengguncangkan hubungan RI-PNG. KBRI telah melaporkan peristiwa itu kepada Kementerian Luar Negeri dan Kepolisian PNG. Sekjen Kemlu PNG, menurut siaran pers Deplu pekan lalu. menyampaikan penyesalan dan belasungkawa atas kejadian itu. Kuasa Usaha RI di Port Moresby segera mengumpulkan semua warga KBRI dan keluarganya di Wisma Duta, kediaman resmi Dubes RI. Gedung ini kemudian dijaga ketat polisi. Pemerintah RI kemudian meminta jaminan pemerintah PNG untuk mengambil langkah keamanan liepada KBRI Port Moresby. Jika tidak, staf KBRI terpaksa akan dipulangkan ke Indonesia. Menlu Mochtar Kusumaatmadja pekan lalu belum dapat memastikan latar belakang pembunuhan Meinard. Cuma diungkapkannya, di PNG memang ada sementara pihak yang kurang suka dengan pemerinuh Indonesia. "Ada ancaman-ancaman. Ada nada-nada yang kurang bersahabat," ujarnya. Pihak tersebut, diakuinya, memang ada kaitannya dengan OPM (Organisasi Papua Merdeka). Masyarakat Indonesia dihimbaunya agar tidak terlalu cepat terpengaruh aus kejadian itu, hingga hubungan RI-PNG buruk. Meinard Willem Poluan tiba di Port Moresby pada Agustus 1977. Ia, mengikuti adiknya Meriam, yang 3 bulan sebelumnya menikah dengan Letkol David (mereka berdua bertemu tatkala David mengikuti pendidikan Seslcoad di Bandung). Dua bulan kemudian Meinard bekerja di KBRI Port Moresby sebagai pegawai honorer. Pertengahan 1978 ia diangkat sebagai pegawai lokal, dan diperbantukan pada Atase Pertahanan KBRI di PNG. Karena Athan R"I di PNG berkedudukan di Canberra, Australia, tugas itu lebih banyak diungani stafnya yang di Port Moresby. Kekosongan ini agaknya membuat Meinard menonjol. Hubungannya dengan adik iparnya, Letkol David rupanya juga sangat membantu. Meinard juga diketahui banyak berhubungan dengan anggota OPM yang ada di Port Moresby untuk mengumpulkan informasi. "Mereka sering datang ke rumah Meinard," ujar Haryono, bekas staf lokal KBRI di Port Moresby yang awal Desember lalu pulang ke Indonesia karena visanya habis. Haryono dan Meinard pernah tinggal sekamar di Guest House KBRI Port Moresby yang terletak di Henaught Drive. Kompleks itu berupa tiga flat yang berdekatan, dengan pagar besi sehingga sekitar 2 meter. Kompleks yang terletak sekitar 1 km dari pusat kota itu termasuk daerah sepi. Hanya ada belasan rumah di sekitar situ, semuanya ditinggali penduduk pribumi yang hubungannya kurang akrab satu sama lain. Menurut Haryono, kompleks itu kurang aman: dalam dua tahun terakhir ada lima kali usaha mendobraknya. Sekalipun Meinard seorang yang supel, mengenai pekerjaannya ia bersifat tertutup. "Dia jarang membicarakan masalah tugasnya dengan kami," kata Haryono. Meinard juga jarang tinggal di rumah dan konon sering bermalam di tempat teman wanitanya. Terakhir dia berpacaran dengan Cely, teman sekerjanya yang berkebangsaan Filipina. Menurut ibu Meinard, Ny. Sunarti, anaknya itu merencanakan pulang ke Bandung akhir Desember untuk merayakan Natal, sekaligus untuk merembuk rencana perkawinannya dengan Cely. Semuanya itu, tentu saja, kini gagal. Toh Senin malam lalu, di rumah orang tua Meinard di Bandung, diadakan juga upacara peringatan Natal bersama, untuk menghormati Meinard yang tiada. Ada yang menduga, pembunuhan terhadap Meinard ada kaitannya dengan soal wanita. Namun suatu sumber TEMPO di Port Moresby pekan lalu memastikan "Meinard dibunuh oleh orang OPM." Tersangka pembunuh yang ditangkap, Fred Simon Alom, memang pernah tinggal di Irian Jaya. Namun Menlu Mochtar Kusumaatmadja Senin lalu membantah adanya latar belakang politis di balik pembunuhan itu. "Itu hanya kriminal biasa," katanya. Semuanya itu mungkin bakal terungkap di sidang pengadilan nanti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus