Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Baju Baru untuk Sang Partai

Meskipun belum berbentuk jelas, kekuatan-kekuatan Thai Rak Thai kembali menata diri. Pengaruh Thaksin Shinawatra masih cukup kuat.

30 Juli 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Thaksin Shinawatra merayakan ulang tahun ke-58 di pengasingan, di London, Kamis pekan lalu. Namun mantan Perdana Menteri Thailand ini tak merasa kesepian. Sebab, menurut Noppadon Pattama, pengacaranya, beberapa orang dekat di partainya, Thai Rak Thai, terbang ke London untuk merayakan hari jadi sang bos. Para loyalis Thaksin kabarnya juga memperingati momen tersebut di Thailand. Selain itu, Thaksin membuka situs pribadi baru, www.truethaksin.com, dengan kata-kata pembuka The Truth Shall Set You Free, ”kebenaran akan membebaskanmu”.

Tidak ada yang ragu, pengaruh Thaksin di Thailand masih kuat. Mahkamah Agung Thailand telah membubarkan Thai Rak Thai dan melarang 111 tokohnya, termasuk Thaksin, terjun ke dunia politik selama lima tahun, 30 Mei lalu. Namun kekuatan pemimpin yang digulingkan dalam kudeta militer tak berdarah 19 September 2006 itu tetap ada. Tajuk Bangkok Post yakin popularitas Thaksin di provinsi-provinsi utara dan timur laut Thailand—basis politiknya—masih kuat. Kemungkinan kembali bangkitnya Thai Rak Thai—dengan nama lain—untuk ikut dalam pemilihan umum November atau Desember nanti tidak bisa diabaikan.

Thai Rak Thai, partai yang dua kali membawa Thaksin menang mutlak dalam pemilihan umum (2001 dan 2005) dan menyapu mayoritas parlemen terbesar dalam sejarah Thailand—248 dan 375 kursi dari total 500 kursi—tak mungkin lenyap begitu saja. Memang, ketika kudeta terjadi, banyak pemimpin inti partai tersebut sedang berada di luar negeri. Misalnya Thaksin dan wakilnya, Surakiart Sathirathai, di New York, Menteri Keuangan Thanong Bidaya di Singapura, dan Menteri Perdagangan Somkid Jatusripitak di Paris. Sedangkan beberapa orang yang tinggal di Thailand ditahan junta militer. Menurut harian The Nation, hal itu membuat anggota Thai Rak Thai lainnya diam. Mereka tak terorganisasi.

Namun partai ini kembali muncul. Senin pekan lalu, untuk pertama kalinya setelah kudeta, ketua pelaksana ”sisa-sisa laskar” Thai Rak Thai, Sompong Amornwiwat, membuat pengumuman resmi. Menurut dia, partai baru pengganti Thai Rak Thai kemungkinan besar akan dipimpin Somchai Wongsawat, saudara ipar Thaksin. Kelompok baru ini nantinya akan dipegang 75 tokoh Thai Rak Thai yang tidak dicabut hak-haknya dalam politik praktis.

Hingga akhir pekan lalu, memang belum ada pengumuman apa nama partai pengganti Thai Rak Thai. Namun, bila dilihat dari tetap kuatnya pengaruh Thaksin dan kekuatan-kekuatan politik pembentuk Thai Rak Thai, bisa dipastikan akan ada Thai Rak Thai dengan ”baju baru”.

Sebab, Thai Rak Thai sendiri terbentuk dari 11 faksi kekuatan politik—partai yang disusun oleh paling banyak faksi dalam sejarah Thailand. Dari faksi yang punya kaitan darah dengan Thaksin, Wang Bua Ban, dipimpin saudara perempuan Thaksin, Yaowapa Wongsawat, hingga kelompok oportunis dengan ”hobi” menclok di partai yang berkuasa, Wang Nam Yen, dan faksi dengan tokoh-tokoh yang dilingkupi skandal dan korupsi, Buri Ram. Setiap faksi dalam Thai Rak Thai memiliki kawasan basis politik yang tersebar di seluruh penjuru Thailand, juga di Ibu Kota Bangkok.

Faksi Bangkok dipimpin mantan Menteri Pertanian Sudarat Keyurapan, yang merupakan tokoh kunci Partai Palang Dharma, bekas partai Thaksin. Keyurapan adalah orang kepercayaan Thaksin. Semua anggota parlemen Thai Rak Thai dari Bangkok berasal dari faksi ini. Faksi Bangkok juga menguasai daerah di sekitar ibu kota.

Bisa dibayangkan apa yang menjadi harapan Thaksin ketika dia meniup lilin kue ulang tahunnya. Thai Rak Thai dapat muncul kembali di kancah politik, dalam bentuk lain. Thaksin sendiri tetap populer diberitakan di media massa Thailand, bukan sebagai ”penjahat”, melainkan sebagai pemilik klub sepak bola Inggris, Manchester City, yang akan menarik lebih banyak pemain bola Thailand bermain di kelas dunia.

Bina Bektiati (Bangkok Post, The Nation, The Economist)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus