Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Perempuan di Pucuk India

Pratibha Patil terpilih menjadi presiden perempuan pertama di India. Kemenangan di tengah dominasi laki-laki yang semakin kuat di negeri itu.

30 Juli 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namanya Pratibha Devisingh Patil, dan ia baru menjadi berita besar, Sabtu dua pekan lalu. Dialah presiden wanita pertama di Negeri Bollywood. Ratusan pendukung Partai Kongres menabuh gendang, menari di jalanan, membunyikan petasan dan kembang api di Ibu Kota New Delhi dan kota kediaman Patil di Negara Bagian Maharashtra.

Presiden Abdul Kalam telah habis masa jabatannya. Sekarang, 65,82 persen rakyat India menjatuhkan pilihan pada Patil, 72 tahun, kandidat dari Aliansi Progresif Bersatu dan Kiri India (UPA) pimpinan Sonia Gandhi. Ia mengalahkan kandidat dari Partai Bharatiya Janata, Bhairon Singh Shekhawat.

”Ini momen yang sangat khusus bagi kita perempuan di negara kita, karena untuk pertama kalinya kita memiliki seorang perempuan yang terpilih sebagai Presiden India,” ujar politikus yang kini sangat berpengaruh, pemimpin Partai Kongres, Sonia Gandhi.

Kemenangan Patil muncul di tengah diskriminasi gender yang meluas di negeri itu. Banyak keluarga di India menganggap anak perempuan mereka merupakan beban. Tradisi mengharuskan keluarga pengantin perempuan memberikan pihak mempelai laki-laki maskawin dan hadiah perkawinan dalam jumlah besar dan tunai. Akibatnya, pendidikan dan kesehatan anak perempuan terabaikan.

Jika mereka menjadi janda, mereka dianggap menjadi beban anak atau keluarganya, dan mendapatkan diskriminasi yang lebih parah. Lembaga swadaya masyarakat internasional, FHI, mencatat, diperkirakan sekitar 10 juta janin perempuan digugurkan di India lebih dari dua dekade terakhir. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga mengharapkan anak laki-laki. Nah, suksesnya Patil merebut kursi kepresidenan diharapkan memperbaiki kehidupan perempuan di India.

Patil lahir di Narayan Paglu Rao, Nadgaon, Maharashtra, India bagian barat, 19 Desember 1934. Pendidikan awalnya dijalani di Jalgaon, dan meraih Master dari Mooljee Jaitha College, yang berafiliasi dengan North Maharashtra University. Gelar sarjana hukum diambil Patil di Government Law College Mumbai. Selama kuliah, Patil menjuarai beberapa turnamen tenis meja antarkampus. Karena keunggulannya dalam olahraga, kepintaran, dan kecantikannya, tak salah jika pada 1962 dara Patil menjadi ratu kampus di Mooljee. Pada tahun yang sama, Patil meraih kursi parlemen di daerah pemilihan Edlabad melalui Partai Kongres Nasional India.

Patil menikah dengan seorang pendidik, Devisingh Ransingh Shekhawat. Namun, selama aktif menjadi politikus, ibu dua anak itu tak memakai nama suami seperti yang umum dilakukan dalam tradisi India.

Patil sudah memulai karier politiknya pada usia 27 tahun. Karismanya terus menanjak menjadi Wakil Menteri Pendidikan pada 1967 dan Menteri Negara Sekretaris Kabinet lima tahun kemudian selama enam tahun. Waktu itu Patil juga menangani urusan pariwisata, kesejahteraan sosial, dan perumahan.

Saat Partai Kongres pecah setelah Indira Gandhi kalah, Patil tetap setia bersama Indira Gandhi. Bahkan dia dapat dikatakan sebagai pengelola dapurnya Indira Gandhi ketika Sanjay tewas. Pada saat pemilihan umum bertepatan dengan pembunuhan Rajiv Gandhi, Patil memenangkan kursi parlemen dari daerah pemilihan Amravati, kota suaminya.

Setelah delapan tahun mengabdi di Lhok Sabha pada November 2004, Patil terpilih sebagai gubernur perempuan pertama Provinsi Rajasthan. Saat menjabat sebagai gubernur pada 2006, Patil menolak menandatangani Rancangan Undang-Undang Kebebasan Beragama Rajasthan 2006 (RUU Dharma Swatantrya Rajasthan). Dewan Legislatif Rajasthan menyetujuinya. Namun, kalangan Kristen menilai rancangan itu membatasi kebebasan seseorang memeluk agama. Menurut Patil, RUU itu melanggar kebebasan hak asasi manusia.

Ahmad Taufik (Hindustan Times, Reuters, Wikipedia, dan Bloomberg)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus