SETELAH lima kali menjadi kuda hitam dalam pemilihan Ketua
Partai Demokrat Liberal (LDP) akhirnya Yasuhiro Nakasone tampil
sebagai tokoh politik utama diJepang. Ia memenangkan suara di
partai dan Parlemen akhir pekan lalu.
Nakasone sebagai Ketua LDP otomatis menjadi PM. Kaisar Hirohito
melantiknya sebagai perdana menteri ke-71-menggantikan Zenko
Suzuki yang mengundurkan diri: pertengahan Oktober.
Pencalonannya mendapat dukungan dua fraksi kuat di LDP: kelompok
Kakuei Tanaka dan Suzuki -- keduanya bekas PM. Dan keduanya
punya pengikut lebih separuh dari 1.040.000 anggota LDP.
Nakasone dalam pemilihan itu mendapat dukungan 57,6%. Sisanya
untuk kandidat Toshio Komoto (27,3%), Shintaro Abe (8,3%), dan
Ichiro Naka gawa (6,8% ).
Untuk jabatan PM juga Nakasone memperoleh suara secukupnya di
Parle men (Diet)--terdiri dari Majelis Tinggi (236 kursi) dan
Majelis Rendah (497 kursi). Tercatat yang memilih Nakasone di
kedua majelis: 130 dan 287 suara. Lawannya, Ketua Partai
Sosialis Jepang (JSP) Ichio Asukata memperoleh dukungan 50 dan
102 suara. Hampir tiga dekade terakhir LDP memang menguasai
Majelis Tinggi dan Majelis Rendah.
Dukungan itu ternyata ditebus mahal oleh Nakasone. Ia, untuk
lingkup LDP, harus merelakan kursi Sek-Jen dan Ketua Badan Riset
masing-masing kepada Susumu Nikaido (Fraksi Tanaka) dan Rokusuke
Tanaka (Fraksi Suzuki). Untuk tingkat kabinet kedua fraksi itu
minta tambahan tiga kursi. Dari 20 jabatan menteri sekarang
separuh dipegang oleh pengikut Tanaka (6) dan Suzuki (4).
"Kabinet sekarang Kabinet Tanakosone," ejek Komoto.
Nakasone juga diserang karena mengangkat Akira Hatano, bekas
Kadapol Metro Tokyo, sebagai menteri kehakiman. Hatano, 71
tahun, dikenal sebagai teman akrab Tanaka, dianggap bisa
mempengaruhi ke,utusan pengadilan terhadap bekas PM itu.
Kasusnya akan disidangkan lagi Februari 1983. Tanaka telah
diajukan ke meja hijau atas tuduhan menerima suap sebesar 500
juta yen dari pabrik pesawat terbang Lockheed-waktu ia menjabat
PM (1974).
Tak cuma itu yang dikhawatirkan oran, menurut laporan wartawan
TEMPO Seichi Okawa, dari Tokyo Nakasone dikenal sangat
menganjurkan supaya Jepang membangun angkatan bersenjatanya.
Konstitusi Jepang yang antiperang sudah tak sesuai lagi dan
perlu diubah, katanya. Nakasone juga menghendaki 3% dari
Pendapatan Nasional Bruto (GNP) bagi anggaran militer--selama
ini kurang dari 1 %.
Amerika Serikat merestui pengembangan Angkatan Bersenjata Jepang
seperti yang dicanangkan Nakasone. Menteri Pertahanan AS Caspar
Weinberger bahkan sudah minta Jepang untuk ikut mengemban
tanggung jawab pertahanan di kawasan Asia-Pasifik guna
menghadapi ancaman Uni Soviet yang makin meningkat.
Sekarang Jepang memiliki: Angkatan Darat terdiri dari satu
divisi lapis baja dan 12 divisi infantri. Angkatan Laut memiliki
14 kapal selam, 34 kapal perusak, 16 fregat, dan 16 kapal
patroli. Angkatan Udara punya 120 pesawat tempur, dan 76
helikopter yang dilengkapi dengan persenjataan mutakhir. Ketiga
angkatan itu berkekuatan 199.000 orang--di luar 41.000 pasukan
cadangan.
Gagasan Nakasone untuk memperkuat diri secara militer bukan tak
mendapat tantangan dari sejumlah negara Asia -- termasuk
Indonesia. Apalagi Jepang akan diberi peran menjamin keamanan di
luar wilayahnya, sejauh 1.000 mil. Ini membuka kesempatan
bangkitnya kembali militerisme Jepang. Sekarang saja kekuatannya
sudah di atas kebanyakan negara Asia.
Nakasone tampak memahami kecemasan negara-negara Asia lainnya.
Seusai pelantikan oleh Kaisar Hirohito,ia mengatakan bahwa
Jepang tidak akan berkembang menjadi negara militer yan
mengancam keamanan tetangga. Untu menjelaskan kebijaksanaan di
bidan militer ini, menurut rencana, Menlu Shintaro Abe akan
berkunjung ke ne gara-negara ASEAN awal 1983. "Pokoknya Saya
bukan rajawali sayap kanan yang senang melihat Jepang memainkan
lagi peran sebagai kekuatan militer," kata Nakasone.
Omongannya itu belum bisa dipegang teguh. Sikap politik
Nakasone, yang terkenal sebagai "Baling-baling Cuaca", cenderung
gampang berubah--seirama dengan kepentingan yang
diperjuangkannya. Yang pasti ia akan menjadi PM Jepang aktif
sesuai dengan slogannya: politik adalah aksi. Tokoh yang
disenanginya adalah Kaisar Meiji yang mengantar Jepang menjadi
kekuatan modern pada abad ke-19.
Nakasone, lahir di Gumma 64 tahun lalu, dikenal berpengalaman
panjang dan beragam. Ia sudah menjadi anggota Majelis Rendah
pada usia 29 tahun. Selama Perang Dunia II ia bertugas sebagai
kasir Angkatan Laut Jepang di Mindanao, Filipina. Pangkatnya:
letnan dua. la tak pernah terlibat dalam pertempuran. Tapi
senang militer yang kuat.
Dalam beberapa kabinet terdahulu Nakasone, alumnus Fakultas
Hukum (Jurusan Politik) Universitas Tokyo, pernah menjabat
Menteri Negara Ilmu Pengetahuan & Teknologi, Menteri Pertahanan,
Menteri Perhubungan, dan Menteri MITI. Ia juga pernah menjabat
PM ad interim selagi Suzuki melawat ke luar negeri. Banyak
kalangan mengakui Nakasone sebagai administratur yang baik.
Selain menyukai golf, tenis, dan berenang, Nakasone yang gemar
berpakaian rapi itu juga penggemar musik, dan seni lukis. Ia
pernah pindah rumah tahun lalu karena menganggap tempat itu
sial. Di rumahnya yang sekarang, dia rupanya beruntung. Itulah
PM baru Jepang yang segera diundang Presiden Ronald Regan untuk
mengunjungi Gedung Putih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini