Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bangkit Setelah Bersih

Kelompok oposisi Malaysia meluncurkan gerakan baru menjelang pemilihan umum awal tahun depan. Menggabungkan semua tuntutan rakyat.

2 Desember 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hujan deras selama empat jam tak menghalangi lebih dari 13 ribu orang berhimpun di sebuah tanah lapang di Taman Seremban Jaya, Negeri Sembilan. Penduduk yang datang dari berbagai negara bagian di Malaysia itu berkumpul sejak pukul 16.00 waktu setempat. Lelaki-perempuan, tua-muda, tumplek di tanah lapang itu. 

Pada Sabtu empat pekan lalu itu, suasana lapangan tersebut seperti karnaval. Kios makanan dan cendera mata hingga lapak pedagang kain berdiri di pinggir jalan mengitari tanah lapang itu. Selepas pukul 21.00, dengan takzim mereka mendengarkan pidato sejumlah tokoh Pakatan Rakyat—koalisi partai politik negeri jiran itu—seperti Anwar Ibrahim (Partai Keadilan Rakyat), Lim Kit Siang (Partai Aksi Demokratik), dan Abdul Hadi Awang (Partai Islam se-Malaysia). "Penyokong gerakan tetap bertahan dalam hujan dengan penuh semangat. Basah-basahan sampai tengah malam," tutur koordinator gerakan Bangkit Negara Bagian Selangor, Sharifuddin Budin, kepada Tempo pada Rabu pekan lalu.

Hari itu merupakan momen amat penting bagi kelompok oposisi Malaysia. Mereka membidani sebuah gerakan yang mereka namai Himpunan Kebangkitan Rakyat. Menurut Sharifuddin, ini merupakan gerakan baru. Semangat gerakan ini sebenarnya tak jauh berbeda dengan gerakan Bersih, yang sudah ada sebelumnya. Sementara agenda Bersih hanya menuntut pemilihan umum yang bersih dan adil, tuntutan gerakan Bangkit lebih luas dari itu, di antaranya pendidikan gratis; mengusir perusahaan tambang Lynas, yang dinilai mengandung radioaktif; menolak swastanisasi perusahaan negara; dan meminta Internal Security Act (ISA) dihapus.

Tuntutan-tuntutan tersebut terus berkumandang di berbagai unjuk rasa di Malaysia dalam beberapa bulan terakhir. Menurut penanggung jawab mobilisasi mahasiswa gerakan Bangkit, Adam Adli, aksi protes makin marak selepas Bersih 3.0, yang sukses menghimpun 300-an ribu orang pada 28 April lalu.

Kebangkitan Rakyat, kata pria 23 tahun ini, menggabungkan semua tuntutan rakyat tersebut. "Untuk memberi tekanan maksimum kepada pemerintah," ujar mahasiswa Universitas Pendidikan Sultan Idris, Perak, ini kepada Tempo. Ia diskors tiga semester oleh kampusnya lantaran menukar bendera perdana menteri dengan bendera mahasiswa dalam unjuk rasa di gedung Organisasi Melayu Bersatu (UMNO) pada 17 Desember 2011.

Gerakan ini sudah diluncurkan di dua negara bagian, yakni Negeri Sembilan dan Kelantan. Berikutnya menyusul negara bagian lain hingga mencapai puncaknya pada 12 Januari 2013 di kompleks Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, atau dua bulan menjelang pemilihan umum, yang rencananya digelar Maret 2013.

Peluncuran di Kota Bharu, Kelantan, tak kalah meriah dibanding di Negeri Sembilan. Ribuan orang memadati Stadion Sultan Mohammad IV pada 16 November lalu. Penyokong Bangkit meluber hingga memenuhi lapangan rumput stadion berkapasitas 30 ribu orang itu. Hadir dalam acara itu sejumlah tokoh oposisi, seperti Lim Kit Siang dan Zulkifli Omar dari lembaga swadaya masyarakat Solidariti Hijau.

Ketua gerakan Bangkit, Mohamad Sabu, yakin acara puncak di Bukit Jalil bisa menghimpun satu juta orang. "Saya berharap rakyat dapat terus menyokong program himpunan ini di setiap negeri," kata Wakil Presiden Partai Islam se-Malaysia ini seperti dikutip Sinar Harian.

Gerakan ini tak hanya diisi para anggota Pakatan Rakyat, tapi juga sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan kelompok mahasiswa, di antaranya Gerakan Mansuhkan ISA (GMI), Himpunan Hijau, dan Solidariti Mahasiswa Malaysia. Sebagian besar lembaga ini ikut bergabung dalam gerakan Bersih dan giat menyuarakan ketidakadilan terhadap rakyat. 

Kelompok-kelompok itu memang sudah memiliki rekam jejak melawan pemerintah. GMI, gerakan yang menuntut penghapusan ISA yang berdiri pada Oktober 2008, giat menyuarakan penghapusan peraturan yang memungkinkan orang ditahan selama 60 hari tanpa pengadilan. Gerakan yang beranggotakan lebih dari 30 lembaga swadaya masyarakat ini dibentuk selepas beberapa negara bagian jatuh ke tangan Pakatan Rakyat pasca-pemilu 8 Maret 2008. Setelah ISA dicabut oleh Perdana Menteri Najib Razak pada 15 September 2011, kelompok ini tetap bergerak memprotes sejumlah kebijakan pemerintah.

Adapun Himpunan Hijau aktif bergerak dalam isu-isu lingkungan hidup. Dalam beberapa bulan terakhir, mereka menentang pembangunan perusahaan tambang bijih lantanida asal Australia, Lynas, baik di Pengerang, Johor, maupun di Kuantan, Pahang. Mereka menuding pabrik itu mengandung radioaktif.

Sedangkan Solidariti Mahasiswa Malaysia menuntut pendidikan gratis. Solidaritas ini memiliki anggota lebih dari 5.000 orang dari berbagai perguruan tinggi. Mereka juga mendukung gerakan anti-Lynas. Menurut Adam Adli, perguruan tinggi menjadi sarana mengeruk keuntungan. "Kroni-kroni pemerintah dibiarkan membuka perguruan tinggi swasta yang mahal. Anak-anak muda yang mau kuliah jadi mangsa."

Para aktivis Bangkit berkukuh gerakan baru ini bukan rival Bersih, yang sukses menggalang ratusan ribu orang sejak pertama kali berdiri pada November 2006. Menurut penanggung jawab mobilisasi pusat Kebangkitan Rakyat, Hishamuddin Rais, gerakan ini masih diisi orang-orang yang pernah aktif di Bersih. Hanya, kata dia, Bangkit secara terang-terangan bekerja sama dengan Pakatan Rakyat, yang tiga pemimpinnya duduk bersama dalam komite induk. "Bersih tidak menjadi pemandu bagi gerakan ini. Ini gerakan yang lebih luas," ujarnya.

Sedangkan menurut Adam Adli, Bersih masih menjadi tuntutan utama gerakan Bangkit. Tanpa pemilihan yang bersih, semua tuntutan rakyat tidak mungkin dipenuhi. Ia percaya Bersih selalu relevan. "Tuntutannya akan selalu disuarakan di mana-mana," ucap pria yang juga menangani promosi dan publikasi Bangkit untuk media sosial ini.

Sesepuh UMNO, Mahathir Mohamad, 87 tahun, tak sepakat dengan aksi jalanan yang dipelopori partai oposisi. Menurut bekas Perdana Menteri Malaysia ini, demokrasi tidak menjamin keselamatan dan keamanan orang ramai karena kekerasan bisa terjadi apabila kelompok minoritas bangkit menuntut hak-hak mereka.

Seperti dilansir The Malaysian Insider, Selasa pekan lalu, pria yang menjabat perdana menteri selama 22 tahun ini mengatakan kelompok oposisi sudah menyiapkan pentas bagi huru-hara. Para penyokong Pakatan Rakyat bangkit menolak keputusan pemilu sekiranya Barisan Nasional kembali menang.

Menurut Mahathir, kelompok oposisi mengatakan kepada rakyat bahwa pemilu nanti tidak adil supaya rakyat menolak hasil pesta demokrasi dengan berunjuk rasa mengganggu perekonomian. "Itu semua agar mereka bisa mendapat kekuatan meski telah kalah," ujarnya dalam Forum Antarbangsa 2012 di Putra World Trade Center, Kuala Lumpur, Senin pekan lalu. Ia memperkirakan, jika Pakatan Rakyat kalah dalam pemilu, Malaysia mungkin akan dibanjiri dengan lebih banyak kekerasan jalanan melalui unjuk rasa.

Politikus Barisan Nasional sepakat dengan Mahathir. Menurut anggota parlemen dari daerah pemilihan Batang Sadong, Sarawak, Nancy Shukri, demokrasi perlu batasan. Sebab, bila disalahgunakan, demokrasi bisa menimbulkan kekerasan. "Kalau terlalu bebas tanpa batas, ia akan berisiko bagi negara dan membawa perkara-perkara yang tidak diinginkan," ujar politikus Partai Pesaka Bumiputera Bersatu ini kepada The Malaysian Insider.

Sapto Yunus, Sandy Indra Pratama


HISHAMUDDIN RAIS:
Kami Dicap sebagai Antek Yahudi

Gerakan rakyat Malaysia yang menuntut pemerintahan lebih baik terus berkembang. Aksi itu digalakkan seiring dengan suhu politik Malaysia yang menghangat menjelang peralihan kepemimpinan, yang diperkirakan berlangsung awal tahun depan. Setelah gerakan Bersih, yang menuntut pilihan raya (pemilihan umum) yang jujur, kini muncul Himpunan Kebangkitan Rakyat.

Bagaimana bentuk gerakan Bangkit dan kaitannya dengan Bersih? Berikut ini wawancara wartawan Tempo Sandy Indra Pratama dengan penanggung jawab mobilisasi pusat Kebangkitan Rakyat, Hishamuddin Rais, yang juga salah seorang anggota komite pengarah gerakan Bersih 2.0 pada 2011.

Setelah Bersih 3.0, gerakan apa yang sedang direncanakan penggiat Bersih?

Gerakan ini disebut Himpunan Kebangkitan Rakyat. Rencananya akan diadakan di Kuala Lumpur pada 12 Januari pukul 16.00 waktu setempat. Sasaran himpunan ini adalah mengumpulkan satu juta warga Malaysia untuk menuntut pemerintah. Kesemuanya ada sembilan tuntutan. Himpunan ini bersepakat mengambil sikap tidak mau lagi diinjak dan ditekan UMNO (Organisasi Melayu Bersatu) dan kroni-kroninya.

Siapa saja yang bergabung dengan Kebangkitan Rakyat?

Himpunan ini adalah gabungan lembaga swadaya masyarakat yang membawa berbagai agenda dan tuntutan. Misalnya ANAK, lembaga swadaya masyarakat yang berjuang menyelamatkan Lembaga Kemajuan Tanah Persekutuan (FELDA); TANAH, menentang perampasan tanah; Himpunan Hijau, yang berjuang untuk lingkungan, yaitu melawan Lynas (perusahaan tambang) di Pengerang, Bukit Koman.
>SMM, jaringan mahasiswa menuntut pendidikan gratis; SAMM, jaringan anak muda yang menuntut keadilan; GMI, gerakan yang menginginkan penghapusan Internal Security Act; Mufakat, penyelamat kampung tradisional dan warisan. Merekalah yang memimpin Himpunan Kebangkitan Rakyat. Rencananya, mereka bakal mengajukan tuntutannya sebelum pilihan raya ke-13 itu.

Apakah Kebangkitan Rakyat bagian dari gerakan Bersih?

Gerakan ini berbeda dengan Bersih, yang hanya menuntut pemilu adil dan bersih. Himpunan Kebangkitan Rakyat membawa berbagai tuntutan dari berbagai sektor. Ini gerakan yang lebih luas, dan yang jelas Bersih bukan rival kami.

Benarkah Kebangkitan Rakyat merupakan gerakan yang kecewa terhadap Bersih?

Kecewa? Wow, ini berita baru yang saya terima. Dalam Kebangkitan Rakyat ini, aktivisnya masih diisi orang-orang yang juga aktif bersama Bersih. Hanya, kali ini secara jelas himpunan ini bekerja sama dengan Pakatan Rakyat, di mana tiga pemimpinnya duduk bersama dalam komite induk. Sekali lagi ini berbeda dengan Bersih. Ada kerja sama tapi bukan dalam komite induk.

Anda tidak khawatir gerakan ini dicap sebagai antek Anwar Ibrahim?

Lebih dari itu, kami sudah dicap sebagai antek Yahudi, Soros (George Soros), dan agen Barat. Kami takut? Yang jelas, kami tidak ambil pusing dengan tudingan. Hal semacam itu akan tanggal pada waktunya.

Menurut Anda, apakah masih akan ada kecurangan dalam pemilu mendatang?

Kami masih yakin bahwa pilihan raya, yang tak lama lagi, bakal penuh penipuan. Daftar nama pemilih belum bersih, delapan tuntutan kami pun masih tidak dipedulikan. Lembaga Suruhanjaya Pilihan Raya seolah-olah telah membuat sistem yang akan memastikan UMNO dan Barisan Nasional kembali berkuasa.
Secara pribadi, saya secara terbuka telah mengatakan bahwa cita-cita Pakatan Rakyat (koalisi partai-partai oposisi) akan gagal. Mimpi menjadi pemimpin Malaysia hanya akan sebatas mimpi. Bukan karena tidak ada dukungan publik, melainkan karena penipuan jumlah kertas suara.

Apa yang akan dilakukan Bersih jika oposisi kalah dan Barisan Nasional kembali memerintah?

Kita lihat dan kita tunggu. Bersih akan meneliti pandangan dari jaringan LSM yang menjadi kerabat Bersih. Bagi Bersih dan Bangkit, gerakan masyarakat ini adalah bentuk kemarahan. Kami ingin mendirikan dulu lembaga pemilu yang bersih dan bebas. Kalau tidak, ke jalan dulu sebelum pilihan raya. Ini slogan untuk Himpunan Kebangkitan Rakyat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus