HANOI, ibu kota Vietnam, dalam suasana pesta. Bendera merah dan slogan revolusi rapi berjajar di jalan-jalan dan gedung-gedung, menyambut para pemimpin negara komunis lain yang menghadiri Kongres Nasional Partai Komunis Vietnam ke-6, yang dibuka Senin pekan ini. Sidang 4 hari yang dihadiri 1.129 delegasi yang mewakili 1,8 juta anggota partai komunis Vietnam serta pengamat dari 35 negara komunis lainnya ini, menurut koran pemerintah Nhan Dan, akan menandai perubahan dalam kepemimpinan, politik, ideologi, dan organisasi. Kongres ini sendiri sebelumya diramaikan dengan pertentangan berbulan-bulan -- karena itu agak terlambat penyelenggaraannya -- antara kelompok pragmatis dan penganut Marxis garis keras. Isunya: bagaimana menyelamatkan ekonomi Vietnam dari ancaman kebangkrutan. Ketua partai komunis Vietnam, Truong Chinh, dalam pidato pembukaan sidang, langsung menyerang partai komunis dan pemerintah Vietnam, serta meminta maaf atas keadaan ekonomi buruk Vietnam. "Tanggung jawab atas segala kelemahan dan kegagalan berada pada Komite Sentral partai, Politbiro, dan pada kabinet pemerintah. Komite Sentral partai secara sungguh-sungguh mengkritik dirinya sendiri atas semua kelemahan di muka kongres," kata Chinh. Dalam pidatonya Chinh juga menyebut-nyebut soal "pemurnian" keanggotaan partai komunis dan pemerintah. Para pengamat menduga ini merupakan petunjuk akan adanya perubahan besar-besaran dalam kepemimpinan dan kebijaksanaan Vietnam. Banyak yang berspekulasi, Kongres ini akan menandai masa pensiun PM Pham Van Dong, 80, serta kembalinya Jenderal Vo Nguyen Giap ke Politbiro. Giap dicopot dari Politbiro dalam Kongres ke-5, tahun 1982 silam. Pembukaan sidang oleh Nguyen Van Linh, 72, juga dianggap petunjuk rehabilitasi sepenuhnya dan kembalinya pengaruh tokoh anggota Politbiro yang absen di badan penting itu pada periode 1982-1985. Diduga kelompok Marxis kolot dalam partai, yang menghalangi pembaruan ekonomi kelompok pragmatis, mulai tersingkir. Semua itu baru akan terjawab pada akhir Kongres, Kamis ini. Dalam pidato di hari pembukaan, Chinh mendapat tepuk tangan panjang setelah menyatakan Moskow akan tetap menjadi "kiblat" kebijaksanaan luar negeri Vietnam. Chinh juga menjanjikan dukungan Vietnam atas gagasan "damai di Asia" Gorbachev, yang dikumandangkan di Vladivostok, Juli lalu. Chinh juga menyatakan niat baiknya melakukan hubungan baik kembali dengan Beijing. Tapi ia tidak memberikan kepastian tanggal penarikan mundur pasukan Vietnam dari Kamboja. Hanya disebutkan Vietnam akan melanjutkan program penarikan pasukan dari sana. Vietnam tampaknya memang sedang giat berbenah di dalam negerinya. Awal Desember lalu, pemerintah Hanoi secara resmi mengumumkan adanya undang-undang baru, yang memperkenankan adanya kegiatan ekonomi pribadi yang disebut "ekonomi keluarga". Undang-undang baru, yang lolos dari kabinet 26 November lalu itu, sama dengan yang terjadi di Soviet minggu sebelumnya, yang melonggarkan kontrol ketat pemerintah atas bisnis pribadi. Menurut harian Nhan Dan, dalam artikelnya 1 Desember lalu, ketentuan baru itu dimaksudkan agar dapat menciptakan kerja pada jutaan penganggur dan memproduksi makanan yang kini langka di negara berpenduduk 60 juta jiwa yang tergolong negara miskin di dunia itu. Tingkat inflasi di Vietnam kini mencapai lebih dari 100 persen per tahun. Selain itu Vietnam juga terancam kekurangan pangan yang parah. Kelanjutan kehidupan ekonomi amat tergantung bantuan Moskow yang menyuntik dana sekitar US$ 1,1 milyar per tahun. Karena itu, Partai Komunis Vietnam belakangan ini mendapat sorotan tajam, baik dari masyarakat maupun dari kalangan partai sendiri. Situasi yang tampaknya ingin diubah, dalam Kongres pekan ini. Farida Sendjaja Laporan Reuters
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini