Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kongres Peru menggulingkan Presiden Pedro Castillo dalam sidang pemakzulan pada Rabu, 7 Desember 2022, beberapa jam setelah dia menjerumuskan negara ke dalam krisis konstitusional dengan mencoba membubarkan badan legislatif itu melalui dekret.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengabaikan upaya Castillo untuk membubarkan Kongres, anggota parlemen bergerak maju dengan sidang pemakzulan yang sudah direncanakan sebelumnya, dengan 101 suara mendukung pencopotannya, enam menentang dan 10 abstain. Hasilnya diumumkan dengan sorakan keras dan badan legislatif menunjuk Wakil Presiden Dina Boluarte untuk menjabat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polisi nasional Peru membagikan gambar di Twitter tentang Castillo yang duduk di sebuah kantor polisi setelah pemungutan suara pemecatannya dan mengatakan bahwa mereka telah "ikut campur". Unggahan itu menyebut Castillo sebagai "mantan presiden". Tidak jelas apakah dia telah ditahan.
Seorang anggota Kongres Peru mengibarkan bendera Peru setelah Kongres menyetujui pencopotan Presiden Pedro Castillo, di Lima, Peru 7 Desember 2022. REUTERS/Sebastian Castaneda
Castillo sebelumnya mengatakan dia akan menutup sementara Kongres, meluncurkan "pemerintahan darurat" dan menyerukan pemilihan legislatif baru.
Hal itu memicu pengunduran diri para menteri penting dari pemerintahan Castillo dan tuduhan "kudeta" oleh anggota oposisi dan sekutunya. Polisi dan Angkatan Bersenjata memperingatkannya bahwa jalan yang diambilnya untuk mencoba membubarkan Kongres tidak konstitusional.
Kongres memanggil Castillo minggu lalu untuk menanggapi tuduhan "ketidakmampuan moral" memerintah. Kantor kejaksaan pada bulan Oktober mengajukan gugatan konstitusional terhadap Castillo karena diduga memimpin "organisasi kriminal" untuk mendapatkan keuntungan dari kontrak negara dan menghalangi penyelidikan.
Castillo menyebut tuduhan itu "fitnah" oleh kelompok yang berusaha "mengambil keuntungan dan merebut kekuasaan yang dipilih rakyat di tempat pemungutan suara."
Guru sayap kiri yang menjadi presiden ini selamat dari dua upaya sebelumnya untuk memakzulkannya sejak dia memulai masa jabatannya pada Juli 2021.
Tetapi setelah pengumumannya bahwa dia akan membubarkan Kongres, sekutunya meninggalkan dia dan para menterinya mengundurkan diri. Duta Besar AS mengkritik langkahnya.
"Amerika Serikat dengan tegas menolak tindakan ekstra-konstitusional apa pun oleh Presiden Castillo untuk mencegah Kongres memenuhi mandatnya," tulis duta besar AS untuk Peru, Lisa Kenna, di Twitter.
Gejolak mengguncang pasar di produsen tembaga nomor dua dunia itu, meskipun analis mengatakan bahwa pemecatan Castillo, yang telah berjuang melawan Kongres yang bermusuhan sejak mengambil alih kekuasaan, bisa menjadi hal positif bagi investor.
Peru, yang telah mengalami kekacauan politik selama bertahun-tahun dengan pertikaian besar antara presiden dan Kongres sebelumnya.
Presiden Martin Vizcarra membubarkan Kongres dan kemudian dimakzulkan pada tahun 2020. Tiga dekade lalu, mantan presiden Alberto Fujimori, yang saat ini dipenjara karena pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi, juga berusaha membubarkan Kongres.
REUTERS