Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEL AVIV – Selama lebih dari 20 tahun, Ori Goldberg memilih partai sayap kiri zionis Meretz dalam pemilihan umum Israel. Namun, dalam pemilihan pada September tahun lalu, ia memutuskan beralih dan memilih Partai Joint List Arab untuk pertama kalinya sejak ia berusia 18 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan tidak ada alasan untuk tetap loyal kepada Meretz karena tidak ada lagi perbedaan antara kubu kiri dan kanan dalam wacana politik Israel. "Kedua pihak terjebak dalam perangkap segregasi dan rasisme," kata Goldberg, seorang dosen di Institut Internasional untuk Penanggulangan Terorisme di Herzliya, kepada Al Jazeera, dari pinggiran Kota Tel Aviv, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa analis Israel kemarin memperkirakan peningkatan jumlah warga Yahudi Israel, yang secara tradisional memilih partai-partai Israel sayap kiri, seperti Buruh dan Meretz, yang akan beralih dan memilih Joint List dalam pemilu ketiga Israel selama setahun terakhir.
Goldberg menambahkan bahwa Joint List adalah satu-satunya partai yang membayangkan masa depan Israel berdasarkan "etika sipil daripada etika militeristik".
Menurut jajak pendapat Israel, Joint List partai terbesar ketiga di Knesset diperkirakan memenangi rekor 14 -15 kursi, meningkat dibanding pemilu pada September tahun lalu ketika memenangi 13 kursi.
Dahlia Scheindlin, analis politik yang menjadi konsultan bagi Joint List khusus untuk memantau pemilih Yahudi, mengatakan ada niat yang meningkat di antara warga Israel Yahudi untuk memilih Joint List.
Alasan paling umum untuk peralihan ini, tutur Scheindlin, adalah mereka ingin membuat pernyataan untuk menentang meluasnya rasisme dan nasionalisme dalam kepemimpinan sayap kanan selama 10 tahun terakhir.
James North, editor situs web berita Mondoweiss, mencatat dalam sebuah artikel pada Kamis lalu, "Ada begitu banyak rasisme anti-Arab di negara itu sehingga tidak ada partai politik utama Yahudi yang berani membentuk aliansi diam-diam dengan Joint List."
Salah satu contohnya adalah spanduk yang dipasang di Yerusalem oleh Partai Likud pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Mereka menyinggung rencana koalisi Benny Gantz dari Partai Aliansi Biru dan Putih dengan Ahmed Tibi dari Joint List Arab. Bunyinya: "Tanpa Tibi, Gantz tidak memiliki pemerintahan."
Menurut North, Issawi Fereig warga Israel keturunan Palestina yang merupakan bagian dari dua periode Knesset terakhir yang berjuang untuk Meretz dalam dua pemilihan terakhir dengan berkampanye di daerah-daerah Palestina, dipindahkan ke tempat ke-11 untuk memberikan ruang bagi legislator Yahudi.
Pemilu kemarin dinilai sebagai referendum bagi Netanyahu, perdana menteri yang paling lama menjabat di Israel. Dengan rekam jejak sejumlah skandal, pria berusia 70 tahun itu diprediksi bersaing sengit dengan rivalnya dari Partai Aliansi Biru, Gantz.
Sebanyak 6,4 juta pemilih yang memenuhi syarat dapat mencoblos di tempat pemungutan suara sejak pukul 7 pagi hingga 10 malam. Mereka adalah warga Israel berusia 18 tahun ke atas, termasuk yang tinggal di permukiman ilegal di Yerusalem Timur dan wilayah pendudukan Tepi Barat.
Namun 4,8 juta warga Palestina yang tinggal di bawah pendudukan militer Israel di Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Gaza tidak memiliki hak suara. AL JAZEERA | HAARETZ | TIMES OF ISRAEL | SITA PLANASARI AQUADINI
Beralih Mendukung Partai Arab
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo