Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump frustrasi atas kesepakatan gencatan senjata yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, setelah melihat rekaman sandera Israel yang tampak kekurangan gizi parah setelah pembebasan mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Membandingkan penampilan mereka dengan para penyintas Holocaust, Trump mengisyaratkan bahwa AS mungkin akan segera kehilangan kesabaran dengan kesepakatan saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mereka terlihat seperti penyintas Holocaust. Mereka dalam kondisi yang mengerikan. Mereka kurus," kata Trump kepada wartawan di atas Air Force One dalam perjalanan ke New Orleans untuk Super Bowl. "Saya tidak tahu berapa lama lagi kita bisa bertahan ... pada titik tertentu, kita akan kehilangan kesabaran," lapor Reuters pada Senin 10 Februari 2025.
Trump mengacu pada tiga sandera Israel—Ohad Ben Ami, Eli Sharabi, dan Or Levy—yang dibebaskan pada Sabtu.
Ben Ami dan Sharabi diculik dari Kibbutz Be'eri, dan Levy dibawa dari festival musik Nova selama serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Para sandera tampak lemah sebelum diserahkan kelompok pejuang Palestina kepada pihak berwenang Israel.
"Mereka dalam kondisi yang sangat buruk," ujar Trump, mencatat bahwa kondisi mereka lebih buruk daripada 18 sandera yang sebelumnya dibebaskan di bawah gencatan senjata yang disepakati pada 19 Januari.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan pemandangan sandera yang lemah sebagai "mengejutkan" dan mengatakan itu akan ditangani.
Sebagai imbalan atas tiga pria Israel, Israel membebaskan 183 tahanan Palestina pada hari yang sama. Banyak dari tahanan ini juga tampak kurus dan lemah. Begitu juga dengan ratusan tahanan Palestina lain yang dibebaskan sebelumnya. Mereka bahkan mengisahkan penyiksaan hingga pemerkosaan yang dilakukan tentara Israel terhadap warga Palestina di penjara.
Trump juga menegaskan kembali sikap kontroversialnya di Gaza, menyatakan bahwa dia tetap berkomitmen untuk membuat AS mengambil kendali wilayah itu setelah warga Palestina pergi atau disingkirkan. Dia pertama kali mengumumkan hal ini selama kunjungan Netanyahu baru-baru ini ke Washington pada 4 Februari.
"Sejauh kami membangunnya kembali, kami dapat memberikannya kepada negara-negara lain di Timur Tengah untuk membangun bagian-bagiannya, orang lain dapat melakukannya, melalui naungan kami. Tapi kami berkomitmen untuk memilikinya, mengambilnya, dan memastikan bahwa Hamas mundur," kata Trump.
Pilihan Editor: Hamas Bebaskan Lagi 3 Sandera