Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berkurangnya Fulus Untuk Baghdad

Untuk memperingati ulang tahun ke-4 pengembilalihan kekuasaan di Iran oleh Khomeini, Iran melancarkan serbuan besar-besaran ke Irak, beberapa ribu tentara Irak maupun Iran tewas. (ln)

19 Februari 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUDAH hampir dua setengah tahun mereka berperang. Tanda-tanda akan berakhirnya pertikaian bersenjata itu, atau siapa yang bakal menang, masih belum kelihatan. Dan pekan lalu, Iran melancarkan lagi serbuan besar-besaran terhadap Irak. Iran menggambarkan serangan ini sebagai "offensive terakhir" untuk merebut kembali wilayahnya yang diduduki Irak sejak September 1980. Serangannya sekaligus untuk memperingati ulang tahun ke-4 pengambilan alih kekuasaan di Iran oleh Ayatullah Rohullah Khomeini. Selama lima hari pertama serangan itu, yang terbesar sejak hampir dua setengah tahun lalu, lebih dari 3.300 tentara Irak tewas atau luka, menurut komunike Iran. Teheran, ibukota Iran, juga mengatakan bahwa pasukannya menghancurkan 60% dari suatu brigade infantri Irak. Sebaliknya, Irak mengatakan 15.000 tentara Iran tewas dalam lima hari pertempuran itu. Siapa yang benar, wallahu'alam. Tidak ada satu pun laporan independen datang dari medan pertempuran itu. Kedua pihak melarang wartawan asing mengunjungi ajang perkelahian itu. Betapa pun juga, Irak tampaknya berada pada kedudukan yang lebih menguntungkan daripada Iran, baik dalam soal pasukan maupun peralatan. Irak mempunyai 16 divisi tentara dibanding dengan Iran yang hanya memiliki 12. Irak juga mempunyai lebih banyak tank, artileri dan pesawat terbang. Tetapi tentara Irak konon mempunyai beberapa kekurangan, termasuk semangat, seperti terlihat ketika tiga serangan Iran dalam pertengahan kedua tahun lalu. Sekalipun tentara Iran belum berhasil merebut kembali semua wilayahnya Irak tidak mampu melumpuhkan serbuan Iran. Dan sekarang di Baghdad, ibukota Irak, ramai dibicarakan orang soal kemungkinan serbuan baru dari Iran dalam musim semi (Maret-Mei). Tapi itu tidak berarti masyarakat hidup tercekam. Di Baghdad, misalnya, kehidupan sehari-hari berjalan normal. Kehidupan malam di ibukota yang dibangun 12 abad lalu itu tetap ramai. Pesawat perusahaan penerbangan internasional tetap mendarat di sana, sekalipun hanya pada waktu malam, atas pertimbangan keamanan. Di siang hari, pesawat tempur Irak berdesing melintasi ibukota. PERANG antara dua negara bertetangga itu telah menutup pelabuhan Irak di Teluk Parsi. Akibatnya, Irak harus mendatangkan kebutuhan pangannya lewat jalan darat, sebagian besar dari Turki, Arab Saudi dan Kuwait. Sekalipun berbatasan dengan Suriah, sesama anggota Liga Arab, Irak tidak mendatangkan kebutuhannya dari tetangganya itu. Suriah bersama-sama dengan Libya, Aljazair dan Yaman Selatan, mendukung Iran. Suriah malahan menutup saluran minyak Irak yang melewati wilayahnya. Dan Iran, sambil memaki-maki Zionisme, berdagang dengan Israel. Tahun lalu Iran membeli berbagai kebutuhan militernya dari Israel, yang seluruhnya diperkirakan bernilai US$27 juta. Sebagian besar berupa ban dan suku-cadang untuk pesawat tempur F-4 buatan Amerika. Iran juga membeli dua pesawat pengangkut militer F-27 dari Negeri Belanda pada tahun 1981. Dengan harga minyak di pasaran dunia jatuh dan pipa minyaknya di Suriah ditutup, Presiden Saddam Hussain dari Irak jelas menghadapi kesulitan besar. Perang ini dimulainya ketika tentaranya menyerang dan menduduki kota pelabuhan Shatt-al-Arab di Teluk Parsi, September 1980. Kini ia memerlukan biaya yang tidak sedikit, dan terpaksa melakukan program penghematan. Tetapi Irak juga tidak berdiri sendiri. Mesir membantunya dengan senjata, sementara Arab Saudi dan kelima rekannya dalam Dewan Pertahanan Teluk Parsi -- Kuwait, Persatuan Emirat Arab, Bahrain, Qatar dan Oman -- menyediakan dana. Sejak meletusnya perang Iran-lrak, para anggota Dewan Pertahanan itu menyediakan US$ 6,5 milyar setiap enam bulan. Sebagian dana ini digunakan oleh Irak untuk membeli senjata dan perlengkapan militer. Dari Austria, misalnya, Baghdad membeli 100 tank ringan Cuirassier pada 1981 yang tiba lewat Yordania. Dari Polandia, Irak membeli 300 tank T-55 pada tahun yang sama. Akhir-akhir ini, Irak juga menerima senjata baru dari Uni Soviet. Tetapi pundi-pundi Dewan Pertahanan Teluk Parsi tidak selamanya penuh fulus. Pada bagian kedua tahun 1982, hanya separuh dari dana yang biasanya berjumlah US$ 6,5 milyar itu yang diberikan. Ini mungkin ada hubungannya dengan akibat berkurangnya penerimaan mereka dari ekspor minyak. Irak sendiri pun tampaknya mulai letih berperang. Saddam Hussain yang semula melihat dlrinya sebagai perisai Arab terhadap Revolusi Islam yang ingin diekspor oleh Iran itu, sekarang merasa berperang seorang diri. Dia pernah menawarkan bahwa dia bersedia datang ke Teheran untuk menyelesaikan perang ini. Adalah Irak yang semula menyerang kota pelabuhan Shatt-al-Arab, yang dipersengketakan dengan Iran. Tetapi pemimpin Iran, Ayatullah Khomeini menghendaki kepala Saddam Hussain. Dia tidak saja ingin merebut kembali wilayah Iran yang jatuh ke tangan Irak, tapi juga ingin menggulingkan Saddam Hussain. Usul perdamaian tiga pasal pernah diajukan Dewan Pertahanan Teluk Parsi yang berisi: Gencatan senjata, penarikan mundur tentara Irak dari wilayah Iran ke perbatasan yang disetujui pada tahun 1975, dan perundingan untuk menyelesaikan masalah yang belum teratasi. Semua itu tak digubris Khomeini. Sekarang, dengan Iran telah melancarkan "serangan terakhirnya", belum tentu serangan itu akan segera mengakhiri perang ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus