Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bersiap Hadapi China, Jepang Pertimbangkan Penempatan Rudal Jarak Jauh

Jepang sedang mempertimbangkan penempatan 1.000 rudal jelajah jarak jauh untuk meningkatkan kemampuan serangan baliknya terhadap China

21 Agustus 2022 | 10.45 WIB

Kapal perusak kelas Nanchang Angkatan Laut China No.101 saat latihan militer bersama Rusia-Cina di laut dekat Jepang, pada 18 Oktober 2021. Rusia dan Cina mengadakan latihan angkatan laut bersama di Laut Jepang sebagai bagian dari kerja sama angkatan laut antara kedua negara mulai 14-17 Oktober. Joint Staff Office of the Defense Ministry of Japan/Handout via REUTERS
Perbesar
Kapal perusak kelas Nanchang Angkatan Laut China No.101 saat latihan militer bersama Rusia-Cina di laut dekat Jepang, pada 18 Oktober 2021. Rusia dan Cina mengadakan latihan angkatan laut bersama di Laut Jepang sebagai bagian dari kerja sama angkatan laut antara kedua negara mulai 14-17 Oktober. Joint Staff Office of the Defense Ministry of Japan/Handout via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Jepang sedang mempertimbangkan penempatan 1.000 rudal jelajah jarak jauh untuk meningkatkan kemampuan serangan baliknya terhadap China. Hal ini dilaporkan surat kabar Yomiuri pada Ahad 21 Agustus 2022 seperti dilansir Reuters.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Rudal-rudal itu akan dimodifikasi dengan senjata yang ada untuk memperluas jangkauannya dari 100 kilometer menjadi 1.000 kilometer, kata harian itu dengan mengutip sumber-sumber pemerintah Jepang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Senjata rudal, yang diluncurkan oleh kapal atau pesawat, akan ditempatkan terutama di sekitar pulau Nansei selatan. Rudal ini mampu mencapai wilayah pesisir Korea Utara dan China, kata Yomiuri. Kementerian luar negeri Jepang tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan tersebut.

Jepang, yang menafsirkan konstitusi pascaperang yang pasifis berarti hanya menggunakan militernya untuk membela diri, telah meningkatkan pengeluaran militernya dan mengambil strategi yang lebih tegas dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, negara itu menahan diri untuk tidak mengerahkan rudal jarak jauh, di antara batasannya pada senjata yang dapat menyerang sasaran di tanah asing.

Ketegangan regional di Asia Timur meningkat bulan ini setelah kunjungan Nancy Pelosi, ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat ke Taiwan. Taipei yang memiliki pemerintahan sendiri tetapi diklaim oleh China. Sebagai balasan atas kunjungan Pelosi, Beijing meluncurkan rudal di dekat Taiwan dan jatuh di zona ekonomi eksklusif Jepang.

SUMBER: REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus