Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Naiknya biaya hidup di Inggris dikhawatirkan bisa berdampak pada kesejahteraan warga Inggris pemilik hewan-hewan peliharaan. Kegelisahan ini diungkap oleh yayasan amal untuk hewan terbesar di Inggris Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) pada Sabtu, 6 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara RSPCA menjelaskan kenaikan biaya hidup, telah membebani keuangan masyarakat Inggris. Ada keresahan bakal lebih banyak hewan yang dirawat rumah demi menghemat biaya, bukannya di rumah sakit hewan dan ditangani oleh dokter hewan.
“Ini bisa berdampak pada kesejahteraan hewan, kata Juru biara RSPCA, yang mendesak para pemilik hewan peliharaan yang terseok-seok dengan biaya perawatan hewan agar meminta bantuan ke teman atau anggota keluarga atau yayasan yang bisa dipercaya.
Ilustrasi kucing. Sumber: Unsplash/asiaone.com
Pada bulan ini, RSPCA melaporkan krisis biaya hidup di Inggris telah menjadi sebuah dimensi lebih lanjut bagi setelah diperparah dengan masalah yang disebabkan pandemi Covid-19. Kondisi ini telah membuat jumlah pemilik anjing menelantarkan hewan peliharaan mereka, meningkat. Begitu juga kasus-kasus kejahatan pada hewan.
Laporan Pet Food Manufacturers Association pada 2021 lalu, menyebut ada lebih dari 3 juta anjing yang diambil alih selama masa lockdown di Inggris. Pada tahun lalu, lebih dari 92 ribu anjing dilaporkan ke lembaga amal karena menjadi korban kekejaman. Jumlah itu naik 16 persen dibanding tahun sebelumnya.
Menurut PDSA, sebuah yayasan amal untuk kesejahteraan hewan, rata-rata biaya perawatan hewan ukuran kecil sekitar GBP 50 (Rp 896 ribu). Biaya perawatan hewan peliharaan bisa meroket jika hewan tersebut jatuh sakit, di mana prosedur pengobatannya bisa ribuan GBP.
Sebelumnya pada Juli 2022, yayasan Oak Tree Animals di Cumbria, melaporkan adanya kenaikan yang signifikan jumlah hewan yang terbengkalai karena kesulitan ekonomi. Pada periode Januari dan Juli 2022, jumlah hewan yang dibawa ke yayasan itu naik sampai 500 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Pada saat yang sama, uang sumbangan ke Oak Tree Animals mengalami penurunan. Sebab jumlah uang yang bisa disedekahkan warga semakin berkurang.
Krisis energi di Eropa telah memperburuk keadaan karena sanksi-sanksi dijatuhkan ke Moskow atas perang Ukraina dan penurunan suplai gas alam Rusia. Inggris tidak bergantung secara langsung ke Moskow dalam hal bahan bakar, namun masih merana dari kenaikan harga energi
Sumber: RT.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.