Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Vallegrande - Bolivia memperingati 50 tahun kematian ikon revolusi Ernesto "Che" Guevara, 9 Oktober 2017. Di sebuah sudut terpencil Bolivia timur di mana Che Guevara, meninggal, ribuan orang berkumpul untuk memperingati kematiannya.
Che bahu membahu bersama Fidel Castro untuk menjatuhkan pemerintahan diktator yang didukung Amerika Serikat, Fulgencio Batista. Ia sempat menjadi menteri setelah Batista jatuh dan Castro berkuasa. Namun ia memilih pergi ke Kongo dan kemudian Bolivia untuk menggerakkan revolusi di sana sampai akhirnya dia ditangkap dan dieksekusi militer Bolivia yang dilatih badan intelijen AS, Central Intelligence Agency (CIA), pada 9 Oktober 1967.
Keempat anak Che, bersama Presiden Bolivia Evo Morales dan Wakil Presiden Alvaro Garcia Linera, dan delegasi dari Venezuela dan Kuba, datang untuk memberi penghormatan terhadap Che Guevara di Kota Vallegrande, Senin waktu setempat.
"Ini adalah momen bersejarah. Bukan hanya bagi saya pribadi, tapi untuk semua orang yang berjuang untuk kebebasannya," kata Morales di depan massa. "Memperingati 50 tahun kematian Che adalah mengingat perjuangan untuk kehidupan yang bermartabat dan kedaulatan nasional, dan juga melawan imperialisme."
Para pengunjung yang datang Kota Vallegrande dari seluruh penjuru dunia itu menghadiri acara utama peringatan itu yang berlangsung di bandara di mana sisa-sisa dari jejak Che dan rekan-rekan gerilyanya masih ditemukan di sana pada 1997 sebelum dipulangkan ke Kuba.
Peringatan hari Senin itu adalah bagian dari kegiatan lima hari, termasuk pertunjukan film, pertunjukan teater, pameran foto, dan diskusi. "Kami menunjukkan bahwa di Bolivia, pemikiran Che dan karyanya terus dijaga dan bahwa pemerintah kita mengikuti teladannya," kata Alfredo Rada, wakil menteri koordinator Bolivia.
Pemerintah Bolivia saat ini bekerja keras menjaga agar warisan Che tetap hidup. "Setiap orang akan mati. Tapi pemikirannya, tidak," kata Morales. "Kita berada di waktu yang berbeda sekarang. Ini masa pembebasan demokratis, yang tidak hanya didorong oleh peluru tapi juga oleh kotak suara dan pemungutan suara."
Abdul Manan | Aljazeera
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini