Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penambang Kosovo Emin Hasani merasa lebih dekat dengan Tuhan ketika ia berbuka puasa Ramadan di kedalaman 800 meter di bawah tanah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah melewati shift yang panjang dan terik di tambang Trepca di Stanterg di Kosovo utara, Hasani memeriksa jam untuk mengetahui kapan matahari terbenam di permukaan dan apakah sudah waktunya untuk makan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Duduk mengelilingi meja kecil di kantor darurat di tambang, dia dan empat rekannya mengeluarkan kurma, yogurt, acar, dan keju yang mereka minum dengan teh manis.
Para pria tertawa dan mengobrol satu sama lain saat mereka berbagi makanan berbuka puasa, yang disantap setelah seharian berpuasa antara matahari terbit dan terbenam selama bulan suci Ramadan.
“Saya selalu terhubung dengan Allah, di saat seperti sekarang ini kita berada 800 meter di bawah tanah,” kata Hasani sebelum membacakan doa berbuka. "Semakin dalam aku pergi, semakin aku merasa dekat dengan Allah."
Kosovo adalah negara mayoritas Muslim dan ratusan penambang di tambang timah, seng, dan perak milik negara sedang menjalankan Ramadan. Mereka terkadang mengalami suhu mendekati 40 derajat Celcius dan kelembapan ekstrem.
“Puasa bukan masalah bagi kami, namun kurangnya udara bersih, peralatan modern, pakaian dan sepatu adalah masalah besar,” kata kepala shift Fehmi Hajredini.
Trepca mempekerjakan lebih dari 22.000 pekerja pada 1970an-80an dan menyumbang dua pertiga dari produk domestik bruto (PDB) Kosovo. Sekarang, perusahaan ini hanya mempekerjakan 3.000 orang di pertambangan dan fasilitas lainnya.
Rendahnya harga mineral dan berkurangnya produksi membuat perusahaan tidak dapat menutupi biaya operasional dan mencari subsidi pemerintah.
Di Kota Mitrovica, tidak jauh dari tambang, Bashkim Kurti, CEO Trepca, mengatakan dia sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah untuk mendapatkan pinjaman sebesar 20 juta euro guna memperbaiki kondisi kerja dan meningkatkan produksi.
REUTERS