SEORANG lelaki tua, 75 tahun, melihat kembali desa kelahirannya. Tapi ini bukan cerita sentimentil biasa. Yang datang adalah Erich Honecker perdana menteri Jerman Timur yang komunis. Tanah kelahirannya di Wiebelskirchen, di Jerman Barat yang kapitalis. Fakta itu menunjukkan betapa jauhnya sejarah membelah. Dan betapa historisnya kunjungan Honecker itu. Meskipun dengan ketegangan, sedikit. Hari pertama kunjungan di Bonn diganggu demonstrasi kelompok sayap kanan, protes terhadap Tembok Berlin. Tembok Berlin didirikan pihak Timur -- memang disinggung PM Jerman Barat Helmut Kohl, dalam pembicaraan dengan Pemimpin Jerman Timur Erich Honecker. Kohl menekankan pentingnya penghapusan kebijaksanaan "schiessbefehl", atau perintah tembak terhadap warga Jerman Timur yang lari ke Barat. "Penggunaan kekerasan di sekitar kawasan perbatasan tak dapat diterima," kata Kohl. Tak ada reaksi dari Honecker. Tapi toh ada jawaban tak langsung diutarakan tiga hari kemudian, saat Honecker berkunjung ke kampung kelahirannya di Wiebelskirchen. "Wilayah perbatasan suatu hari kelak akan 'mempersatukan kita', seperti perbatasan Jerman Timur dan Polandia," katanya. Segera tercetus anggapan hangat. "Ini tanda Jerman Timur bergerak ke arah yang benar," ujar Friedhelm Ost, juru bicara pemerintah Bohn. Namun, sejumlah pejabat Jerman Timur sendiri menganggapnya "pernyataan basa-basi". Mungkim saat Honecker terhanyut emosi karena pengaruh nostalgia saja. Soalnya, tentang penyatuan Jerman, Honecker, sejak awal kunjungan menegaskan bahwa itu impian masa lalu. "Kapitalisme dan komunisme ibarat api dan air," katanya. Karena itulah dalam pernyataan bersama dinyatakan, Bonn dan Berlin Timur masing-masing menghormati kebebasan dan keterpisahan kedua negara. Yang jelas kunjungan lima hari Honecker besar artinya bagi Jerman Timur. Barang impornya bebas bea, -- karena tak diakui sebagai produk impor -- sementara volume perdagangan kedua negara tahun lalu mencapai US$ 8,3 milyar. Tiap tahun Jerman Timur menarik keuntungan hampir US$ 1 milyar dari penggunaan jalan-jalan dan jasa pos. Selain itu, tiap tahun tercatat 24 juta paket -- bernilai sekitar US$ 1 milyar -- dan kerabat di Barat untuk sanak di Timur. Juga ada sejumlah pinjaman lunak yang diberikan Bohn secara berkala kepada tetangganya sesama Jerman itu. Kunjungan Hanecker diduga akan membuahkan kebijaksanaan yang lebih longgar bagi warganya untuk "melancong" ke Jerman Barat. Tahun ini, menurut Honecker sekitar 800 ribu warga Timur berpergian ke Barat, padahal tahun 1982 hanya 50.000 orang. Di samping itu, sekitar 35 ribu warga Jerman Timur diizinkan beremigrasi ke Jerman Barat, 1984. Yang pasti, kunjungan Honecker direstui supremo Soviet Mikhail Gorbachev. Sebelumnya, veto Moskow turun dua kali hingga Honecker urung berkunjung ke Bohn, tahun 1982 dan 1985. Adapun undangan pada Honecker diajukan tahun 1981 oleh PM Helmut Schmidt yang meneruskan kebijaksanaan "politik Timur" pendahulunya, Willy Brandt. Baik Brandt maupun Schmidt pernah berkunjung ke Berlin Timur. PM Kohl, yang diundang Honecker, mungkin akan ke Berlin Timur tahun depan. F.S., Laporan kantor-kantor berita
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini