Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Gugatan dari Instagram

Gerakan serupa #MeToo merebak di Mesir berkat sebuah akun media sosial. Hukum di sana tak memihak perempuan dan korban kekerasan seksual.

12 September 2020 | 00.00 WIB

Perlombaan lari sebagai usaha mengkampanyekan anti kereasan terhadap perempuan, di Kairo, Mesir, November 2018. Reuters/Amd Abdallah Dalsh
Perbesar
Perlombaan lari sebagai usaha mengkampanyekan anti kereasan terhadap perempuan, di Kairo, Mesir, November 2018. Reuters/Amd Abdallah Dalsh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Gerakan #MeToo merebak di Mesir melalui sebuah akun di Instagram bernama Assault Police.

  • Dua kasus besar terbongkar dari gerakan ini, salah satunya melibatkan anak pemimpin perusahaan besar di sana.

  • Menurut jajak pendapat PBB, sebagian besar perempuan di Mesir pernah mengalami pelecehan seksual

KEJAKSAAN Agung Mesir mengumumkan pada Rabu, 9 September lalu, bahwa seorang pelatih squash di sebuah klub olahraga didakwa melakukan kekerasan seksual terhadap tiga gadis di bawah umur. Ketiga korban diserang secara seksual dan mengalami kekerasan fisik ketika mencoba melawan. Kejaksaan tak menyebutkan nama dan waktu kejadian.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus