Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Virus-virus yang menginfeksi dua orang di Kamboja dengan flu burung H5N1 telah diidentifikasi sebagai klad endemik flu burung yang beredar di negara itu, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), seperti dilansir Reuters, Minggu, 26 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kasus-kasus yang dilaporkan pekan lalu telah meningkatkan kecemasan akan strain baru H5N1, klad 2.3.4.4b, yang muncul pada 2020 dan telah mencatat rekor kematian burung-burung liar dan unggas-unggas peliharaan beberapa bulan lalu. Namun, sejauh ini, ternyata bukan itu penyebabnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengurutan genetik awal yang dilakukan di Kamboja membuat kementerian kesehatannya mengidentifikasi virus tersebut sebagai H5 klad 2.3.2.1c, yang telah beredar di Kamboja di antara burung dan unggas selama bertahun-tahun dan secara sporadis telah menyebabkan infeksi pada manusia, kata CDC dalam sebuah pernyataan di Sabtu.
“Ya, ini adalah klad flu burung yang lebih lama yang beredar di sekitar kawasan selama beberapa tahun dan meskipun menyebabkan infeksi manusia di masa lalu, belum terlihat menyebabkan penularan manusia-ke-manusia. Namun, ini tidak berarti ancamannya berkurang,” kata Erik Karlsson, direktur Pusat Influenza Nasional Kamboja dan penjabat kepala virologi di Institut Pasteur du Cambodge, yang mengurutkan virus tersebut.
Ia menambahkan bahwa tanggapan perlu dikoordinasikan dan cepat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan untuk membatasi paparan terhadap sumber umum apa pun.
Sebuah penyelidikan terhadap sumber dan pendeteksian kasus-kasus tambahan masih berlangsung, kata CDS, sambil menambahkan sejauh ini belum ada indikasi penyebaran orang-ke-orang.
Kamboja menguji sedikitnya 12 orang untuk strain H5N1 pekan lalu, setelah anak perempuan berusia 11 tahun meninggal dunia karena virus yang dikenal menular kepada manusia di negara itu dalam waktu hampir satu dekade.
Ayah korban, yang menjadi bagian dari kelompok yang kontak dengan gadis kecil itu di sebuah provinsi sebelah timur ibukota Phnom Penh, dites positif untuk virus tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun, kata Menteri Kesehatan Kamboja Mam Bunheng dalam sebuah pernyataan, Jumat.
Baru kasus gadis itu yang telah diurut dan kasus ayahnya masih dikerjakan, kata Karlsson.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka bekerja sama dengan otoritas Kamboja setelah kasus-kasus ini, menggambarkan situasi yang mengkhawatirkan karena kenaikan kasus pada burung dan mamalia akhir-akhir ini.
REUTERS
Pilihan Berita: Arab Saudi Kucurkan Bantuan ke Ukraina