RAKYAT dikabarkan menjarah toko-toko, membakar mobil, dan merampok Istana Kepresidenan di N'Djamena, ibu kota Chad. Yakni setelah terkabar bahwa tentara pemberontak pimpinan Jenderal Idriss Deby berhasil mengalahkan Hissene Habre, tuan tanah yang menjadi presiden negeri ini sejak 1982. Maka, peta politik di Afrika Utara berubah lagi. Chad, berpenduduk 5,7 juta jiwa, sejak 1982 jadi musuh Muammar Qadhafi. Soalnya, Habre yang merebut kekuasaan kala itu, kedua negara jadi bermusuhan. Ketika tentara Libya mencoba masuk, tentara Prancis -- negeri yang semula menjajah Chad -- pun masuk melindungi Habre. Libya baru menarik pasukannya setelah terdesak. Bila benar laporan intelijen Chad bahwa Deby, 37 tahun, dibantu tentara Qadhafi, tampaknya cita-cita pemimpin Libya itu tak padam-padam juga. Yang jelas, Deby, yang lari ke Sudan April lalu setelah dituduh melakukan kudeta, masuk Chad kembali 10 November lalu. Pasukannya, konon, menewaskan 2.000 serdadu dan menawan 3.000 yang lain. Tampaknya ini benar, karena Prancis menyatakan, korban di pihak Habre "cukup besar". Tuduhan adanya pasukan Libya itu ditolak pihak Prancis. Dan itu sebabnya, pemerintah Paris mengatakan, yang terjadi di Chad adalah perang saudara. Idriss Deby, prajurit profesional yang dilatih Prancis, adalah bekas penasihat militer Habre. Karena itu, Prancis tak akan ikut campur. Menurut pernyataan Libya, musuh lama Habre, presiden Chad itu tewas ketika mencoba meloloskan diri. Tapi menurut sumber Prancis, Habre, 48 tahun, dan keluarganya serta beberapa menterinya berhasil lolos dari ibu kota, lalu melintas perbatasan ke Kamerun. "Jika Deby ingin berkuasa, silakan saja," kata saksi mata yang melihat Habre meloloskan diri. Tapi Deby menolak disebut oleh wartawan sebagai "pemerintah sementara". Lalu siapa pemimpin negeri ini? Untuk sementara, itu diserahkan pada Jean Alingue Bawoyeu, ketua parlemen. Pergantian kekuasaan ke-12 di Afrika, dalam setahun belakangan ini, itu juga berarti -- seandainya nanti pecah perang di Teluk, dan Libya ternyata berpihak pada Irak -- selama ini ia belum jelas bersikap, tapi tampaknya cenderung membantu Saddam Hussein -- Chad, mau tak mau, berpihak pada Qadhafi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini