Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ciuman Berbau Dioxin

Wajah ganteng Viktor Yushchenko, calon presiden dari partai oposisi Ukraina, berubah mengerikan karena diracun. Rusia terlibat?

20 Desember 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sulit betul menelusuri jejak ketampanan di atas raut wajah itu, yang lebam bertutul kehitam-hitaman. Kulit di bawah mata berkerut dan bersisik mirip biawak. Hidung yang mancung dan bangir mendadak menggelembung tak tentu bentuknya. Wajah seram itu milik Viktor Yushchenko, kandidat presiden dari Partai Liberal Ukraina. Siapa saja yang mengenalnya pasti melongo saat menatap rupa Yushchenko. Awet muda pada usia 50 tahun, wajah pemimpin oposisi ini sejatinya tampan dan memikat.

Warga Kota Kiev—ibu kota Ukraina—masih ingat benar saat si ganteng Yushchenko berkeliling negerinya ketika berkampanye sepanjang September-Oktober lalu. Kini tampang Yushchenko lebih mirip orang-orangan sawah. Dan misteri itu mulai terkuak pada 11 Desember. Sejumlah dokter yang merawatnya di klinik Rudolfinerhaus di Wina, Austria, memastikan: Yushchenko positif diracun dengan senyawa dioxin. "Penyakit Pak Yushchenko disebabkan racun dioxin," kata Dr Michael Zimpfer, Kepala Rumah Sakit Rudolfinerhaus.

Santer dikabarkan, pemerintah Ukraina berada di belakang skandal ini. Kedua perdana menteri Viktor ini berhadapan dalam pemilu pada November lalu untuk merebut kursi presiden (lihat Tempo 5 Desember 2004, Satu Ukraina, Dua Deklarasi). Viktor Yanukoviych dan Viktor Yushchenko sama-sama bersikeras mengklaim kemenangan. Maka, pecahlah negeri itu dalam kelompok pro-Yushchenko versus pro-Yanukoviych.

Oposisi kemudian berhasil menekan Mahkamah Agung supaya mengulangi pemilihan presiden sekaligus menganulir kemenangan Perdana Menteri Viktor Yanukoviych. Pemilu dijadwalkan pada 26 Desember 2004. Bersamaan dengan itu, pecah kabar dari Austria soal racun dioxin. Dioxin merupakan polutan industri. Jika tubuh menyerapnya terus-menerus dalam dosis rendah akan menyebabkan kerusakan organ tubuh dan kanker. Dalam dosis tinggi, dioxin menyebabkan gagal ginjal dan kematian.

Menurut Zimpfer, pada kasus Yushchenko, dioxin tak sampai merusak organ dalam tubuhnya. Diperkirakan racun itu masuk ke tubuhnya pada September lalu. Kala itu para dokter Ukraina menyatakan ia keracunan makanan. Ketika itu Kejaksaan Ukraina menyatakan tak ada bukti Yushchenko diracun sehingga penyidikan kasus ini dihentikan.

Sementara itu, kesehatan Yushchenko terus memburuk sehingga ia dilarikan ke Wina. Di klinik itulah ditemukan jejak dioxin—enam kali di atas kondisi normal. Siapakah pelakunya? Yushchenko menuding pemerintah. "Saya amat yakin ini ulah pemerintah," katanya sepulang dari Wina. Ia menolak menyebut nama. Tapi mata pendukung Yushchenko menatap curiga ke arah Jenderal Ihor Smeshko, Kepala SBU (badan intelijen Ukraina), serta wakilnya, Volodymyr Satsyuk.

Pasalnya, sehari sebelum Yushchenko sakit, ia memenuhi undangan makan malam di kediaman Satsyuk untuk mendiskusikan pemilihan umum. Diduga, racun dioxin disusupkan ke dalam makanan yang disantap Yushchenko. "Amat mudah memasukkannya (dioxin) ke dalam sup," Zimpfer memaparkan.

Tuduhan ke alamat Smeshko dan Satsyuk juga dikuatkan kesaksian Kateryna Chumachenko, istri Yushchenko. Perempuan berdarah campuran Ukraina-Amerika ini yakin suaminya diracun kala ia mengendus bau aneh dari mulut suaminya saat mereka berciuman sepulang Yushchenko dari acara makan malam itu. Jenderal Smeshko mengakui bertemu dengan Yushchenko, tapi ia membantah terlibat.

Spekulasi keterlibatan SBU juga bukan tanpa latar belakang. Tadinya lembaga itu menjadi mitra kerja KGB (badan intelijen bekas Uni Soviet), yang gemar menggunakan racun untuk menghabisi lawan politik semasa rezim komunis berkuasa. Maka, tuduhan pun dilempar ke Kremlin. "Sejak Putin berkuasa, Kremlin kian menyukai racun sebagai senjata politik," ujar Pavel Felgenhauer, analis militer. Apalagi Putin dan Presiden Ukraina, Leonid Kuchma, mendukung Viktor Yanukoviych, lawan Yushchenko.

Analis lain justru balik menuding pendukung Yushchenko memanfaatkan racun sebagai alat manipulasi untuk memperoleh simpati pemilih. Tepatnya, agar ia bisa memenangi pemilu ulang di antero Ukraina.

Raihul Fadjri (LA Times, NYT, AFP, AP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus