Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, - Lebih dari 3 ribu ayam mati selama pengiriman mereka dari Malaysia ke Singapura dalam beberapa hari terakhir. Kematian unggas ini diduga karena cuaca panas dan antrean panjang truk kargo di pos pemeriksaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wu Xiao Ting, juru bicara Asosiasi Pedagang Unggas Singapura mengatakan sekitar 3.500 ayam mati selama perjalanan pada Rabu dan Kamis kemarin. "Kemacetan parah selama dua hari terakhir, cuaca terlalu panas, dan menunggu terlalu lama membuat mereka meninggal. Kemacetan telah mempengaruhi bisnis kami," katanya dikutip dari channel News Asia, Sabtu, 30 Januari 2021.
Wu mengatakan ayam-ayam tersebut diimpor menggunakan 68 truk kargo. Mereka dijadwalkan untuk diangkut ke berbagai rumah pemotongan hewan sebelum dijual ke pengecer di seluruh Singapura. "Yang meninggal (sepanjang perjalanan) dibuang. Tidak bisa dikirim ke pengecer,” ucap dia.
Pengemudi truk kargo terpaksa harus mengantre lebih lama di pos pemeriksaan Tuas dan Woodlands sejak pekan lalu setelah Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) mengumumkan bahwa uji cepat Covid-19 akan diluncurkan secara bertahap. Pengemudi harus memiliki hasil tes negatif sebelum diizinkan memasuki Singapura.
Importir unggas Toh Thye San Farm mengatakan, pada Rabu dan Kamis, sekitar 2 ribu dari 60 ribu ayam yang diimpor dari Malaysia mati selama perjalanan.
Sementara direktur perusahaan Johnson Toh mengatakan truk kargo yang membawa ayamnya tertunda antara 9 jam dan 11 jam di pos pemeriksaan darat.
“Dari yang kami lihat, itu karena kepanasan. Mereka mati kepanasan. Kami tidak bisa menjual ayam setelah mati. Yang kami lakukan adalah kami menyisihkan dan melaporkan kejadian tersebut ke Singapore Food Agency (SFA),” tuturnya.
CHANNEL NEWS ASIA
https://www.channelnewsasia.com/news/singapore/malaysia-singapore-chickens-dead-hot-weather-causeway-covid-19-14068812