SENAT Amerika sepakat untuk menghentikan percobaan bom atom yang dilakukan negaranya. Lalu, bakal amankah dunia? Tampaknya masih belum. Hingga pekan lalu, baru 146 negara yang meneken perjanjian pelarangan penyebaran senjata nuklir. Padahal, menurut perkiraan Lembaga Energi Atom Internasional (IAEA), organisasi yang dibawahkan PBB, masih banyak negara yang menyembunyikan proyek nuklir mereka. Irak, setelah 29 pusat pengolah nuklir mereka dibongkar tim PBB sesudah Perang Teluk berakhir, 1991, diperkirakan masih menyembunyikan 10 pusat sentrifugal nuklir lainnya. Kesepuluh pengolah nuklir itu, yang termasuk dalam Proyek Petrokimia 3 senilai US$ 10 milyar, antara lain terletak di Al Qaaqa, di tengah gurun pasir Irak Barat. Selain Irak, disebutsebut IAEA, sedikitnya ada 40 negara berkembang yang meneken kerja sama nuklir dengan Cina, di antaranya Iran, Syria, Korea Utara, Brasil, Argentina, dan Pakistan. Negara yang disebut terakhir ini bahkan baru saja meneken kontrak pembangkit listrik tenaga nuklir di Chasma, Januari lalu. Selain membantu pembangunan proyek senilai US$ 500 juta ini, Cina juga mengirim para ahli nuklir mereka untuk bekerja sama dengan Institut Ilmu Nuklir di Kahuta, dekat Islamabad. Sementara itu, India telah berhasil pula melakukan peluncuran peluru kendali Agni, Mei lalu. Peluru kendali berdaya jelajah 2.500 km itu sanggup memikul beban 1.000 kg bahan peledak nuklir. Menurut sebuah sumber di New Delhi, ilmuwan India bahkan mampu merakit bom nuklir dalam semalam. Kemajuan India ini cukup menggusarkan Amerika. Meski India, menurut penuturan Leonard Spector, ahli perlucutan senjata nuklir Amerika, tak lagi melakukan percobaan nuklir setelah tahun 1974. DP
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini