CERITA tentang Nazi ternyata belum sepenuhnya terkubur bersama kematian pendirinya, Adolf Hitler, diktatur Jerman yang menggetarkan dunia itu. Kisah mengenai rezim rasialis di Jerman itu kembali marak setelah dua surat kabar Inggris memuat catatan harian Menteri Propaganda Nazi, Joseph Goebbels, pertengahan Juli lalu. Cerita berseri yang dimuat kedua koran itu merupakan lembaran yang hilang dari buku harian orang kepercayaan Hitler tersebut, yang selama 47 tahun tersimpan di lemari arsip pemerintah (bekas) Uni Soviet, di Moskow. Setelah buku harian Goebbels dipublikasikan di London dan kemudian dikutip berbagai media massa di seantero dunia, koran-koran di Jerman juga seperti berlomba memberitakan perburuan kuburan Hitler, orang Nomor 1 Nazi, yang selama ini jadi misteri. Berdasarkan petunjuk dua orang veteran Perang Dunia II dari Uni Soviet, yang mengaku menemukan dan kemudian menguburkan Sang Fuhrer, penggalian dilakukan di bekas markas pasukan Uni Soviet di Magdeburg, Jerman Timur. Tapi tim tak menemukan apa-apa di lokasi yang diperkirakan kuburan terakhir Hitler tersebut. Sebelum catatan harian Goebbels yang tersimpan di Moskow dibeberkan, perhatian orang pada Nazi mulai marak lagi dengan diterbitkannya dua buku tentang Hitler. Buku pertama, Fatherland, sebuah fiksi yang mengumpamakan Hitler tetap hidup dan berkuasa di Jerman hingga kini. Buku ini jadi buku terlaris di Inggris dan Amerika. Sedangkan buku kedua, karangan sejarawan Jerman, Anton Joachmisthaler, sekalipun bentuknya nonfiksi, dirangkum berdasarkan pengakuan dua bekas sekretaris pribadi Hitler. Dari tiga kisah tentang Nazi itu tentu saja yang paling menarik adalah catatan harian Goebbels. Autentikkah catatan harian yang punya nilai sejarah itu? Banyak yang mempertanyakan keasliannya karena dunia sembilan tahun silam pernah terkecoh oleh kasus buku harian palsu Hitler. Untung, penulis steno yang ditugasi Goebbels mencatat buku hariannya, Richard Otte, masih hidup. Otte, kini 85 tahun, sejak 1941 ditugasi Goebbels menulis apa yang didiktekannya setiap hari. Tugas mengisi buku harian juru propaganda Nazi itu dilakukan Otte sampai saat partai berkuasa tersebut di ambang kehancuran, April 1945. Selain dilakukan pengecekan keautentikannya pada Otte, menurut koran The Daily Mail (salah satu yang memuat catatan harian Goebbels), dokumen tersebut juga sudah diperiksa para ahli sejarah. Semua pihak dihubungi untuk menjamin keaslian catatan harian itu. Tapi apa saja yang diungkap tokoh Nazi, yang bunuh diri bersama istri dan keenam anaknya, sebelum Berlin jatuh ke tangan pasukan Sekutu 47 tahun lalu? Selain mengumbar kebencian pada bangsa Yahudi, Goebbels juga mengolok-olok para pemimpin Eropa, terutama Perdana Menteri Inggris (waktu itu) Neville Chamberlain. Akhir tahun 1938 Pemerintah Inggris menandatangani perjanjian persahabatan dengan rezim Hitler, tak beberapa lama kemudian pasukan Jerman menginvasi Polandia dan peristiwa itu memicu Perang Dunia II. Buku harian Goebbels juga mengungkap ambisinya untuk menggantikan Hitler, yang dianggapnya sudah tua dan kian lemah. "Mendadak sang Fuhrer tampak tua . . . . Saya sekarang merasa cukup kuat untuk pegang kediktatoran," tulisnya. Ambisi Goebbels untuk menggantikan bosnya muncul setelah beberapa jenderal Nazi gagal membunuh Hitler dengan meledakkan markas besar sang Fuhrer di Wolf Lair, sebelah timur Prusia, menjelang berakhirnya Perang Dunia II. Menurut Otte, sampai saat terakhir bertemu, Goebbels masih tetap yakin bakal menang perang. Waktu itu, cerita Otte, pasukan Uni Soviet sudah akan masuk ke Berlin. Selang beberapa hari, Otte diperintahkan Goebbels menguburkan lempengan foto catatan hariannya (dari 17.000 lembar kertas dicetak jadi ratusan lempengan) di hutan di pinggiran Berlin. "Saat Berlin dibebaskan kembali, segera melapor pada saya," kata Goebbels, seperti dikutip Otte. Goebbels, kata sang stenografer, sejak awal berniat menerbitkan catatan hariannya setelah perang usai, karena itu ia memerintahkan catatan itu dicetak di lempengan foto. Tampaknya, sebagian lempengan foto yang dikubur itu berhasil ditemukan tentara Uni Soviet dan dibawa ke Moskow. Sebagian lagi disimpan Jerman Barat dan sudah diketahui isinya sejak berdasawarsa lalu. Dimuatnya buku harian Goebbels secara utuh di korankoran, menyebabkan banyak pihak mengkhawatirkan dampaknya pada generasi baru di Eropa, terutama pada gerakan rasialis Ultra Kanan (Neo Nazi), yang belakangan ini kian marak di Eropa Barat. "Itu semacam propaganda dari dalam kubur," kata ahli sejarah dari Inggris, Peter Patfield, yang menyebut Goebbels sebagai tokoh sangat cerdas dan yang bisa membangkitkan semangat massa jadi menggebu-gebu. Adapun keberadaan buku harian Goebbels di Moskow memang sudah disebut-sebut sejak 1990. Pengakuan itu disampaikan kepala arsip Uni Soviet yang diwawancarai koran lokal, Izvestia. Selain menyimpan sebagian buku harian Goebbels, kabarnya juga ditemukan pula bahan penting lain, yakni laporan autopsi jenazah Hitler dan kekasihnya, Eva Braun. Laporan itu, sejak 1945, konon disimpan dalam arsip dinas rahasia Soviet, KGB. Berbeda dengan yang diketahui selama ini, bahwa Hitler bunuh diri dengan tembakan pistol, laporan dari Moskow menyebut pemimpin Nazi itu mengakhiri hidupnya dengan menelan pil sianida. FS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini