MEREKA disebut "anjing-anjing peperangan" -- satu sebutan dari
Shakespeare yang dikutip noelis Frederick Forsyth ("The Day of
the Jackal") dalam bukunya yang ketiga, "The Dogs of War" (l9
74). Kehidupan tentara sewaan memang bisa brutal seperti
terlukis dalam novel itu -- sebagaimana juga tentara sewaan yang
dipergunakan para raja Eropa dalam abad ke-12 dan ke-13, dan
juga yang dipergunakan di Konggo tahun 1960. Kini, setelah 21
"anjing peperangan" dari Inggeris ditembak mati di Angola oleh
komandan mereka sendiri yang buas -- karena mereka menolak
bertempur melawan tentara Kuba yang berjumlah banyak itu
perhatian disorotkan ke ogoran in. Di antaranya adalah kisah
seorang pemuda dengan nama samaran, dengan latar belakang
kekeruhan ekonomi Inggeris sekarang -- sebagaimana ditulis dalam
The Daily Mirror pekan lalu:
LARRY Segrave ingin jadi tentara sewaan. Menganggur, dan tanpa
harapan, ia siap menyabung nyawa. Satu-satunya yang bisa ia
berikan: kebolehannya menembak tepat. Mengetahui keadaan yang
makin berat dipihak FNLA di Ango itu, bisa dibayangkan jenis
manusia apa yang siap menyerahkan dirinya ke sana. Lewat segala
macam perhitungan: FNLA itu tidak terlatih baik, persenjataan
amat buruk dan nyaris terkalahkan. Tapi toh Larry, anak muda
berumur 29 tahun, bertekad juga akan ke Angola. Larry tinggal
bersama isterinya, Pat, dengan 4 orang anak di Birmingham,
Inggeris. Dan secara terus terang ia mengaku bahwa keputus-asaan
dalam mencari uang sudah menyeret dirinya ke pekerjaan yang
mempertaruhkan jiwa. "Saya tidak bisa melihatnya seperti orang
lain. Saya bukan anak brandal. Saya adalah manusia biasa yang
tidak punya pekerjaan. Dan kalau anda berada di tempat saya
sekarang, mati pun tidak menakutkan, sebab yany, anda pikirkan
hanya uang", begitu ia berkata.
Larry sesungguhnya tidak bertampang tentara bayaran. Tubuhnya
kurus, muka pucat. Ia nampaknya terlalu cepat mateng. Bersama
keluarganya, ia hidup dari dana sosial, ditambah dengan sedikit
tunjangan keluarga. Flat keluarga Larry Segrave di distrik Alum
Rock, Birmirham, dilengkapi dengan peralatan rumah tangga yang
sangat minim. Gambaran kemiskinan ini masih diperkuat lagi
dengan pernyataan Pat Segrave bahwa selain ke warung, ia hampir
tidak pernah meninggalkan flatnya.
Di pertengahan tahun enam-puluhan, Larry adalah tentara pada
batalion ke 3 dari Royal Greenjacket. Sebagai pasukan senapan,
ia mendapatkan latihan hutan di Kalimantan. Sekarang ini
sebenarnya pengetahuan militernya sudah luntur, tapi toh ia
yakin masih pantas untuk mendapatkan Rp 150 ribu per minggu di
Angola sana.
Untuk mempersiapkan hidup yang lebih baik bagi anak-anaknya, ia
siap berpisah dengan mereka. "Saya sungguh ingin melihat mereka
menikmati hidup yang dulu saya tidak peroleh", kata Larry. Dan
orang Birmingham inipun mengisahkan penderitaannya ketika kecil.
"Saya ini bahkan tidak pernah kenal bapak saya. Saya dan
kedelapan saudara perempuan saya ngeloyor saja dari rumah
beberapa tahun silam setelah ibu kami meninggal dunia". Beberapa
lama ia lontang-lantung di London, kemudian jadi tentara sebelum
pada akhirnya kawin. "Saya membawa pulang penghasilan saya pada
hari Jumat, tapi bangkrut kembali pada hari Sabtu. Uang itu
semuanya habis untuk makan dan pakaian". begitu cerita Larry.
Dengan mengeluh ia bertanya: "Kehidupan macam apa ini? Kami
tidak pernah melakukan sesuatu sebagai keluarga. Bahkan kami
tidak pernah keluar berdua sebagai suami isteri. Tidak, saya
tidak bisa tahan lagi begini".
Larry tahu bahwa dengan menjadi tentara sewaan ada kemungkinan
ia tidak akan pernah kembali. "Tapi itu risiko yang harus saya
pikul". Tambahnya dengan yakin: "Saya siap melakukannya untuk Rp
150 ribu sepekan. Itu rezeki besar buat saya dan itu jauh lebih
besar dari penghasilan tentara di Ulster (Irlandia) yang juga
mempertaruhkan jiwanya".
Pat Segrave adalah wanita kurus dengan mata besar yang sayu.
Isteri Larry ini amat tidak bahagia dengan rencana keberangkatan
suaminya. "Saya amat risau tapi juga tidak bisa tahan terus
hidup susah seperti ini. Lagi pula hal itu ia lakukan untuk
kami".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini