Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Investigasi

Awan masih gelap?

Kepala negara nigeria, jenderal murtala muhammad telah meninggal. kudeta para perwira "revolusioner muda" di lagos gagal. nasib pemimpin letkol b.s. dimka kudeta belum diketahui. (int)

28 Februari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MESKIPUN berhasil menewaskan Kepala Negara Nigeria, Jenderal Murtala Muhammad, kudeta para perwira "revolusioner muda" di Lagos itu ternyata gagal: Kabar bersimpang siur mengenai nasib Letnan Kolonel B.S. Dimka, kepala pusat pendidikan jasmani Angkatan Darat Nigeria yang memimpin usaha kudeta tersebut lumat pagi dua pekan silam. Di bawah Letnan Jenderal Olusegun Obasanyo, panglima tentara Nigeria, keadaan ini pulih kembali. Tapi demonstrasi kecil-kecilan pekan silam melanda kedutaan Amerika dan Inggeris di Lagos. Demonstrasi itu kabarnya antara lain bersumber pada berita, bahwa selepas mendapatkan berita kematian Murtala Muhammad di atas mobilnya dalam perjalanan ke kantor, sejumlah perwira muda Nigeria berkumpul di kantor perwakilan Inggeris. Sedang serangan terhadap kantor perwakilan Amerika bersumber pada serangan terbuka Marsekal Haji Idi Amin ke alamat Amerika, sebagai negara yang dianggapnya "terlibat" dalam perampasan kekuasaan itu. Sembari menyampaikan rasa duka citanya pada hari Minggu tanggal 15 Pebruari yang silam, Idi Amin juga berkata: "Secara pribadi, saya beserta semua negara yang mencintai perdamaian di dunia ini mengecam cara Amerika dalam menggulingkan pemimpin-pemimpin". Tidak lupa Amin mengingatkan kembali kematian Sir Haji Abubakar Tafawa Balewa di bulan Januari tahun 1966 oleh sebuah kudeta di Lagos. Kudeta itu gagal. Tapi Balewa yang memimpin Nigeria ke gerbang kemerdekaannya tidak bisa terhindar dari maut. Beberapa bulan kemudian, Jenderal Auyi Ironsi yang menggantikan Balewa, tewas pula oleh sebuah kudeta. Perampasan kekuasaan inilah yang membawa Nigeria kepada suatu perang sudara -- perang Biafra --yang berlangsung dari tahun 1967 hingga tahun 1970. Perampasan kekuasaan kemudian terjadi lagi di Nigeria sekitar 6 bulan silam. Ketika Jenderal Yakobu Gowon sedang berada di Kampala menghadiri petemuan Organisasi Persatuan Afrika. Secara tidak menumpahkan darah, Jenderal Murtala Muhammad menggantikannya sebagai kepala negara. Kematian Murtala dua pekan silam dinilai oleh Idi Amin sebagai "awan gelap dalam sejarah Nigeria". Di London pekan silam, Jenderal Gowon yang mengasingkan diri dari politik -- menjadi mahasiswa ilmu politik di Universitas Warwick -- muncul kembali -- dalam koran-koran. Ia membantah keterlibatan iparnya dalam kudeta berdarah yang gagal itu. Katanya: "Letnan Kolonel B.S. Dimka yang memimpin kudeta itu bukanlah ipar saya. Saudara ipar saya adalah Samuel Dimka, kepala polisi di Nigeria". Dan sementara masa berkabung masih menyelimuti Nigeria, hingga kini secara resmi nama owon memang belum pernah disebut sebagai orang yang berhubungan dengan kudeta hari umat itu. Meskipun salah seorang yang mengorganisir perampasan kekuasaan tersebut ada dikutip berkata: "Gowon yang digulingkan 6 bulan silam sebenarnya kurang diberi kesempatan untuk memperbaiki diri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus