Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ketakutan washington

Organisasi persatuan afrika mengakui mpla. washing ton belum mengakui sebelum pasukan kuba dan soviet ditarik dari angola. demi pengakuan itu agustino nettho berusaha menyanggupinya.

28 Februari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ORGANISASI Persatuan Afrika (OAU) akhirnya sepakat juga mengakui Republik Rakyat Angola (MPLA), pekan silam. Pada pertemuan tingkat tinggi mereka di Adis Abeba beberapa waktu yang lalu, suara dalam organisasi ini persis terbagi dua. Tidak ada kata putus. Kemenangan yang terus-menerus dinikmati oleh MPLA di satu pihak, serta bantuan Afrika Selatan dan tentara sewaan terhadap gabungan UNITA dan FNLA di lain fihak, secara bersama menggiring negara-negara Afrika itu untuk bersimpati kepada PLA. "Persoalan pemerintahan saingan di Angola sudah selesai", kata Peter Onu, pembantu Sekjen OAU pekan silam, beberapa saat setelah mengumumkan pengakuan organisasinya terhadap MPLA. Dari 62 negara yang mengakui MPLA, 32 adalah negara Afrika. Zaire dan Zambia yang berbatasan dengan Angola -- dan tentu saja juga Afrika Selatan -- masih belum sudi memberikan pengakuannya. "Tarik dulu pasukan-pasukan Kuba dan Uni Soviet, baru kita pertimbangkan pengakuan itu", kata Presiden Zaire, Mobutu. Alasan yang sama juga terdengar dari Washington. "Sulit memberikan pengakuan sebab, belum jelas siapa sebenarnya yang berkuasa di sana, kata John Trattner, juru bicara deparlu di Washington. "Sementara pasukan Kuba masih bertempur di bekas jajahan Portugal itu, saya rasa belum perlu memikirkan sebuah pengakuan", tambah Trattner pula. Lebih keras dari juru bicaranya adalah Menlu Kissinger dalam suatu konperensi pers di Washington beberapa hari silam, Kissinger dikutip sedang "mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh kemungkinan pengiriman tentara ke Zaire dan Zambia, jika kedua negara itu meminta dengan alasan-alasan bahwa mereka terancam oleh keadaan di Angola". Sambil mengumumkan ancaman seriusnya Menlu Amerika itu juga berbicara tentang tidak adanya kebencian Washington terhadap pemerintahan MPLA. "Tapi kami memusuhi campur tangan asing di bekas koloni Portugal itu". Kissinger secara terus terang mendakwa kemenangan MPLA sekarang ini merupakan akibat langsung dari terlibatnya 12 ribu tentara Kuba dengan 300 juta dollar bantuan dari Moskow. Beberapa hari kemudian, di Venezuela, Kissinger berbicara lebih keras lagi. "Amerika Serikat tak akan membiarkan campur tangan bersenjata Kuba lebih lanjut di luar negeri, seperti yang dilakukannya di Angola sekarang ini", katanya. Ketika baik Kongres maupun komite luar negeri DPR Amerika menentang keterlibatan Amerika dalam urusan Angola, tidak dijelaskan oleh Kissinger cara macam apa yang akan ditempuh Gedung Putih untuk membantu Zaire dan Zambia serta mencegah merajalelanya pasukan luba di luar negeri. Sementara itu, ancaman kehadiran pasukan Kuba tersebut memang makin jadi kenyataan. Sebuah laporan menyebutkan bahwa bahkan sebelum krisis Angola, pasukan Kuba sebenarnya sudah bertempur di Timur Tengah melawan tentara Israel. Nampaknya hal ini merupakan taktik Uni Soviet untuk merebut hati negara-negara dunia ketiga sembari tidak terlalu mengguncangkan peredam ketegangan yang sedang dibinanya dengan Amerika Serikat. Uni Soviet bisa saja mengirimkan tentaranya ke mana-mana, tapi tentu hal ini akan memancing reaksi keras Washington. Dengan mendesak Fidel Castro mengirimkan tentaranya, Moskow bisa mengelak tuduhan intervensi langsung. Pada saat yang sama, Moskow mendahului Peking dalam merebut simpati dan pengaruh di dunia ketiga. Justru kenyataan inilah yang ditakutkan oleh Washington dan beberapa negara Afrika yang pro Barat. "Mana lagi setelah Angola", tanya seorang pejabat di Zaire. Dan berbagai pergolakan yang melanda Afrika hitam sekarang ini memang tanah subur bagi bantuan Soviet dan Kuba, ketika baik Peking maupun Washington hampir lumpuh dalam soal bantuan macam itu. Afrika Selatan yang menguasai Namibia (Afrika Barat Daya) yang bergolak dan ketegangan rasial dalam negeri yang tak kunjung reda, sudah jeias merupakan sasaran tak terelakkan dari gerakan tersebut. Karena itulah maka dengan-segala daya, Afrika Selatan membantu UNITA dan FNLA yang ternyata tidak sanggup menahan tekanan pasukan Kuba itu. Di Eropa, ketakutan Washington dan sejumlah negara Afrika pro-Barat itu bukannya tidak dirasakan. Tapi justru karena itulah maka Inggeris cepat-cepat memberikan pengakuan. "Supaya kita bisa punya kontak secara langsung", kata Menlu Canaghan, pekan silam. Dipelopori oleh Perancis, anggota Masyarakat Ekonomi Eropa satu per satu akhirnya juga memberikan pengakuannya. Dibarengi oleh pengakuan dari sejumlah negara Asia, kedudukan Washington lama-lama tinggal terpencil. Kenyataan ini toh masih tetap kurang menguntungkan Republik Rakyat Angola yang tentu akan lebih afdol jika juga diakui oleh Gedung Putih. Menyadari inilah barangkali maka pekan silam tersiar kabar pendekatan Presiden Dr. Agustino Nettho ke Washington. Lewat William Coughlin (pembantu senator John Tunney) pihak MPLA kabarnya memberikan kabar bahwa pasukan Kuba sebentar lagi akan ditarik dari Angola. Dan bahwa pemerintahan rakyat Angola tidak akan mengizinkan dibangunnya sebuah pangkalan asing pun di wilayahnya. Nah, kalau ini benar, sudah tentu tidak banyak halangan bagi Washington untuk kirim duta ke Luanda sana. Tapi sambil lalu saja, buat apa Uni Soviet mengorbankan 300 juta dollar dan Kuba mengorbankan sejumlah putra-putranya? Hanya kenangan manis dalam sejarah?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus