PEKAN lalu telah lahir pada zaman Heisei ini, kekuatan yang berhasil menumbangkan dominasi LDP selama 38 tahun: pemerintahan Morihiro Hosokawa, ketua koalisi tujuh partai. Mengakui dahsyatnya rintangan sebelum menang, Hosokawa pun bertamsil, ''Bayi yang lahirnya sulit biasanya tumbuh lebih baik.'' Pemilihan perdana menteri baru oleh Shugiin atau Majelis Rendah biasanya sekadar formalitas. Namun, proses itu dihalangi oleh LDP. Kekalahan partai itu sulit diterima para tokohnya. Rintangan pertama terjadi ketika Takako Doi, wanita yang pernah memimpin Partai Sosialis Jepang (PSJ), ditunjuk sebagai ketua baru Majelis Rendah. PSJ adalah anggota koalisi terbesar. LDP segera protes, mengancam akan memboikot sidang jika Doi diberi kursi itu. Usul Hosokawa agar majelis rendah cukup bersidang selama 10 hari ditolak LDP (Partai Demokratik Liberal). Partai yang sekian lama menguasai segala peraturan di parlemen menuntut agar sidang berjalan sampai 20 hari. Pada tahun 1979, peristiwa serupa terjadi dalam tubuh LDP, yakni di antara dua calon perdana menteri. Proses pemilihan tertunda delapan hari. Maka, tidak heran bila Hosokawa dan koalisinya tidak pesimistis. ''Yang penting, suatu era yang cukup lama telah selesai, dan kini yang baru akan mulai,'' kata Masayoshi Takemura, Ketua Partai Sakigake, yang akrab dengan Hosokawa. Ia benar. Mendadak LDP munarik tuntutannya, dan semua usul Hosokawa diterima. Maka, langkah pertama, yakni pemilihan ketua Shugiin, berlangsung malam Sabtu pekan lalu. Empat jam kemudian, Hosokawa terpilih sebagai perdana menteri dengan 262 suara, menang 38 suara di atas Ketua LDP Yohei Kono. Hosokawa belum bisa membentuk kabinetnya. Dia harus dilantik dulu oleh Kaisar Akihito, yang baru kembali dari Belgia Senin pekan ini, setelah menghadiri upacara pemakaman Raja Badouin. Namun, ada beberapa nama yang hampir pasti akan masuk dalam kabinetnya. Tersebutlah Tsutomo Hata, ketua partai Shinseito, sebagai calon terkuat wakil perdana menteri, merangkap menteri luar negeri. Hata pernah menjabat menteri pertanian dan perikanan, juga menteri keuangan. Tapi ada pula yang berspekulasi bahwa Akio Morita, orang nomor satu dalam perusahaan termasyhur Sony yang flamboyan itu, akan tampil sebagai menteri luar negeri. Itu analisa dalam koran terkemuka The New York Times pekan lalu, yang menulis bahwa Hosokawa juga sedang mempertimbangkan untuk mengajak serta tokoh-tokoh nonpartai. Dari kalangan koalisi, Masayoshi Takemura, tokoh yang kabarnya paling dipercaya oleh Hosokawa, disebut-sebut sebagai calon menteri sekretaris negara. Ketua dari tiga partai: Sadao Yamahana dari Partai Sosialis, Koshiro Ishida dari Komeito, dan Keigo Ouchi dari Sosialis Demokrat, bisa dipastikan akan kebagian kursi sebagai menteri. Begitu pula enam pemimpin dari tujuh partai, tampaknya mereka akan menjadi anggota kabinet Hosokawa. Patut dicatat, semua anggota kabinet Hosokawa cuma terdiri dari 21 menteri. Namun, yang masih belum terjawab adalah ini: apakah pemerintah baru yang multipartai dan aliran itu cukup kuat untuk tidak menjadi bulan-bulanan LDP? (lihat kolom Hero U. Kuntjoro-Jakti). Yuli Ismartono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini