Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dicoba berunding ke Hanoi

Menlu malaysia, tengku ahmad rithauddeen, ditunjuk menjadi ketua panitia tetap asean untuk perundingan dengan hanoi. sementara perkembangan di kamboja tambah ruwet. (ln)

22 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKIBAT pertempuran yang terus berlangsung -- antara pasukan Vietnam dan sisa pasukan rezim Pol Pot -- sekitar 120.000 perang Kambodia telah mengungsi ke Muangthai. Bahkan 80.000 penduduk Muangthai yang berdiam di sekitar perbatasan terpaksa meninggalkan kampung halamannya karena merasa terancam. Kenyataan semakin gawat itu rupanya rnendorong para Menlu ASEAN untuk mengadakan sidang 'tidak resmi' pekan lalu di Kuala Lumpur. Menlu Muangthai Upadit Pachariyangkun semula mengusulkan supaya mereka dapat bersidang. Namun sidang yang semula direncanakan akan berlangsung selama hari itu ternyata hanya berlangsung 1 hari saja. Satu di antara keputusannya -- yang agak mengagetkan -ialah ditunjuknya Menlu Malaysia, Tengku Ahmad Rithauddeen, selaku Ketua Panitia Tetap ASEAN, untuk melakukan perundingan dengan pemerintah Hanoi. Pendekatan itu dianggap mendesak, walaupun Hanoi tetap tak pernah mengakui ASEAN. Maka itu Menlu Mochtar Kusumatmadja, sepulangnya dari Kuala Lumpur mengatakan bahwa kunjungan Rithauddeen itu merupakan awal dari suatu usaha mencari landasan bersama antara ASEAN dan Vietnam. Artinya, ASEAN sendiri mungkin tak berharap banyak dari kunjungan Rithauddeen itu. "Paling tidak kunjungan itu akan membantu menjernihkan kecurigaan Vietnam terhadap ASEAN," tambah Mochtar. Norodom Sihanouk Begitupun suatu usul Muangthai yang menghimbau PBB untuk mengirimkan tim peninjau ke perbatasan dan supaya menambah tenaga petugas yang membantu para pengungsi, berhasil menjadi keputusan bersama ASEAN. Sedang masalah pencabutan pengakuan Inggris terhadap rezim Pol Pot yang semula diduga akan menjadi bahan pembicaraan hangat tampaknya dilewatkan begitu saja. Sebelumnya Menlu Singapura Sinnathamby Rajaratnam menyesalkan tindakan Inggris itu, yang menurut dia, hanya akan menambah rumitnya usaha ASEAN bagi penyelesaian politik di Kambodia. Memang perkembangan terakhir di kawasan itu sudah ruwet. Akan sukar dicapai suatu penyelesaian politik yang memuaskan semua pihak. Suatu rumusan yang tepat, jika diusulkan, mungkin juga akan sia-sia. Rajaratnam dalam suatu wawancara sebelum sidang Menlu ASEAN tadi mengatakan bahwa Pangeran Norodom Sihanouk, bekas kepala negara Kambodia, bisa diharapkan menjadi pemimpin yang baik bagi negara itu. Namun sidang Menlu ASEAN itu memutuskan tetap melanjutkan pengakuannya pada pemerintah Demokrasi Kambodia yang dipimpin Pol Pot. "Tapi itu tidak berarti tanpa reserve," kata Mochtar. "Kita tak bisa menutup mata terhadap kekejaman yang telah dilakukan Pol Pot."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus