Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh kemerdekaan Timor Leste dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Jose Ramos Horta, akan mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan umum bulan Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Partai Kongres Nasional Rekonstruksi Timor Leste (CRNT), yang dipimpin oleh mantan presiden Xanana Gusmao, memberikan dukungan pada politisi 72 tahun itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami yakin Ramos-Horta akan memenangkan pemilihan umum, bukan karena Ramos-Horta sebagai figur tetapi karena dukungan dari rakyat," kata anggota partai CNRT, Fransisco Dos Santos, kepada Reuters, Senin, 24 Januari 2022
Ramos-Horta adalah presiden Timor Lesete 2007-2012 dan perdana menteri antara 2006 hingga 2007.
Negeri ini menghadapi serangan kekerasan dan dalam beberapa tahun terakhir berjuang dengan ketidakstabilan politik yang telah menghambat upaya mengurangi kemiskinan, memberantas korupsi dan mengembangkan sumber daya energi yang kaya.
Donald Greenlees, seorang penulis buku tentang perjuangan kemerdekaan Timor Timur, mengatakan pencalonan Ramos-Horta merupakan indikasi bahwa "generasi gerilya" pemimpin bangsa tidak bisa melepaskan diri.
"Timor Leste sayangnya menderita ketidakmampuan untuk melanjutkan generasi dalam hal kepemimpinan politik dan itu tragis bagi masa depan negara," kata Greenlees, yang merupakan peneliti tamu di Pusat Studi Strategis dan Pertahanan di Universitas Nasional Australia.
"Jika Timor Lorosa'e ingin memodernisasi dan memasuki abad ke-21 dengan benar, maka dibutuhkan orang-orang muda dengan ide-ide segar."
Pemilihan, yang dijadwalkan pada 19 Maret 2022, akan menampilkan Ramos-Horta melawan mantan pejuang perlawanan dan Presiden petahana Francisco "Lu-Olo" Guterres yang didukung oleh Partai Fretilin, Wakil Perdana Menteri Armanda Berta dos Santos, dan mantan imam Katolik Martinho Germano da Silva Gusmao.