Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mikail Akar, 7 tahun, sekilas tampak seperti anak-anak seumurannya. Namun yang membedakan Akar dengan anak-anak lainnya yakni dia telah berhasil mengambil alih panggung seni internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Akar yang lahir di Kota Cologne, Jerman, pada 2012, adalah anak yang sangat pandai melukis. Dia bahkan dijuluki sebagai ‘Picasso Pra-Sekolah’ oleh media-media Jerman. Lukisan Akar terjual dengan harga ribuan euro atau lebih dari Rp 15 juta, dimana pembelinya orang-orang dari berbagai belahan dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Di usianya yang baru tujuh tahun, ia lahir untuk dunia seni," kata Kerem Akar, ayah yang sekaligus manajer Akar.
Ayah Akar menemukan bakat Mikail secara kebetulan beberapa tahun yang lalu, ketika dia memberikan Akar kado ulang tahun yang ke-4 berupa sebuah kanvas dan beberapa cat sidik jari.
"Kami sudah membelikannya cukup mobil-mobilan dan action figure, jadi kami punya ide untuk memberinya kanvas. Secara mengejutkan, lukisan pertama terlihat fantastis, yang awalnya saya mengira istri saya yang melukisnya," kata Kerem Akar.
Pada lukisan Akar yang kedua dan ketiga, semua bagus-bagus. Walhasil, ayah Akar pun sangat yakin putranya punya bakat melukis.
Bakat Akar terlihat dalam koleksi terbarunya, hasil kolaborasi dengan bintang sepak bola Jerman dan Bayern Munich, Manuel Neuer. Satu lukisannya baru-baru ini dijual seharga 11.000 euro atau sekitar Rp 169 juta. Hasil penjualan lukisan itu disumbangkan bagi anak-anak yang membutuhkan bantuan.
Ledakan warna yang mengingatkan orang-orang pada Jackson Pollock, karya itu adalah ciri khas gaya ekspresionis abstrak Akar. Dalam wawancara dengan media, Akar mengatakan dia mengidolakan Jakson Pollock, Michael Jackson dan Jean-Michel Basquiat.
Dia juga telah mengembangkan tekniknya sendiri, termasuk menerapkan cat dengan meninju kanvas dengan sarung tinju ayahnya.
Pada presentasi karya baru Akar di sebuah galeri pribadi di Berlin Desember 2019 lalu, seorang pengunjung mengatakan dia dibuat kagum setelah mengetahui bahwa pelukis lukisan-lukisan indah itu seorang anak yang baru masuk SD.
"Keseimbangan dan harmoni komposisi - saya tidak akan mengharapkan itu dari seorang anak," Arina Daehnick, fotografer dari Berlin.
Diana Achtzig, direktur Galeri Achtzig untuk Seni Kontemporer di Berlin, mengatakan dia terkesan dengan imajinasi dan variasi yang dilakukan Akar.
"Selama dia memiliki seseorang yang mendukungnya dan tidak mengeksploitasinya, maka dia memiliki masa depan yang cerah di depannya," imbuhnya.
Anak jenius Mikail Akar, 9 tahun, dari Jerman yang pandai menggambar dan dijuluki Picasso. Sumber: AFP/asiaone.com
Kendati pandai melukis, Akar mengaku bercita-cita ingin menjadi atlit sepak bola. Sebab melukis cukup melelahkan baginya dan terkadang butuh waktu lama.
Ayah Akar pun memastikan dia dan istrinya tidak mendorong putra mereka terlalu keras dan berusaha melindunginya dari popularitas.
"Dia hanya melukis kalau dia mau. Kadang itu seminggu sekali, kadang sebulan sekali," imbuhnya.
Namun ayah Akar juga mengakui bahwa hidupnya telah berubah secara drastis sejak menemukan bakat putranya, dia juga berkata bahwa ia dan istrinya sekarang hidup untuk seni. Sejak Akar terkenal, Karem Akar, 38 tahun, yang mantan salesman dan agen rekrutmen, beralih menjadi manajer putranya.
Akar sekarang memiliki lebih dari 40.000 pengikut di Instagram, dan akan memamerkan karya lukisnya di luar negeri untuk pertama kalinya pada musim semi 2020.
asiaone.com | Galuh Kurnia Ramadhani