GEJALA-gejala alam sudah kian sulit diramalkan, malah ada yang menyimpang. Contohnya, gelombang dinginyang kini melanda Eropa. Paus Yohannes Paulus II menilainya sebagai "suatu kejutan" ketika dari ketinggian balkon menyaksikan hamparan salju menutupi lapangan Basilika, Gereja St. Petrus. "Pemandangan yang jarang terjadi di kota ini," kata pemimpin Gereja Katolik itu. Ia benar. Untuk pertama kali dalam 14 tahun Roma dan sekitarnya tertutup salju setebal 15 cm. Negeri Belanda, yang selalu "merindukan" salju, tiba-tiba memperoleh selimut es yang sama tebalnya. Tapi London cuma tertutup salju 5 cm, sedangkan pantai Cote d'azur yang tersohor di Prancis Selatan juga kebagian hamparan es yang lebih tipis. Benua Eropa kawasan barat dan selatan terutama mengalami musim dingin paling buruk sejak 1956. Korban manusia yang tewas mencapai 100 orang. Lalu lintas darat, yang biasanya sibuk, apalagi karena musim liburan, banyak terganggu dan di sana-sini terpaksa dihentikan. Banyak rute penerbangan dibatalkan, sedangkan beberapa bandar udara internasional terpaksa ditutup sehari dua. Boleh dikatakan, sepanjang pekan silam, lalu lintas mendadak lumpuh. Adalah gelombang udara dingin dari Siberia yang menyebabkan Eropa menggigil. Cuma tidak ielas mengapa dinginnya blsa sedahsyat itu. Di kawasan La Brevine, Swiss, suhu anjlok -40 C, Sabtu lalu. Di Bavaria, Jerman Barat, suhu -39 C, lebih dingin daripada suhu biasa di padang salju Siberia atau di sudut utara Kanada, dekat kutub. Di banyak tempat di Prancis suhu rata-rata -20C, di Italia -9C. Bisa dimaklumi jika tiga pendaki diberitakan hilang di Pegunungan Alpen. Sementara itu, Spanyol dirugikan US$ 57 juta, karena panen jeruk dan sayur mayur rusak total. Yunani, yang biasanya lebih hangat, juga di terpa salju dan hujan deras. Akibatnya, hubungan antardesa putus, dan Laut Aegea dinyatakan tidak aman untuk perahu-perahu kecil. Yang paling menderita siapa lagi kalau bukan para gelandangan. Stasiun bawah tanah Prancis diperintahkan tetap dibuka agar orang-orang malang itu terlindung dari sengatan dingin. Soalnya, dari 100 korban, sebagian besar adalah tunawisma, disusul mereka dari golongan usia lanjut. Hanya sejumlah kecil tewas karena kecelakaan di Jalan. Pengemudi mobil memang dilarang turun karena "permukaan jalan tak ubahnya gelanggang es, cocok untuk main skate," kata seorang polisi di Sussex, London Timur. "Mengemudikan mobil sama dengan bunuh diri," sambungnya memperingatkan. Sekalipun begitu, arus melarikan diri ke selatan kian deras saja. Penduduk mencoba menghindar dari sengatan dingin, mencari tempat-tempat yang sedikit lebih hangat. Sementara ItU, pengusaha olah raga ski tersenyum-senyum saja melihat salju turun. Rezeki akan lebih banyak mengalir ke koceknya, karena peminat ski berlipat ganda. Lagi pula, Pusat Cuaca London telah meramalkan bahwa gelombang dingin asal Siberia itu masih akan terus berkepanjangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini