Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksy memberikan penghargaan Order of Merit kepada pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal atas dukungan dan kontribusi berkelanjutan dalam mengkampanyekan kebebasan Ukraina dari serangan Rusia. Penyerahan penghargaan ini diwakili oleh Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin dalam acara yang berlangsung di Mohammad Hatta Lounge, ruangan baru FPCI di Mayapada Tower Jakarta Pusat, pada Rabu, 28 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Atas kontribusi besar dalam memperkuat dialog dan kerja sama antar negara untuk mendukung ketenangan negara dan integritas wilayah Ukraina, serta mempopulerkan Ukraina di dunia, saya menganugerahi Dr. Dino Patti Djalal, pendiri dan ketua FPCI dengan Order of Merit,” kata Vasyl.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pidatonya, Dino bercerita tentang pengalamannya mengunjungi Ukraina di tengah invasi Rusia yang dimulai pada 24 Februari 2022. Selang dua tahun, Zelensky mengatakan 31 ribu tentara Ukraina telah terbunuh sejak awal invasi.
Laporan terbaru Misi Pemantauan HAM PBB untuk Ukraina (HRMMU) memverifikasi ada 30.457 korban sipil sejak 24 Februari 2022. Jumlah itu terdiri dari 10.582 korban jiwa dan 19.875 korban luka-luka, dengan kemungkinan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi.
Dino, yang bekerja selama 28 tahun di Kementerian Luar Negeri RI, menilai situasi di Ukraina merupakan ujian bagi politik luar negeri Indonesia dalam hal konsistensi. Menurutnya, prinsip-prinsip yang dianut Indonesia ihwal politik luar negeri seperti kemerdekaan, kedaulatan dan integritas wilayah memandu keputusan yang diambil pemerintah. Invasi yang terjadi di Ukraina merupakan ujian lain atas konsistensi Indonesia dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut.
“Mudah untuk mengatakan bahwa kita berkomitmen terhadap hal-hal seperti persatuan nasional, kemerdekaan, non-intervensi, ketika kita tidak ditantang. Saat keadaan normal,” ujarnya.
“Namun ketika hal-hal ini ditantang, saat itulah prinsip-prinsip kita ini diuji,” katanya. “Apa jadinya jika (serangan) terjadi di negara lain. Apa yang kita lakukan? Dan ketika hal ini terjadi pada orang Eropa, apakah kita siap untuk konsisten mengatakan bahwa itu salah?”
Dino menegaskan Indonesia bukan musuh Rusia. Oleh karena itu, Indonesia tidak perlu terlibat secara langsung dalam konflik Rusia-Ukraina, tetapi harus mampu mengkritik Rusia atas invasi militernya.
Dino menilai penghargaan dari Presiden Zelensky sebagai suatu kehormatan pribadi dan bagi FPCI, yang dia rintis pada 2015. Sejak awal ketika invasi Rusia terhadap Ukraina dua tahun lalu, FPCI telah memikirkan posisi apa yang diambil.
“Tidak bisa ada justifikasi terhadap invasi Rusia terhadap Ukraina. Karena itulah kita menambil posisi yang berprinsip dan mungkin tidak populer, karena di sini pun banyak pendukung Rusia dan invasi Rusia. Tetapi ini konsisten dengan posisi kita dalam menangani berbagai konflik di kawasan dan konflik internasional,” kata dia.
NABIILA AZZAHRA A.
Pilihan editor: Volodymyr Zelensky Legalkan Ganja di Ukraina untuk Tujuan Medis
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini